7 || Caesar Dan Tekadnya

31 13 5
                                    

7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

7. Caesar Dan Tekadnya

Cyra tidak tahu apakah ini salah satu doa dari hati terdalamnya atau tidak, tapi kehadiran Caesar pagi ini tetap mengejutkannya. Belum lagi, Caesar mengajaknya berangkat bersama di depan orang tuanya seolah tidak terjadi apa apa diantara mereka. Ya, Cyra paham inilah yang diinginkannya, tapi mengapa baru sekarang Caesar berakting seolah tidak ada yang terjadi?

"Udah sarapan, Ra?" tanya Caesar sembari menatap salah satu kaca spionnya yang mengarah tepat ke wajah Cyra.

Cyra mengangguk dari belakang Caesar. "Udah."

Cyra memang tidak berniat bertanya balik karena pikirannya seketika buntu. Jadi, Cyra harus bagaimana sekarang? Harus menyelesaikan konflik mereka atau mengikuti permainan Caesar yang terlambat tayang ini?

"Makasih, Sar."

Cyra tentu tidak lupa mengucapkan terima kasih, meskipun suasana selama perjalanan sempat ingin membuatnya jalan kaki saja.

"Sama sama," balas Caesar dengan senyum hangatnya, "nanti gue samper ke kelas pas pulang."

Cyra yang awalnya sudah melangkahkan kakinya lebih dulu, lantas berhenti. "Gausah. Ketemuan aja disini."

"Gue samper ke kelas aja," ulang Caesar lalu gantian meninggalkan Cyra di parkiran setelah sekian kali dialah yang ditinggal Cyra.

"Apa bedanya juga lo samper ke kelas sama engga?" tanya Cyra setelah berlari kecil, mengejar Caesar.

"Apa bedanya juga ga samper lo ke kelas?" Caesar malah membalik pertanyaan Cyra.

Cyra jujur saja bingung dengan tujuan Caesar yang tiba tiba mengajaknya berangkat bersama lalu seolah tidak ingin membuat Cyra tenang, Caesar juga kukuh ingin mengunjungi kelasnya saat pulang.

"Sar, jangan samper ke kelas. Ketemuan aja langsung di parkiran," tegas Cyra pada akhirnya.

Langkah kaki Caesar yang semula seimbang dengan langkah kaki Cyra seketika berhenti, membuat Cyra seketika ikut menoleh.

"Lo masih nyoba ngehindar dari gue?" tanya Caesar tanpa berani memandang sepasang mata Cyra.

Cyra menggeleng. "Soal yang kemarin lupain aja. Gue udah bilang kan kalo perasaan gue itu urusan gue."

"Kenapa, Ra?" Caesar kini menatap sepasang mata Cyra dengan tatapan berkilat marah, tapi ada kilatan lain yang membuat Cyra mengerjap. Mata Caesar menyiratkan kesedihan.

"Kenapa lo selalu bilang itu bukan urusan gue. Kenapa? Apa karena perasaan gue yang udah ga sama lagi?"

"Iya, karena perasaan lo bukan buat gue lagi, Sar," jawab Cyra seraya bertanya tanya apa gerangan yang membuat Caesar sedih.

Caesar lantas mengangguk paham, tapi tatapannya masih membuat Cyra gelisah. "Kalo masalahnya cuma karena perasaan gue itu bukan masalah. Gue bisa jatuh cinta lagi sama lo, Ra."

The Secret Of HarmonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang