Happy Reading Bestieee:)
.
.
.Cukup sudah, Nafisa semakin muak melihat Rega seperti ini.
"Udah, cukup!" Teriaknya usai melerai keduanya,
Kini Nafisa berada tepat di depan Rega.
"Mau kamu apa Mas? Buat semua teman-temanku terluka? Iya?" Tanyanya dengan lirih setelah menengok ke arah Fahmi yang luka lebamnya lebih parah dari Rega.
"Kamu calon istri Mas, sudah sepantasnya Mas melindungi kamu dari dia kan," balasnya diiringi tatapan tajam.
"Nafisa bukan calon istri Mas, Fahmi teman Nafisa---"
"Teman? Yang punya niat melamarmu itu masih kamu anggap teman?" Tanya Rega penuh dengan nada tidak suka.
Pertanyaan itu mampu membuat Nafisa diam.
"Jawab?!"
"Jawab Nafisa!"
Nafisa masih diam, Ia hanya mampu menundukkan kepalanya.
"Lo bisa kan nggak usah bentak Ica, huh!"
"Lo diam ya!" Bentak Rega.
"Fahmi, Mas Rega, udah! Cukup! Stop!" Teriak Nafisa.
"Aku nggak mau lagi lihat kalian begini, dan Mas Rega, sampaikan sama bapak kalau malam ini Nafisa benar-benar menolak perintah bapak, menerima Mas sebagai calon suami Nafisa. Dan Fahmi, inget, sampai kapan pun kita cuma teman!" Ucap Nafisa mengakhiri segalanya. Kedua pemuda itu dibuat bungkam.
"Satu hal yang buat aku nggak suka sama Mas, Mas semena-mena, Mas kasar!" Ujar Nafisa penuh penekanan sembari menatap Rega tajam. Dan Rega sadar akan hal itu.
"Fahmi, kalau kamu mau tahu alasannya, Aku begini karena aku nggak mau ngerusak hubungan pertemanan kita."
Alasan sederhana yang sudah sering Fahmi dengar, membuatnya berdecih.
"Karena ada Dhaniar kan Ca?" Ujar Fahmi membuat Nafisa kembali bungkam.
"Karena kamu punya hubungan sama Dhaniar, itu kan jawabannya." Tambahnya diakhiri senyuman sinis
Nafisa menggeleng di tempat, air matanya meluruh kembali. Bukan itu jawabannya, masalahnya terlalu rumit untuk dijelaskan pada orang lain.
"Aku nggak akan pulang sebelum aku berhasil menenangkan diri. Jangan cari aku kalau tujuannya cuma buat aku tambah pusing!"
Tanpa menjelaskan alasan penolakan Nafisa berjalan menjauh, meninggalkan keduanya. Ia lantas melanjutkan perjalanannya. Beruntungnya motor kesayangannya masih bisa digunakan.
Tujuannya kini bukan ke rumah siapapun, melainkan menuju rumah sakit dimana Dhaniar berada. Entahlah, apa yang ada dipikirannya hingga niatnya malah tertuju kesana.
Perjalanan sekitar satu jam, barulah Nafisa sampai di depan rumah sakit ternama. Ia lantas memasuki area kantin untuk mengistirahatkan diri sebelum memutuskan menuju kamar rawat Dhaniar.
Kini Nafisa termenung, sesekali ia mengamati keadaan sekitarnya yang memang ramai pengunjung.
"Kenapa sama kamu Mi. Dulu aku memang suka kamu, tapi sekarang aku memang---"
"Nafisa?" Ucap seseorang di sampingnya.
"Allahu akbar!" Pekiknya sembari meletakkan tangan tepat di dadanya terkejut.
"Sorry-sorry, kamu kok ngelamun."
Usai menoleh, Nafisa mendapati Jaja dan Ilyas tengah berdiri tegap lengkap dengan pakaian dinas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend My Husband (Selesai)
Fiksi UmumBAB TER-ACAK, MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANANNYA🙏 cerita ini hanya ada di wattpad BLURB Acara reuni sekolah menengah pertama ternyata membawa berkah tersendiri bagi gadis pemilik nama Nafisa Kanza Mufida yang baru saja menyandang gelar sarjana, kar...