Edgar menatap jam tangannya sambil sesekali memeriksa ponselnya. Sudah sejak 2 jam lalu ia hanya berdiam diri di kafe dekat agensinya namun sosok yang ia tunggu belum muncul. Ia mencoba menyibukkan pikirannya dengan mendengarkan musik sambil bermain ponsel namun ia masih merasa gelisah.
Beberapa menit kemudian terdengar pintu kafe dibuka dan muncul sosok Vania mencari sosok Edgar. Ia berjalan mendekat dan duduk di depan Edgar sambil meletakkan tas ranselnya
"Sorry aku telat. Jam pelajaran terakhir selesainya lama" Ucap Vania sambil menatap Edgar yang hanya diam. Setelah kejadian Vania masuk ke apartment Edgar, Vania memutuskan untuk menemui Edgar untuk menjelaskan kejadiannya.
"Gar, aku sama Will udah selesai. Aku sadar kalau Will gak baik buat aku makanya aku akhirnya minta putus."
"Gue gak mau ikut campur sama urusan lu. Dan gue juga gak peduli dengan kejadian malam itu. Lu tahu kan kalau hubungan kita sudah lama berakhir" Ucap Edgar dingin
"Aku tahu kamu masih sayang sama aku. Aku tahu kamu belum bisa ngelupain aku dan aku tahu kalau kamu belum bisa move on dari aku" Kata Vania. Vania mengeluarkan setumpuk kertas dan beberapa tangkai bunga matahari yang sudah terlihat layu.
"Kalau kamu gak peduli sama aku, kamu gak mungkin ngirim semua surat-surat dan bunga ini ke aku. Kamu selalu datang ke kafe tempat aku sering nongkrong kan?" tebak Vania. Edgar memang belum bisa melupakan Vania, ia tipikal laki-laki yang susah move on meski sudah di sakitin berkali-kali. Namun ia terlalu gengsi untuk mengakuinya.
"Gue pergi dulu. Ada urusan yang gak bisa gue tinggal" Putus Edgar sambil bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan Vania. "Kamu boleh minta balikan kapan aja Gar. Karena aku juga masih sayang sama kamu" Tawar Vania.
Edgar berhenti melangkah dan berbalik menatap Vania. "Perlu lu ingat kalau lu yang nyia-nyiain gue dan masalah gue ngirim surat dan bunga itu memang karena gue gak bisa move on dari lu. Tapi sekarang gue sudah gak punya rasa sedikitpun ke lu. Gue sudah dapat yang jauh lebih baik dari lu"
===
Clair berjalan pelan sambil memegang erat payungnya menyusuri jalan pulang ke rumah. Hari ini ia pulang sendiri karena gak ada orang yang bisa jemput dia. Jarak sekolah ke rumahnya sebenarnya cukup dekat sehingga ia tidak keberatan jika pulang jalan kaki. Hujan cukup deras sehingga sebagian bajunya basah.
Saat ia sudah dekat dengan rumahnya, ia melihat laki-laki asing sedang duduk di tangga teras rumah Reza. Laki-laki tersebut terlihat basah kuyup namun sepertinya ia tidak begitu peduli dengan hujan
Clair melihat Edgar menundukkan kepalanya sambil sesekali mengusap wajahnya kasar. Karena penasaran ia pun berjalan mendekati Edgar dan berdiri di depannya.
Edgar melihat sepasang sepatu hitam putih di depannya dan mendongakkan kepalanya. ia melihat Clair menatapnya dengan heran. Tanpa Clair sadari, ia menggerakkan payungnya ke atas kepala Edgar untuk melindungi Edgar dari hujan. Namun bodohnya ia malah menjadi basah
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS] Story About Clair
RomanceClair Anindya Valeria, saudara dari penyanyi terkenal, Reza Maxime sudah lama memendam rasa dengan teman masa kecilnya sekaligus kaka kelasnya Edgar Mahendra, seorang trainee dari agensi ternama yang ingin meraih mimpinya menjadi artis ternama yang...