11 || Pertengkaran Hebat Sejauh Ini

20 6 0
                                    

11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

11. Pertengkaran Hebat Sejauh Ini

Citra menopangkan dagunya sembari memperhatikan Cyra yang seharian ini tidak banyak bicara dan menutup telinganya rapat rapat dengan earphone putihnya. Citra sudah tahu alasan dibalik sikap Cyra hari ini. Namun, Citra telah melakukan kesalahan juga pada kemarin sore lewat sambungan telepon.

"Tapi, kata gue lebih baik juga lo temui Jia dulu dan tanya baik baik, Ra. Bukannya gue mihak Jia, tapi masalah seperti ini lebih baik diselesaikan dalam kelompok dulu—"

"Lo mihak Jia juga?" tanya Cyra, emosinya tersulut kembali.

"Nggak! Cuma lo tau Jia selama ini kerjanya bagus berarti kalo sampe begini dia ada masalah bukan karena sengaja 'kan?"

"Kalo ada alasan bilang lah!"

"Ini kalo diterusin, lo juga ribut ama gue," kata Citra setengah kesal.

"Oh, yaudah! Fine!"

Kurang lebih seperti itulah pertengkaran Cyra dan Citra dimulai. Citra tersadar dari lamunannya saat Cyra secara tiba tiba menimbulkan bunyi cukup keras kala earphone yang mulanya menutup telinga gadis itu, menyentuh meja.

"Maaf, Cit. Kemarin pasti lo ngerasa risih banget gue telpon sore sore terus gue malah marah juga sama lo."

Citra mendengus. "Kalimat terakhir lo mendingan ga usah diucapin."

"Maaf lagi kalo gitu," kata Cyra.

Citra masih bisa menangkap rasa kesal Cyra lewat permohonan maaf tidak bermoral ini. "Gue ga salah. Gue ga akan minta maaf balik sama lo. Itu pendapat gue tentang lo harus temui Jia dulu baru boleh ambil tindakan selanjutnya dan gue ga maksa lo buat temui Jia."

"Lo sama aja kayak Caesar!" gerutu Cyra, "kenapa harus gue yang temui Jia? Jelas jelas Jia yang seharusnya menjelaskan alasan ijinnya."

"Lo emang pernah nanya?"

Cyra mengerutkan dahinya kesal. "Ya, pernahlah!"

"Nanya baik baik. Pernah?" ulang Citra ikut kesal.

Citra kembali menghembuskan napasnya, rasa kesalnya pun ikut ia hembuskan bersamaan napasnya yang keluar. "Gue perlu banget, ya, jelasin gue di pihak mana biar lo dengerin gue?"

"Alasan lo marah meledak ledak seperti ini karena apa, Ra? … lo harus cari dulu kenapa lo semarah ini."

"Gue marah karena Jia terus ga hadir," Cyra, kemudian berkata kembali saat merasakan keraguan Citra. "Gue ga bohong, Cit. Jia yang ga selalu hadir itu bisa buat grup vokal gue jelek."

"Saran gue masih sama seperti kemarin. Temui Jia atau nggak setidaknya ambil keputusan bersama, Ra. Ini grup bukan individu."

Cyra tidak membalas lagi dan berniat menutup telinganya dengan earphone, tapi alih alih memakainya kembali, Cyra malah memeluk Citra.

The Secret Of HarmonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang