15 || Detik Detik Evaluasi

15 2 0
                                    

15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15. Detik Detik Evaluasi

Hari ini adalah hari evaluasi yang sudah ditunggu tunggu oleh para calon penampil Pensi SMA Esa Harapan tak terkecuali bagi Cyra. Namun, bukannya berada di lapangan sekolah bersama anggotanya, Cyra malah berkunjung ke rumah anggotanya yang sudah mengundurkan diri, Jia.

"Hari ini evaluasi, Ra. Apa yang lo mau lakuin di rumah gue?" tanya Jia tidak habis pikir.

"Ada yang perlu gue jelasin ke lo," jawab Cyra sembari melirik jarum jam dinding yang terus bergerak—menandakan waktunya tidak banyak lagi.

"Apa lagi? Grup kita bisa dievaluasi beneran, Ra!" tanya Jia frustasi.

"Nggak akan. Gue percaya sama yang lain." Tidak seperti sebelumnya, tidak ada lagi keraguan pada Cyra soal penampilan mereka. "Lo yakin dengan keputusan lo?"

"Lo kesini cuma buat nanya itu?" tanya Jia balik. Gadis itu malah nampak lebih khawatir dibanding Cyra yang ibaratnya sedang meninggalkan panggung pertunjukannya.

"Gue nggak tahu alasan lo tetap milih keluar di saat kita semua pengen lo bertahan tapi, gue dan yang lain akan menerima keputusan lo asal keputusan ini didasarkan keinginan lo sendiri bukan karena lo ngerasa nggak pantes atau ngerasa beban bagi grup."

Jia menggeleng pelan. "Ini keinginan gue. Udah 'kan? Lo sekarang balik ke sekolah, Ra. Grup kita butuh lo."

"Lo siapa, Jia?" Cyra menatap Jia serius. "Lo bukan anggota grup kita lagi. Terus, kenapa lo lebih khawatir dibanding gue yang masih menjadi anggota?"

"..."

"Gue yang pernah berharap lo keluar dari grup. Gue doang, Jia. Bukan yang lain bahkan, orang terdekat gue milih lo."

"Apa?"

Cyra mengangguk. "Mungkin lo mengira gue sekedar minta maaf tapi, ini lebih dari itu. Gue bukan cuma mau memperbaiki sikap gue sama lo. Gue memang mau lo bertahan, Jia."

"Caesar, Keanna, dan Zidan juga minta lo bertahan bukan karena sekedar untuk penampilan ini. Mereka semua memang pengen tampil bersama lo. Ini semua bukan lagi soal gue yang nggak mau dihantui rasa bersalah atau demi Pensi. Ini soal kita. Kita semua pengen di panggung sama lo."

Cyra menatap jam dinding kembali, waktunya semakin menipis. "Satu lagi, kalo memang lo memilih keluar. Lo nggak perlu juga memutus hubungannya pertemanan lo dengan yang lain, Jia. Kemarin, Keanna memang marah, cuma gue yakin dia cuma kesal nggak bisa tampil sama lo."

Tidak mendapat balasan lagi, Cyra segera berdiri dari duduknya. "Gue minta maaf atas kesalahan gue selama ini. Nggak ada alasan yang bisa membenarkan kesalahan gue. Sekali lagi, gue minta maaf."

"Tunggu!" Jia langsung berteriak setelah terdiam beberapa saat. "Gue mau ambil biola di atas."

Cyra mengernyit dahinya. "Buat apa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Secret Of HarmonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang