16 - Gender Reveal

31.4K 3.2K 405
                                    

^^
Zidan & Julian

Hari ini merupakan hari dimana Julian akan melakukan check up kehamilannya ke dokter spesialis kandungan yang pastinya diantar oleh Zidan, ayah dari bayi yang ia kandung.

Tentu saja Zidan dan Julian kini sangat bersemangat, walaupun mereka sudah sering kali melakukan check up ke rumah sakit.

Namun berbeda dengan check up sebelumnya, hari ini akan dilaksanakan USG untuk memeriksa perkembangan janin di dalam perut Julian itu yang dimana artinya kali ini adalah kali pertama mereka akan melihat bentuk sang buah hati setelah lima bulan lamanya si janin berkembang di dalam perut Julian.

Saat ini Zidan dan Julian sedang dalam perjalanan menggunakan motor menuju rumah sakit tempat check upnya itu.

"Kira-kira gimana bentuk si dede ya Jul?"

Di perjalanan, Zidan yang sangat bersemangat tak hentinya bertanya-tanya tentang bayinya pada Julian.

"HAH??! APA? GUE GA DENGER..."

Dengan mencondongkan kepalanya di bahu Zidan, Julian terlihat berteriak mangap-mangap karena tak mendengar apa yang Zidan katakan.

"GIMANA BENTUK SI DEDE!!"  teriak Zidan yang akhirnya bisa didengar oleh Julian.

"OHHH... EUMM GUE JUGA GA TAU!! OH IYA NANTI KALO POSISI SI DEDE LAGI BAGUS, KATA DOKTER VANI KITA BISA LIAT KELAMIN SI DEDE TAU!!!"  teriak Julian yang kepalanya masih ia condongkan di bahu Zidan.

"EH MASA?! WIHH GUE MAKIN GAK SABARAN ANJIR JUL!!  LU MAU ANAK KITA CEWEK ATAU COWOK?"  dari spion motor, Zidan terlihat terkejut di balik maskernya. Kedua matanya terlihat mendelik sekejap sambil menatap Julian dari spionnya.

"APA AJA GUE MAU MAH, YANG PENTING SI DEDE SEHAT... KALO LU?"  ucap Julian yang kini semakin mengeratkan pelukannya di perut Zidan.

"GUE MAU COWOK BIAR BISA JAGAIN PAPANYA NANTI PAS GEDE KALO GUE GAK ADA!"  kata Zidan yang membuat Julian seketika cemberut.

*PLAK... PLAK...

"ADUAHH-"

Julian memukul kepala Zidan yang untungnya dilindungi helm itu.

"HEHH!! EMANGNYA LU KEMANA NANTI PAS SI DEDE GEDE?! APA LU GA MAU JAGAIN GUE SAMPE TUA HAH?! LU GA BOLEH PERGI TITIK!!"

"ANJIR.. KAGAK JUL, E-EH MAKSUD GUE I-ITU... NANTI MISALNYA GUE GAK ADA DI RUMAH GITU, LAGI KERJA KEK MISALNYA..." 

"ISHH!! BILANG KEK DARI TADI!"

Julian sekarang merasa sedikit lega, ternyata bukan seperti yang ia pikirkan bahwa Zidan akan meninggalkan dirinya nanti di masa depan.
.
.
Setelah beberapa menit menghabiskan waktu di jalan, akhirnya mereka tiba di rumah sakit. Mereka berdua pun langsung menuju ruangan dokter Vani karena sebelumnya telah membuat jadwal pertemuan.

*Cklek...

"Selamat malam dok..."

"Wah selamat malam dik Julian, dik Zidan. Silahkan duduk."  dokter Vani menyambut ramah kedatangan Zidan dan Julian ke ruangannya itu dan mempersilahkan mereka untuk duduk.

"Gimana kabar kalian? sehat-sehat hm?" tanya dokter Vani sambil mengeluarkan suatu kertas dan sebuah pulpen.

"Sehat dok.." jawab Julian dan Zidan bersamaan.

"Gimana ini, kalian sudah siap belum liat calon buah hati kalian nanti?"

"Siap banget dok! ini si Zidan yang paling ga sabaran sih dok." jawab Julian dengan tawanya, dokter Vani pun ikut tertawa.

Tanggung Jawab! - BL [ MPREG ]  [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang