Chapter 9

5 1 0
                                    

     Beberapa hari ini Edgar habiskan waktu untuk mempersiapkan lagu yang akan ia bawa saat tampil di televisi. Acara ini adalah acara untuk memperkenalkan beberapa penyanyi baru dari agensinya sekaligus untuk merayakan hari ulang tahun dari stasiun televisi tersebut.

     Kandidat lagu yang akan ia bawakan rata-rata adalah lagu yang mirip dengan lagu yang ia bawakan saat audisi.

1. When I Was Your Man - Bruno Mars
2. Moral of The Story - Ashe (feat Niall Horan)
3. Falling - Harry Style
4. Happier - Olivia Rodrigo
5. Astronomy - Conan Gray

     Sambil mengistirahatkan tenggorokannya, ia menatap langit-langit sambil berpikir kira-kira siapa orang yang bisa membantu dia untuk menentukan lagu yang akan ia bawakan

===

     Reza dan Farrel menatap heran Edgar yang mondar mandir gelisah. Beberapa waktu lalu Edgar akhirnya memutuskan untuk meminta saran dari teman-temannya. Merekapun akhirnya berkumpul di markas mereka, rumah Reza.

     "Gimana kalau lu bawain lagu yang paling sering dipakai untuk latihan? kayak lagu Falling-Harry Style" saran Reza. Edgar berhenti menatap Reza dan duduk di sampingnya "Lagu itu sudah banyak di cover sama orang-orang terkenal" balas Edgar.

     "Gimana kalau lagu When i Was Your Man? sepertinya cocok dengan suara lu" Saran Farrel. "Lagu itu baru banget masuk dalam kandidat. Gue belum sempat latihan pakai lagu itu" bantah Edgar.

     "Kalau gitu gak usah minta saran dari kita. Semuanya ditolak mentah-mentah." Ejek Reza. Edgar menatap ponselnya sambil memandang lagu-lagu yang sudah ia pilih. Ia kira saran dari teman-temannya akan membantu ternyata tidak begitu membantu.

     "Bang, aku bole... Kok suasana disini suram ya?" Ucap Clair tiba-tiba. Clair masuk ke dalam kamar Reza dan mengambil beberapa buku catatan Reza kemudian berjalan pergi keluar kamar Reza.

     "Clair tunggu" Ucap Edgar sambil bangkit dari duduknya dan menarik pelan lengan Clair. Clair menatap Edgar bingung. Edgar menuntunnya untuk duduk di tempatnya ia duduk sebelumnya sambil menyerahkan ponselnya

     "Dari 5 lagu ini menurut lu yang paling bagus buat dibawain ke acara televisi yang mana?" Clair menatap deretan kandidat lagu itu sambil berpikir. Ia menatap Edgar sekilas kemudian kembali menatap Ponselnya

     "Muka kamu sangar tapi lagunya hello kitty banget gak sih ?"Sindir Clair. Edgar berjalan menuju tempat tidur Reza dan melempar bantal kearah Clair. Clair yang cukup sigap segera menghindar dan bantal tersebut malah berakhir di wajahnya Reza. 

     Reza segera bangkit dan menggelitiki Edgar yang sensitif. "Anjir maaf Za gue gak berniat ngelempar ke lu sumpah" Farrel hanya menggeleng kepalanya pelan sambil melihat tingkah temannya yang kekanak-kanakan.

     "Gar, kalau menurutku lebih cocok yang When i Was Your Man. Soalnya suasana lagunya cocok sama suaramu. Tapi liriknya galau banget deh. Jadi pengen dengar kamu nyanyiin lagu ini" ucap Clair

     "Tuh kan gue bilang juga apa. Clair sama gue memang sehati banget deh. Tadi gue udah ngerekomendasiin lagu itu tapi di tolak sama Edgar" adu Farrel. 

     Edgar memandang Farrel dan Clair yang berbincang-bincang. Seketika ia bangkit dari duduknya dan mulai mengambil headsetnya dan duduk di pojok kamar Reza. "Itu orang keliatan banget gak bisa move on dari mantannya"Celetuk Farrel.

     "Dengan mukanya bang Edgar yang ganteng gitu pasti mantannya banyak sih" sindir Clair sambil bersandar pada sofa. 

     "Menurut lu lebih ganteng gue atau Edgar?" tanya Farrel menatap Clair dengan penuh minat. "Kalian berdua sama-sama ganteng tapi tipe yang berbeda. Farrel itu tipikal laki-laki yang populer karena ramah dengan semua orang dan ganteng. Sedangkan Bang Edgar tipikal laki-laki populer karena pendiam, misterius dan ganteng jadi bikin orang-orang penasaran buat deketin dia" Jelas Clair

     "Kalau kamu sukanya yang mana?" tanya Farrel penasaran. Tanpa disadari sebenarnya Edgar diam-diam mendengarkan percakapan mereka dan penasaran dengan jawaban Clair.

===

     "Mantan gue cuma satu dan gue bukan playboy seperti Farrel" ucap Edgar spontan ketika Clair bilang kalau ia gak bisa milih antara Farrel dan Edgar karena dua duanya playboy. Farrel menatap Edgar bingung dan tersenyum jahil

     "Lu kok malah ikutan nimbrung sih? urusin aja sana lagu pilihan buat nanti nampil" Reza tertawa ketika Edgar yang tiba-tiba dengan polosnya membela dirinya sedangkan Clair hanya terkejut karena Edgar ternyata mendengar perbincangan mereka.

     "Bang jangan lupa undang aku ke acara televisi tempat bang Edgar nampil ya. Aku juga mau nonton" ucap Clair sambil menatap Reza."Lu kan pasti nonton karena bakalan dampingin gue sebagai manajer di acara itu" jawab Reza sambil tersenyum bangga. 

     "Kemarin gue tawarin tiket buat nonton gue nampil tapi lu nolak" Ucap Edgar menatap Clair. "Kita gak terlalu dekat buat pergi berdua. Lagian pasti bakalan canggung sih kalau kita pergi berdua" Bela Clair sambil menatap Edgar sengit. 

     "Kalian kenapa selalu berantem setiap ketemu sih? lama-lama gue jodohin baru tau" Celetuk Reza.

     "Eh lu udah nonton film yang gue rekomendasiin kemarin?" Tanya Edgar ke Clair. Clair berpikir keras sambil mengingat-ingat film mana yang belum ia tonton. " Aku belum nonton Five Feet Apart. Nonton film itu aja yuk. Kalian sudah nonton filmnya belum? temenin aku nonton." Ajak Clair sambil bangkit dari duduknya dan berlari ke meja belajar Reza untuk meminjam laptopnya. 

     "Sejak kapan kalian berdua dekat sampai saling merekomendasikan film?" Ucap Farrel heran. Terakhir ia tahu Clair dan Edgar tidak begitu dekat dan tidak pernah saling berinteraksi.

     "Semenjak kejadian bang Edgar ke rumahku, kita berbincang seru tentang film. Jadi kita berdua sering ngomongin film yang baru rilis atau saling ngasih rekomendasi film aja." ujar Clair sambil sibuk mencari film yang akan di tonton sambil tersenyum sendiri. 

     "Hah ngapain Edgar ke rumah lu ?" Tanya Reza heran sambil menatap Edgar meminta penjelasan. "Waktu itu gue ke rumah lu tapi gak ada orang makanya ditawarin Clair buat singgah di rumahnya sambil nunggu dijemput Farrel" Jelas Edgar

===

     Setelah pulang dari rumah Reza, Edgar berjalan menuju tempat latihannya di agensi. Sambil berjalan ia berkali-kali mendengarkan lagu yang akan ia bawakan untuk tampil di televisi. Sesekali ia teringat dengan kejadian saat tadi ia nonton bersama dengan Clair bersama Farrel dan Reza. Clair menangis kencang saat tahu bahwa ternyata film itu sedih. Farrel berusaha menghibur Clair sedangkan Reza berusaha memeluk Clair untuk menenangkan. Dari posternya aja sebenarnya Edgar sudah bisa menebak bahwa film itu pasti sedih.

     Ia tidak menyangka dapat melihat sisi lain Clair yang terlihat rapuh. Selama ini ia mengira bahwa Clair adalah anak yang manja, sombong dan angkuh namun setelah lebih mengenalnya Clair hanyalah perempuan polos yang ceria. Berbanding terbalik dengan kepribadiannya.

     Karena terlalu sibuk dengan pikirannya, ia tak sengaja menabrak keras seorang laki-laki. "Lu cari mati? " Teriak laki-laki tersebut marah. Edgar mengerang pelan karena ia terjatuh cukup keras. "Sorry gue gak lihat jalan tadi"Ucap Edgar.

     Laki-laki tersebut terlihat emosi dan menarik kerah Edgar. "Makanya kalau jalan tuh pakai mata bukan pakai dengkul" Ucap laki-laki itu kasar. Ia mendorong Edgar sambil pergi menjauh dari situ sambil mengumpat.

     "Woi Nia lu mau sampai kapan duduk di sana?" Teriak laki-laki itu. Edgar menoleh mendengar nama itu dan melihat perempuan dengan baju yang sedikit terbuka sedang duduk sambil memainkan ponselnya. 

     Saat perempuan itu memalingkan tatapannya dari ponsel, tak sengaja ia bertatapan dengan Edgar. Perempuan yang dipanggil Nia tersebut terkejut begitu juga dengan Edgar

===
hai guysss. bikin bingung gak sih siapa lagi itu Nia hahahaha.. Ikutin terus ya ceritanya.. sorry kalau setiap chapter pendek-pendek. Sebenarnya aku takut kalau setiap chapter kepanjangan malah pada bosen bacanya. Jadi aku memutuskan untuk nulis yang gak terlalu pendek atau panjang

[HIATUS] Story About ClairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang