buat yang sider, jangan lupa buat vote. sedih banget viewer sama vote nya jomplang :(
GANBARE GANBARE!
💗💐🌛
Chapter 07: Sebuah Pesan
- - -
"Nomor 12 gimana sih, gue gak mudeng!" keluh Alicia.
"Nomor 12 sama aja kayak soal sebelumnya, cuma rumusnya dibolak-balik aja." jelas Moza membaca soal yang tertera di buku.
"Tetep aja gue gak mudeng. Heran banget sama ini otak, waktu dijelasin mudeng, waktu dikasih soal beda dikit udah gak bisa. Sulit sekali epribadi!" dumel Alicia.
"Jangan pernah bilang sulit, Cia. Contoh motto gue dong. Sulit pangkal sukses. Bilang sulit gak akan jadi kaya!" sahut Valeria terpingkal-pingkal.
Telapak tangan Alicia mendarat begitu mulus di lengan Valeria, menimbulkan bunyi plak. "Idih, motto lo gak a6. Yang ada tuh gini, sulit pangkal mudah, gak mudah ya berarti sulit."
Setelah mengucapkan kalimat barusan, Alicia tertawa diikuti Valeria sambil memegangi perut yang sakit akibat tawa tanpa henti. Moza tertawa mendengarnya, bahkan melempari Alicia dengan tempat pensil miliknya. "Lama-lama temenan sama duo sinting ini otak gue ikut miring." gumamnya.
"Momo, liat punya lo dong!" ujar Alicia tak tahu malu, menarik buku tulis Moza lalu mencatatnya.
"Ujung-ujungnya gue juga 'kan yang elo contohi." Moza memutar bola mata. Melirik Valeria yang masih sibuk menghitung. "Kalo gak bisa contoh punya gue juga gapapa, Val."
Valeria menoleh, matanya terlihat berbinar. "Yang bener?" ucapnya memicingkan mata.
Moza mengangguk sekali.
Valeria menggelengkan kepala. "Enggak deh, gue 'kan anak pinter. Tapi kalo lo bolehin nyontoh ya, gak bakal gue tolak." jawabnya nyengir, mendekat kearah Alicia untuk menyalin jawaban Moza
"Serah lo deh. Betewe, ibu lo masih jaga toko?" tanya Moza mengetahui rumah Valeria yang memang selalu sepi.
"Yes." jawab Valeria.
Usai mencatat jawaban Moza, Valeria mengemasi buku dan alat tulis. Berdiri merenggangkan kakinya yang keram lalu berjalan menuju kamar. "Kayaknya di dapur ada kue kering deh, gue ambilin dulu ya. Sekalian naruh ini." ujarnya mengangkat buku yang dipegang.
"Nih, ada dikit kue kering." Valeria menyodorkan toples pada mereka.
"Wah! Kayaknya enak, nih!" Moza membuka tutup toples, tangannya mencomot satu kue.
"Jelaslah, siapa dulu yang bikin." kata Valeria duduk di samping Moza, sambil menyalakan televisi.
"Abis ini bikin seblak yuk!" ajak Alicia dengan mulut penuh kue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valeria
أدب المراهقين"Oh, dia. Valeria, cewek gue." Valeria itu periang tapi juga menyebalkan. Bahkan saat namanya menjadi perbincangan seluruh SMA dirinya masih bisa memakan soto dengan tenang karena perutnya keroncongan. Entah angin atau badai darimana, dirinya bisa d...