Setiap di hari ia akan berangkat ke kampus, Anggika atau gadis berusia sembilan belas tahun yang biasanya disapa Gika itu akan merasa sangat senang sekali. Karena setiap pagi itu pasti ia akan dijemput oleh Raguna–sahabat ayahnya yang sering ia panggil Daddy. Raguna adalah seorang pria berusia tiga puluh lima tahun, merupakan seorang duda yang ditinggal mati istrinya saat usia pria itu masih cukup muda. Tepatnya di ulang tahun Raguna yang ke dua puluh lima tahun, istrinya meninggal karena kecelakaan bersama dengan calon anak yang dikandungnya.
Raguna selalu memberi perhatian serta melimpahkan kasih sayangnya pada Gika selayaknya gadis itu adalah putri kandungnya sendiri. Berbeda dengan Raguna yang selalu menganggap kalau Gika adalah putrinya, maka sebaliknya bagi Gika. Gika tak hanya menganggap Raguna sebagai daddy angkatnya, melainkan juga pria yang merupakan cinta pertamanya. Raguna selalu ada di setiap ia butuhkan, dari kecil hingga saat ini dan hal itu menimbulkan benih-benih cinta di hati Gika. Gika selalu merasa cemburu ketika Raguna dekat dengan seorang wanita berpakaian seksi, hatinya selalu memanas ketika membayangkan kalau Raguna akan menghabiskan malam bersama wanita itu.
Segala cara selalu Gika lakukan ketika daddy-nya itu dekat dengan wanita lain, salah satunya mengusir wanita-wanita jàlang itu dan mengatakan kalau ia adalah istri Raguna. Seringkali mereka tidak percaya, tetapi Gika menunjukkan sebuah cincin yang pernah diberikan oleh Raguna di hari ulang tahunnya yang ke sembilan belas. Hingga akhirnya perlahan-lahan rencananya itu berhasil, mengusir parasit-parasit yang selalu mengelilingi Raguna.
"Selamat pagi, Daddy!" sapa Gika saat mobil Raguna berhenti tepat di depannya.
"Selamat pagi. Kita langsung berangkat, Queen? Atau mau berpamitan pada ayahmu dulu?" tanya Raguna sambil mengusap lembut rambut Gika.
Ada alasan mengapa Raguna memanggil Gika dengan sebutan queen, itu karena saat kecil Gika tidak ingin dipanggil princess oleh Raguna dan meminta agar pria itu memanggilnya queen. Hingga akhirnya panggilan itu terbiasa sampai sekarang digunakan.
"Langsung berangkat saja, Daddy, ayah tadi sudah berangkat ke kantor terlebih dulu," ujar Gika. Tangannya bergelayut manja di lengan Ragunan, pria itu selalu tampan sekali di matanya. Ditambah jas formal yang melingkupi tubuh tegap nan atletis pria itu, benar-benar mempesona.
"Baiklah, Daddy akan bukakan dulu pintu untuk Queen yang cantik." Raguna membukakan pintu mobil samping kemudi untuk Gika.
Cup
"Terima kasih, Daddy," ujar Gika mengecup singkat pipi Raguna kemudian memasuki mobil.
"Sama-sama."
Raguna menyusul Gika memasuki mobil, pria itu langsung menjalankan mobilnya membelah jalanan ibu kota yang tidak pernah kengang kendaraan.
"Daddy akan menjemput seorang teman dulu sebelum mengantarmu ke kampus," ujar Raguna memberitahu.
"Oke, Daddy!" Gika membalas dengan ceria, ia pikir teman daddy-nya itu adalah seorang pria. Ternyata saat mereka tiba di depan sebuah gedung apartemen, ternyata yang memasuki bangku penumpang belakang adalah seorang wanita seksi dengan pakaian berpotongan dàda rendah. Gika sebal melihat wanita itu ada di mobil bersamanya dan Raguna. Apalagi saat wanita seksi itu menyapa daddy-nya dengan suara yang sengaja dibuat mendayu-dayu.
"Selamat pagi, Raguna, aku pikir kamu tadi tidak jadi datang menjemputku," ujar wanita itu.
"Kamu kemarin menghubungiku, jelas saja aku tidak mungkin menolak," balas Raguna menatap kaca mobilnya untuk melirik sekilas pada yang diajak bicara.
"Oh iya, kenalkan yang ada di sampingku ini namanya Gika. Dia adalah putriku," ujar Raguna memperkenalkan.
"Gika, dia Cantika, teman Daddy waktu kuliah dulu." Gika hanya melengos saat daddy-nya memperkenalkan wanita itu.
"Ini putri yang kamu ceritakan itu? Wah ternyata cantik sekali ya, tak heran kamu menjadikannya sebagi putrimu. Hallo anak manis, perkenalkan aku Cantika. Kamu boleh memanggil dengan sebutan Tante atau mau langsung panggil mommy juga boleh," ujar wanita bernama Cantika itu sambil tertawa. Setengah bercanda sekaligus serius.
"Hallo, Tante, aku anak angkatnya Daddy sekaligus yang akan menjadi calon istrinya Daddy," ujar Gika sinis. Hal itu membuat Raguna dan Cantika kompak tertawa, menurut mereka kalau saat ini Gika pasti tengah bercanda. Padahal, kenyataannya Gika sama sekali tidak bercanda.
"Putrimu ternyata sangat lucu sekali, tak heran kamu bisa awet muda dan tetap gagah tampan seperti ini." Gika mendelik, sembarangan si tante itu menuju daddy-nya.
"Iya, selera humor Gila memang sangat lucu sekali." Raguna tersenyum menatap wajah masam Gika.
"Sudah sampai, ayo turun, Queen," ujar Raguna sambil membukakan pintu untuk Gika.
"Daddy ikut aku sebentar, ada yang ingin aku katakan," ucap Gika setelah turun dari mobil. Ia menatap kesal ke arah Cantika yang langsung pindah ke bekas tempatnya duduk saat ia sudah turun.
"Apa yang ingin kamu katakan? Daddy dan Tante Cantika sedang ada urusan, Queen, kita bicara nanti saat pulang saja ya?" Namun, Gika menggeleng, ia harus mengutarakan perasaannya saat ini juga agar Raguna tahu tentang isi hatinya.
"Hmm, baiklah. Mau bicara di mana?" Akhirnya Raguna menyetujui.
"Di sana, Daddy, ayo!" Gika menarik tangan Raguna.
"Apa yang ingin dibicarakan?" tanya Raguna ketika Gika hanya diam saja.
"Eum, i-itu Daddy." Entah kenapa Gika jadi gugup.
"Itu apa hmm?" Gika hanya diam.
"Sepertinya memang harus pulang nanti kita bicara, Daddy sudah sangat terlambat. Yang rajin ya belajarnya," ujar Raguna sambil mengusap kepala Gika pelan kemudian berniat pergi meninggalkan gadis itu.
"Daddy! Aku mencintaimu!" teriak Gika bersungguh-sungguh.
Mendengar teriakan Gika membuat Raguna menghentikan langkahnya, pria itu membalikkan tubuhnya sambil menatap Gika.
"Kamu sadar apa yang kamu katakan, Queen? Atau Daddy tadi salah dengar?" tanya Raguna.
"Daddy nggak salah dengar, aku memang mencintainya Daddy! Bahkan, sejak beberapa tahun lalu," ujar Gika sungguh-sungguh.
"Kamu mencintaiku? Apakah kamu tidak salah? Aku ini sahabat ayahmu! Tidak seharusnya kamu mencintai pria yang sangat tua dari usiamu, aku lebih pantas menjadi ayah angkatmu ketimbang suamimu!" Raguna berkata dengan tegas.
"Aku nggak peduli! Aku yakin suatu saat nanti Daddy pasti akan membalas perasaanku!" balas Gika.
"Gika, tolong mengertilah posisi kita. Kamu seharusnya mencari laki-laki seusiamu, bukan malah mencintaiku. Aku hanya menganggapmu seperti anak sendiri," ujar Raguna menatap Gika dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Nggak! Aku nggak percaya itu! Aku yakin Daddy pasti akan mencintaiku. Jika memang Daddy tidak mencintaiku saat ini, tapi aku akan berusaha keras agar Daddy bisa lebih cepat mencintaiku!" Gika berteriak, seakan ingin mengatakan pada dunia kalau ia tidak akan menyerah untuk mendapatkan cinta Raguna, sahabat ayahnya yang membuatnya begitu gila karena mencintai pria yang lima belas tahun lebih tua darinya.
"Daddy yakin kamu pasti hanya bercanda, sudahlah. Daddy berangkat dulu, kamu jaga diri baik-baik di sini. Jangan lupa nanti telepon Daddy," ujar Raguna akhirnya memilih meninggalkan Gika yang merasa kesal karena ungkapan perasaannya dianggap bercanda oleh Raguna.
***
Hallo ada cerita baru yang akan menemani kalian. Jangan lupa tinggalkan jejak berupaya komen dan vote ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faster, Daddy!
Romance*** "Daddy! Aku mencintaimu!" teriak Gika bersungguh-sungguh. Pria yang dipanggil 'daddy' itu pun menoleh ke arah Gika dan menatap gadis itu tidak percaya. "Kamu mencintaiku? Apakah kamu tidak salah? Aku ini sahabat ayahmu! Tidak seharusnya kamu me...