𝟎𝟏. FEVER

6.8K 691 60
                                    

❝ SUDAH KUBILANG KAN? JANGAN MAIN HUJAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SUDAH KUBILANG KAN? JANGAN MAIN HUJAN. SEKARANG DEMAM KAN JADINYA.

⠂⠂⠂

JIKA ADA YANG BERTANYA, Jonggun itu bagaimana jika kekasihnya sakit? Jawabannya tidak lain dan tidak bukan adalah protektif. Sangat protektif. Buktinya, kini Jonggun tengah merawat sang kekasih yang tengah jatuh sakit.

(Name) hari ini seharusnya masuk sekolah. Namun, pagi pagi tadi, kondisinya tidak sedang dalam keadaan yang baik. Alasannya? Ia bermain hujan bersama Jungoo. Padahal Jonggun sudah memperingatinya berkali-kali. Lihat sekarang, Demam kan. Ingin marah tapi Jonggun terlalu sayang dengan kekasihnya ini.

(Name) jika sedang sakit banyak mau dan akan semakin manja. Namun diam diam, Jonggun cukup senang jika (Name) sakit. Gadisnya itu sangat jarang bermanja-manja dengannya. Oleh sebab itu Jonggun cukup senang jika gadisnya sedang sakit. Jika biasanya (Name) memanggil Jonggun dengan panggilan 'Kak Gun'. Maka saat sakit, ia akan memanggilnya 'Dokter'. Karena Jonggun benar-benar bertingkah seperti seorang dokter kepadanya.

"Dokter~ Aku ingin es krim." Pinta sang gadis pada kekasihnya. Ia memasang puppy eyes pada Jonggun. Berharap agar sang kekasih memperbolehkannya.

"Tidak, kau sedang demam."

"Ih! Justru kalau demam tuh harus diberi yang dingin dingin tahu!" Ia kembali berusaha membujuk kekasihnya. Dengan 1001 alasan yang ia berikan pada Jonggun.

Helaan napas kasar terdengar dari Jonggun. Gadisnya itu benar-benar keras kepala. Ada saja alasan yang ia berikan untuknua. (Name) masih menatap Jonggun dengan puppy eyes nya. Jarang-jarang (Name) memberikan puppy eyes pada Jonggun. Jadi Jonggun harus ekstra hati hati saat bersama (Name). Karena Jonggun benar-benar tidak tahu apa yang ada dipikiran (Name). Tidak tertebak.

"Fine. Tapi dimakan saat kau sembuh."

"Ah.. Tidak mau! Mau se—" Kalimatnya dipotong dengan ancaman oleh sang kekasih.

"Nanti atau tak sama sekali?"

"Uh! Baiklah..." Final (Name). Ia terpaksa mengiyakan ucapan Jonggun. Jonggun jika sudah mengancam. (Name) tak bisa apa-apa lagi selain mengiyakan perkataannya.

Jonggun mengulas senyumannya saat melihat kekasihnya yang menurut-nurut saja padanya. Jonggun jadi gemas melihat (Name) yang cemberut. Tangan besarnya yang tadi memiijit kepala (Name) kini berpindah haluan mencubit pipi (Name).

"Jangan cubit cubit!"

Tak mengindahkan ucapan sang kekasih. Jonggun semakin gencar mencubit pipi (Name). "Aku akan membelikanmu bubur. Jangan macam-macam selagi aku pergi."

Jonggun mengelus kepala (Name) pelan. Kemudian ia pergi mengambil jaketnya yang tadi ia taruh asal. Sebelum pergi, Jonggun melihat (Name) kembali yang tengah tertidur dengan nyenyak. Baru saja ia tinggal untuk mengambil jaket, sudah tertidur saja.

Jonggun membeli bubur di tempat langganan (Name). Bubur Ayam Mang Ujang, namanya. Mang Ujang ini berasal dari negara yang sama dengan (Name). Ya, tidak lain dan tidak bukan adalah Indonesia. Jarang-jarang orang Indonesia membuka usaha di Korea. Maka dari itu (Name) berlangganan dengan Mang Ujang. Bahkan (Name) dan Mang Ujang sangat akrab. Sudah seperti sahabat.

Saat Jonggun datang, Mang Ujang langsung menanyakan kehadiran (Name). Saat diberitahu bahwa (Name) sedang sakit. Ekspresi pada wajah Mang Ujang berbeda dari sebelumnya. Jonggun yang tadinya hanya membeli 2 bungkus. Malah diberi 4 oleh Mang Ujang. Hitung hitung hadiah untuk sahabatnya yang sedang sakit.

Saat dijalan, bukannya fokus. Ia malah memikirkan (Name) sambil tersenyum-senyum sendiri. Memang sudah bucin dari sananya. Jika di Indonesia, Jonggun pasti akan menjadi sasaran empuk untuk ledekan. Wajah saja sangar, ternyata bucin dengan kekasihnya.

Sesampainya ia di apartemennya. Ia membuka pintu dengan sangat pelan. Terlalu takut membangunkan sang kekasih. Padahal kekasihnya itu kebo. Iya, kebanyakan bobo.

Jonggun sigap menyiapkan wadah untuk bubur ayam sang kekasih. Tentunya tak lupa dengan minum.

Dengan pelan Jonggun menepuk pipi (Name). Nihil. Tak ada reaksi apapun dari tepukan Jonggun pada (Name).

"Sayang, bangun. Makan dulu."

"Ehng, nanti saja..."

"Makan dulu, nanti tambah sakit."

"Simpen dulu saja..."

"Ayo makan. Aku suapkan ya?"

(Name) yang tadi membelakangi Jonggun langsung menghadap pada Jonggu . Ia dibantu Jonggun untuk duduk. Kepalanya masih terasa pusing.

"Dokter~ Tadi beli es krim kan?"

Baru saja bangun. Sudah menanyakan keberadaan es krim nya.

"Belum, nanti ya? Aku belikan sekaligus pabriknya."

Hanya dibalas anggukan oleh sang gadis. Jonggun menyuapi bubur ayam yang masih hangat dengan lembut pada (Name). Netra milik (Name) melirik pada kantong yang berisi 3 bubur.

"Kenapa banyak sekali?"

"Tadi aku hanya membeli 2. Mang Ujang memberi lagi saat tahu kau sedang sakit."

"Ohh.."

Tak ada lagi balasan dari Jonggun. (Name) jika sudah sakit, tenaganya hilang entah kemana. Oleh karena itu Jonggun sangat khawatir. Kekasihnya yang biasanya selalu berceloteh menjadi pendiam begini.

"Mau minum?"

Pertanyaan yang dilontarkan Jonggun hanya dibalas anggukan oleh (Name).

"Minum obat ya?"

(Name) menurut saja. Ia bukan orang yang sulit untuk minum obat. Tinggal minum saja apa sulitnya? Jika pahit ya sudah, namanya juga obat. Kalau mau yang manis, request saja sana sendiri. Banyak mau.

Makan sudah, minum sudah, minum obat sudah. Saatnya tidur lagi, (Name) kembali rebahan dibantu oleh Jonggun. Jonggun melepas kemeja yang membalut tubuh atletis. Kemejanya ia lempar sembarangan, serta melepaskan celana panjangnya

Jonggun ikut berbaring disebelah (Name) yang sudah masuk ke alam mimpinya. Dipeluknya tubuh (Name) yang pas dalam pelukannya. Ia dapat merasakan napas hangat menerpa dada bidangnya yang telanjang.

Sebuah kecupan mendarat pada dahi dan pipi (Name). Ia juga membisikkan kata kata cinta pada (Name) untuk menenangkan sang gadis.

"Get well soon, Love."

⠂⠂⠂

TO BE CONTINUED . . .

𝐁𝐎𝐘𝐅𝐑𝐈𝐄𝐍𝐃, P. JONGGUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang