Cyra bertekad akan menghilangkan perasaannya demi hubungan persahabatan mereka. Awal tekadnya begitu kuat, tapi kian meluruh kala Caesar dengan gamblang berkata bahwa mereka bisa lebih dari sahabat.
Cyra yang masih terjebak friendzone, sekuat mungk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
13. Kenyataan Terpahit
Pada hari itu adalah hari kepulangan Ibunya setelah selama sebulan bekerja di Singapura. Jia, Herman-Ayah Jia, dan Juna sedang berkumpul di meja makan menyantap sarapan dan membahas kejutan untuk Syerlita-Ibu Jia.
"Jadi, Papa mau masak sendiri buat kejutan hari ini?" tanya Jia sembari meletakkan segelas susu untuk Herman dan Juna. Kedua laki laki yang sangat Jia sayangi ini sangat menyukai susu coklat.
Herman mengangguk. "Romantis banget bukan Papa kamu?"
Jia tergelak. "Ya, Papaku pokoknya yang paling romantis!"
"Aku mau kayak Papa." Herman dan Jia menoleh kepada Juna. "Mau jadi laki laki romantis juga!"
"Aduh, cita cita yang bagus, dik. Tapi, yang penting adalah belajar, oke? Jadi, laki laki pintar agar bisa kaya raya seperti Papa," ujar Jia ikut bercanda.
"Juna sudah cukup kaya karena memiliki sebagian kekayaan Papa. Bagus dia menemukan cita cita yang baru," timpal Herman lalu memindahkan Juna ke pangkuannya.
Meskipun Juna akan berumur sepuluh tahun, Herman masih memperlakukannya layaknya bayi yang bisa digendong dengan mudah. "Aku bukan bayi lagi, Pa!"
Gadis bernama Sherbyia itu tersenyum hangat setiap melihat interaksi antara Herman dan Juna. Jia-ragam nama dari tiga suku kata terakhir nama depannya, Yia itu berani mempertaruhkan segalanya demi keharmonisan keluarganya. Tapi, pada saat itu, Jia sama sekali tidak tahu badai sejenis apa yang sanggup menghancurkan keharmonisan keluarganya.
⏳⏳⏳
Sepulang sekolah, Jia memilih ijin untuk tidak hadir les biolanya demi menyiapkan kejutan kecil untuk Ibunya. Selain berbelanja sesuai permintaan Herman, Jia juga berinisiatif untuk membeli kue kesukaan Syerlita, Butter Cake di salah satu toko kue langganan keluarganya. Toko kue ini juga masuk ke dalam tempat kesukaan Jia karena design interior yang sangat memanjakan matanya.
Setelah memesan, Jia langsung duduk di meja dimana biasanya diduduki bersama oleh Syerlita. Mengingat hal ini semakin membuat Jia tidak sabar untuk bertemu Syerlita setelah selama sebulan hanya bisa berhubungan lewat chat dan video call.
"Mama?"
Jia segera mengerjapkan sepasang matanya untuk memastikan objek yang sedang ia lihat atau lebih tepatnya berharap objek yang ia sedang lihat adalah sebuah halusinasi. Namun, sayangnya itu kenyataan.
Kenyataan terpahit yang pernah Jia lihat.
Jika boleh memilih, Jia ingin mempunyai gangguan penglihatan agar dirinya tidak bisa melihat kenyataan ini. Jia hanya ingin tahu bahwa keluarganya baik baik saja. Jia hanya ingin tahu bahwa kedua orang tuanya adalah pasangan yang saling mencintai dan keluarganya adalah keluarga harmonis.