𝟎𝟖. WHO SAYS

2.6K 413 9
                                    

❝ SIAPA YANG BERANI BILANG BEGITU KE KEKASIHKU? ❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SIAPA YANG BERANI BILANG BEGITU KE KEKASIHKU?

⠂⠂⠂

AKHIR-AKHIR INI (NAME) SERING SEKALI MEMBUAT WAJAH SEDIH. Sebagai kekasih yang peka, tentu Jonggun langsung mengetahuinya. Jonggun beberapa kali menanyakan hal apa yang membuat gadisnya ini sedih. Namun, (Name) selalu saja membalas tidak apa-apa.

Haa... Perempuan, selalu saja begitu.

Ini sudah seminggu dan (Name) masih saja terlihat sedih. Dari pagi sampai pulang sekolah, wajah gadis itu selalu sedih. Apa... Ada yang membully gadisnya di sekolah? Memangnya ada yang berani?

"(Name)? Buka pintunya, sayang."

Sayangnya, tak ada sahutan dari dalam kamar. Sudah beberapa jam semenjak (Name) mengurung dirinya di kamar. Jonggun sangat khawatir saat kembali malah tidak ada (Name) di ruang tengah.

"Sayang, buka atau ku dobrak?"

Tak ingin pintu kamar rusak. (Name) langsung membuka pintu dengan mata yang sembab dan hidung yang memerah. Air matanya berlinangan, juga dengan kamar yang berantakan.

"Hey, darling.. Ada apa? Cerita denganku, sayang." Jonggun merengkuh tubuh mungil di depannya. Ia dapat merasakan bajunya basah akibat sang gadis.

Jonggun menyelipkan rambut yang menutupi wajah kekasihnya. Ia menatap gadisnya dengan dalam. Ia seharusnya ikut sedih melihat (Name) yang menangis, namun... Kekasihnya ini terlihat menggemaskan dengan wajah menangisnya. Jonggun jadi ingin membuatnya menangis terus— eh.

"Kau ada masalah di sekolah? Mau ku bereskan?"

"Jangan! Aku... Bisa sendiri kok.." Suara (Name) terdengar tidak meyakinkan. Jonggun mengelus surai lembut gadisnya.

"Lalu? Apa yang membuat kekasihku ini menangis, hm?"

(Name) menghela napasnya kasar. Ia mulai menceritakan apa yang terjadi di sekolah akhir-akhir ini. Mendengar cerita dari (Name) membuat rahang Jonggun mengeras.

"Hey (Name)! Kau ini ku lihat-lihat, selalu saja pulang menggunakan mobil mewah. Kau jual diri ya? HAHAHAH, aku bercanda yaa~ Jangan dibawa ke hati."

"(Name). Kok mau sih berpacaran dengan om-om? Oh! Jangan-jangan kau tidak laku ya dengan anak-anak seumuranmu?"

"Padahal (Name) tidak secantik itu. Kok bisa dia mendapat pria tampan yang kaya?"

"Ew. Lihatlah wajah dan tubuhnya. Pasti sudah berkali-kali dipakai oleh orang."

"Wajah saja manis, mainnya sama om-om."

"Dia pasti pakai orang dalam, padahal kelihatannya dia tidak sepintar itu."

Sebenarnya masih banyak lagi. Namun yang ini saja sudah memancing emosi, apalagi jika (Name) ceritakan semua ke Jonggun. Bisa bisa hancur sudah sekolahnya.

Jonggun tidak bisa mengeluarkan emosinya sekarang. Ia sedang di depan (Name). Sekarang Jonggun hanya bisa menenangkan (Name) yang masih sesenggukan.

"Shh.. Jangan menangis. Siapa yang bilang begitu? Jangan didengarkan, kau memiliki aku kan? Mereka terlalu iri denganmu, makanya membicarakanmu seperti itu."

"Jangan bersedih lagi. Kemana kekasih manisku yang selalu ceria di depanku? Jangan sampai karena orang-orang bodoh seperti mereka, aku kehilangan senyumanmu. Kau lebih dari segalanya, (Name)."

Jonggun merengkuh dengan erat tubuh (Name). Setelah ia menenangkan (Name), Jonggun akan mencari orang-orang yang berani mengatakan itu kepada kekasihnya.

Semua yang berani bermasalah dengan (Name) akan ia hancurkan.

⠂⠂⠂

TO BE CONTINUED . . .

𝐁𝐎𝐘𝐅𝐑𝐈𝐄𝐍𝐃, P. JONGGUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang