HAPPY READING🪐🥰
.
.
.
Seminggu penuh, Desi dan Mila menemani Nafisa usai kejadian itu. Dhaniar sebenarnya keberatan. Namun, jika mengingat ini terjadi karena ulahnya, mau tak mau ia setuju. Sore ini kedua ibu-ibu itu akan pulang, jelas Dhaniar senang bisa kembali berduaan dengan istrinya.
"Ibu mau pulang, awas ya sampai dengar kabar gini lagi, ibu pecat kamu dari daftar anak!"
"Dhaniar udah keluar dari kartu keluarga juga Bu," balasnya. Nafisa melotot, dasar Dhaniar.
Mila yang tidak terima langsung menjewer telinganya. "Kamu ya, udah mau punya anak kelakuan masih aja kayak bujangan."
"Ampun Bu, udah dong, merah nanti," protes Dhaniar, Mila semakin geram.
"Makanya ka---"
Tit.Tit
Klakson mobil yang baru saja parkir menghentikan kegiatan Mila. "Untung Ayah sama mertuamu datang, kalau nggak ibu potong sekalian!"
"Ibu kenapa mau punya cucu malah galak sih---"
"Mas ---"
"Arrggghh, ampun Bu sakit!" Dhaniar memekik kala Mila mencubitnya.
"Makanya, ngomong lagi mau mulutnya yang disobek sekalian?" Tanyanya membuat Dhaniar diam, sedangkan Desi dan Nafisa tertawa.
"Oh iya, empat bulanan nanti jadi disini to Le?"
"Insyaallah Ma, nanti Dhaniar sama Nafisa pikirkan lagi, kalau memang nanti disini bisa sekalian ngundang tetangga baru juga."
Desi dan Mila mengangguk. "Berarti tujuh bulanan di Kambangan kan?" Nafisa lantas melirik Dhaniar usai Mila bertanya.
Dhaniar mendengus, ia tahu Nafisa sangat ingin pulang. "Iya Bu, Ma, tujuh bulanan dan lahiran kalau bisa di Kambangan."
Nafisa langsung sumringah dan hendak melompat girang. Tapi Dhaniar lebih dulu memeluknya. "Ada bayi Mbul, kamu gak lagi sendiri, jangan lompat-lompat ya."
Nafisa mengangguk lantas membalas pelukan Dhaniar dengan senang.
***
"Mas, besok jalan-jalan ya."
Dhaniar mengerutkan keningnya. "Mbul, kalau ketahuan ibu atau mama nanti dimarahi."
"Nginap---"
"Tujuannya ke?"
"Pantai."
"Antai, Bubun?" tanya Daffi yang langsung menghentikan kegiatan bermainnya saat mendengar kata 'pantai'.
"Tuh, Daffi aja mau ke pantai, kan Sayang?" Daffi mengangguk antusias lantas meminta Nafisa agar menggendongnya.
"Sayang, satu minggu lagi acara empat bulanan, nanti kamu capek."
Raut muka Nafisa langsung cemberut. "Tapi aku mau ke pantai!" Ia lantas membawa Daffi meninggalkan Dhaniar yang mendengus pasrah.
Apa dia harus bertengkar karena hal kecil lagi. Semenjak usia kehamilan Nafisa berumur 3 bulan memang yang mengidam bukan lagi dirinya, tapi Nafisa sendiri. Mulai dari mengidam ingin bertemu Max, Jaja, hingga saingannya dulu yaitu Rega dan Fahmi. Suami mana yang akan mengizinkan istrinya bertemu dengan saingannya, jelas tidak!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend My Husband (Selesai)
Ficción GeneralBAB TER-ACAK, MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANANNYA🙏 cerita ini hanya ada di wattpad BLURB Acara reuni sekolah menengah pertama ternyata membawa berkah tersendiri bagi gadis pemilik nama Nafisa Kanza Mufida yang baru saja menyandang gelar sarjana, kar...