Semoga nih cerita masih nyambung yak:")
Tegukan terakhir susu UHT telah berhasil menerobos kerongkongannya. Nafisa lantas meletakkan kotak bekas susu itu di sampingnya. Kepalanya bergerak mencari posisi nyaman di atas lipatan tangannya, menyembunyikan wajahnya yang masih lelah karena jarak perjalanan.
Sembari menunggu yang lainnya kembali dari musala, Nafisa memilih untuk memejamkan matanya dengan prinsip jangan sampai tertidur.
Ia diamanahi semua teman-temannya untuk menjaga barang berharga mereka, seperti ponsel, tas, dan lainnya.
Suara langkah kaki beriringan membuat kegiatannya terusik, namun ia tetap memejamkan matanya sembari menahan nyeri dibeberapa titik, terutama bagian perut bawah dan pingganya.
"Ca," "Sayang." Ucap dua orang berbarengan.
Nafisa mengerutkan keningnya, ia tidak salah dengar ada yang memanggilnya sayang?
Kepalanya mendongak, menatap terkejut dua orang di depannya. Ada Fahmi yang tersenyum kearahnya sembari menyodorkan susu UHT dan ada manusia menyebalkan biang kerok pemanggil sayang yang tengah menggaruk kepalanya seraya menampilkan cengiran identiknya.
Nafisa menatap tajam Dhaniar detik itu juga, bisa-bisanya Dhaniar memanggilnya dengan sebutan sayang di depan Fahmi.
Fahmi sendiri tengah menatap Dhaniar dan Nafisa bergantian dengan penuh tanya.
"Ternyata kalian emang pacaran kayak yang Max bilang. Aku gak punya kesempatan lagi ya Ca?" Tanya Fahmi dalam hati.
Ingatannya kembali dimana Nafisa dan Dhaniar memasuki area kafe tadi sore bersamaan sejurus dengan tatapan menggoda dari yang lainnya.
"Ekhm Ca, ini buat kamu." Ucap Fahmi kembali menyodorkan kotak susu di tangannya.
Nafisa menatap Fahmi dan susu kotak ditangannya itu bergantian lantas tersenyum.
"Makasih ya Mi, tapi aku juga baru selsesai minum susu--" ucap Nafisa seraya menatap kotak susu kosong yang ia minum tadi, "-- kamu bisa kasih yang lain ya, takut kembung kalau aku minum lagi." Lanjut Nafisa sembari tersenyum tipis seolah mengatakan maaf pada Fahmi.
Fahmi mengangguk singkat dan tersenyum kecut. "Oke, kalau gitu aku ke meja anak-anak." Ucapnya lantas menjauh dari Nafisa dan Dhaniar.
"Nih," ucap Dhaniar seraya menyodorkan minuman herbal pereda nyeri haid pada Nafisa.
"Diminum, masih sakit kan perutnya."
Nafisa lantas mengambilnya. "Bisa nggak, nggak usah panggil aku sayang?"
"Ya maaf, aku keceplosan."
"Ya tapi nggak di depan Fahmi juga Dan!" Ketus Nafisa.
"Kenapa? Kamu takut dia cemburu? Salah paham sama kita berdua gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend My Husband (Selesai)
Fiction généraleBAB TER-ACAK, MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANANNYA🙏 cerita ini hanya ada di wattpad BLURB Acara reuni sekolah menengah pertama ternyata membawa berkah tersendiri bagi gadis pemilik nama Nafisa Kanza Mufida yang baru saja menyandang gelar sarjana, kar...