Chapter 7

9 6 0
                                    

Warning! Ada beberapa adegan yang tidak patut ditiru!

===

     "Gue bisa bantuin lu deket sama Farrel dengan cara bikin dia cemburu". Kalimat itu masih terngiang-ngiang di pikiran Clair. Sesekali Clair membolak balikkan tubuhnya. Jam menunjukkan pukul 12 malam dan dia masih belum bisa tidur. "Kenapa dia mau bantuin gue?" tanya Clair pada dirinya sendiri. Karena tidak bisa tidur ia pun memutuskan untuk ke dapur membuat coklat hangat dan pergi ke balkon kamarnya

 Karena tidak bisa tidur ia pun memutuskan untuk ke dapur membuat coklat hangat dan pergi ke balkon kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap aja ini malam ya)
Source : pinterest

     Ingatannya kembali ke saat ia melihat Farrel mengecup pipi Jessica. Seharusnya ia bersikap biasa saja karena dia dan Farrel memang tidak ada hubungan dan dia tidak berhak untuk cemburu. Sambil mengesap pelan coklat hangatnya, Clair menatap bulan yang sedang terang benderang.

===

     Edgar masuk ke dalam apartmentnya dan membaringkan tubuhnya. Ia masih kepikiran dengan tawaran yang dia berikan ke Clair. Entah dorongan darimana ia bersedia untuk membantu Clair mendekati Farrel. Untungnya Clair menolak dengan halus tawaran tersebut.

     Setelah di pikir-pikir sepertinya Edgar berkata seperti itu karena ingin membantu Clair karena dia adalah temannya Vania. Sambil menatap langit-langit kamarnya, ia teringat ekspresi sedih Clair saat melihat Farrel dengan perempuan lain. Entah kenapa ia menjadi bersimpati dan dengan spontan ingin membantu Clair.

Tok tok tok. 

     Edgar menatap pintu apartmentnya dan melihat jam dindingnya. Siapa yang bertamu malam-malam? pikir Edgar. Sambil melangkah pelan, ia mengintip terlebih dahulu dan menemukan seorang perempuan sedang berjongkok di depan pintunya. Dengan cepat ia membukanya dan menatap dingin perempuan itu

     "Hai Gar. Ternyata kamu masih tinggal disini" Sapa Vania dengan mata sendu. Vania menerobos masuk ke dalam apartement Edgar dan melepas kasar heels yang dia gunakan. Sekilas Edgar dapat mencium bau alkohol dan asap rokok. 

     Edgar memperhatikan Vania yang dengan santai berbaring di tempat tidurnya dan menggunakan selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Ia berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air dan meletakkan gelas tersebut di meja samping kasurnya.

     "Minum dulu airnya untuk menjernihkan pikiranmu" ucap Edgar dingin. Vania muncul dibalik selimut tersebut sambil tersenyum dan duduk disamping kasur. ia meminum air tersebut dengan cepat dan melempar gelas tersebut asal-asalan hingga gelasnya pecah. 

     Edgar yang terbiasa dengan perlakuan Vania hanya berjalan pelan dan berjongkok untuk mengambil serpihan kaca. Saat memungut kaca-kaca tersebut, ia mendengar suara isakan tangis yang cukup pelan. Ia hanya menghela nafas dan melanjutkan aktivitasnya untuk memunguti kaca tersebut.

[HIATUS] Story About ClairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang