22 - Meet the Baby

35.6K 3K 476
                                    

"Jadi... itu yang buat lu bohong ke mamah tadi ya Dan?"

Zidan lantas mengangguk lemas di pangkuan Julian.
.
.
.
Dua jam berlalu, kini tinggal Julian dengan Zidan saja di ruangan karena Wulan langsung pergi menuju kantornya setelah mendapat panggilan mendadak dari atasannya di kantor tempat ia bekerja.

Saat ini Zidan baru saja selesai menyuapi Julian makan, setelah hampir empat jam ia sadar, dan tidak dapat memakan makanan sedikitpun.

Julian sebelumnya tidak diperbolehkan untuk makan ataupun minum terlebih dahulu sebelum ia berhasil buang gas atau kentut yang menandakan jalan pencernaannya sudah kembali normal.

"Zidan... kapan kita bisa liat dede Zion ya?"  tanya Julian yang matanya fokus pada layar TV  di depannya, menampilkan si karakter kotak berwarna kuning, Spongebob.

"Ayo kita liat dede sekarang. Soalnya kata perawat tadi, setelah makan, lu udah bisa ngeliat dede Zionnya...

... sebenernya gue udah boleh liat dede dari tadi, tapi dokter nyaranin buat lu duluan yang nyentuh dede, soalnya bonding lu sama dede yang lebih penting kata dokter."  kata Zidan yang membuat mata Julian berbinar.

"Wihhh beneran? ayok ah cepetan kesana bawa gueeee, Zidaaan..." rengek Julian sambil menggoyangkan lengan berotot pacarnya itu.

"Iya ayanggg... tapi tunggu bentar ya?, gue mau ambil kursi rodanya?" ucap lembut Zidan sambil mengusap surai hitam milik Julian.

Julian lalu mengangguk dengan cepat seperti anak kecil, membuat senyum Zidan merekah.

Zidan pun keluar dari ruangan Julian menuju tempat kursi roda yang sudah disiapkan disana, tentunya saat mengambil kursi roda itu, Zidan terlebih dahulu meminta izin.

Setelah menyewa kursi roda, ia pun membawa kursi roda yang ia dorong ke kamar Julian.

Zidan lantas memposisikan kursi roda yang ia bawa tadi di sebelah ranjang Julian.

"Ayo duduk pelan-pelan..." 

Zidan membantu Julian untuk duduk diranjangnya itu, lalu mengarahkan kedua kaki Julian ke lantai. Julian sedikit meringis karena luka bekas jahitan caesar di perutnya yang masih segar sesekali tergesek saat ia bergerak.

"Perut lu pasti sakit kan Jul... nanti aja ketemu dedenya ya?"  tanya Zidan yang tak tega melihat Julian meringis kesakitan.

Julian lalu menggeleng kuat.

"Engga... pokoknya gue mau ketemu dede Zion sekarang Dan... haaa, please ya?"  Julian memasang puppy eyesnya yang membuat Zidan tentu saja tak bisa menolak permintaan Julian itu.

"Ya udah tapi jangan lama-lama ya? kata dokter biar jahitan di perut lu gak kebuka dan biar jahitannya cepet pulih..."

"Iya, siap!... sekarang ayo bantu gue ke kursinya..."  kata Julian sambil meluruskan kedua tangannya layaknya seorang bayi yang minta digendong.

"Gue sampe bingung... dede Zion yang bayi atau lu sih... abisnya tingkah lu kayak bayi! gemesin amat..."  kata Zidan yang berhasil membuat pipi Julian merona.

'Gemesin amat sampe pengen gue ajak ke pelaminan.'   lanjut Zidan dalam hatinya, jika ia mengatakan itu langsung pada Julian. Bisa-bisa ia diberi tamparan atau minimal cubitan maut oleh Julian.

Tanggung Jawab! - BL [ MPREG ]  [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang