Sial
Itu menjengkelkan
Benar benar menjengkelkan
Alarm pagi dengan gedoran pintu yang pamanku buat untuk menyuruhku segera bangun benar benar sangat mengganggu pagiku brengsek. Belum lagi semalam cukup melelahkan, aku harus menambahkan 3 shipt hanya karna uang tambahan untuk memastikan uangku cukup untuk kebutuhan biaya sekolah adikku bulan ini.
Ya, adikku porchay adalah satu satunya keluargaku yang aku punya. Dia adalah alasan aku bertahan di dunia yang menurutku tidak adil dan juga alasan untukku berkerja semakin giat lagi. Yeah,,, Walaupun sebenarnya aku masih memiliki satu paman, tapi aku tidak menganggap nya keluarga. bagiku dia hanya seorang bajingan yang datang untuk memamfaatkanku saja.
Menurutnya aku hanyalah tempat singgahan untuknya meminta sesuatu. Terutama uang.
Apapun yang terjadi padaku atau porchay dia tidak akan peduli. Dan dilain waktu dia juga tidak akan tanggung tanggung memukuli adikku disaat aku tidak berada dirumah, dan itu sangat menjengkelkan bagiku.Sungguh!
Kalau saja orang tua kami tidak meninggal dikala kami masih kecil pasti hidupku dan chay tidak akan sesuram ini. Dulu hidup kami bahagia dan serba berkecukupan tapi setelah kematian orang tua kami, semuanya berubah. Harta peninggalan yang seharusnya menjadi milikku diambil alih oleh pamanku yang sialan itu. Dia menggunakan semuanya dengan alasan upah karna mejagaku dan chay sampai besar.
Dan pada akhirnya keseluruhan hartaku habis hingga kini aku tidak memiliki apapun lagi selain rumah tua 2 tingkat yang ayahku wariskan hanya kepadaku. Jujur saja, jika pamanku bukanlah orang yang mendapat hak asuh kami, ingin sekali aku memukulinya dan membuangnya jauh dari kehidupan kami.
Ya, seandainya saja itu yang terjadi....
"Kou belum siap juga hia?" porchay memasuki kamarku dengan pakaian sekolahnya dan tas di punggungnya. Sial aku lupa harus mengantarnya.
"Hemm, maaf aku lupa" jawabanku membuatnya kesal dengan seraya memfoutkan bibirnya yang justru membuatku gemas hingga aku harus berjalan kedepannya dan mengusak surai hitamnya dengan gemas.
"Tunggulah sebentar, aku akan bersiap dengan segera. Aku janji itu tidak akan lama"
"berapa menit?"
"Emm.. Sekitar 8 menit mungkin"
"Huh. Kalau begitu cepatlah!" Dia menegadah menatap kearahku dengan ekspresi yang menurutku itu sangat lucu. Jadi aku tertawa pelan dan menganggukan kepala, segera mengapai haduk dan berlari kekamar mandi dibawah. Aku tidak bisa melihat adikku kesal padaku lebih dari itu. Sungguh, Aku sangat menyayangi nya.
Tepat waktu, sekitar 7 menit aku berhasil menyelesaikan mandiku dengan pakaian santai melekat di tubuhku.
"apa hia sudah selesai bersiap? Aku harus segera berangkat, jam pelajaran ku sebentar lagi akan dimulai" porchay tiba tiba bersuara yang mana itu membuatku terkejut akan keberadaannya disana. Ia melipat kedua tangannya di dada sembari terduduk disofa menungguku entah sejak kapan.
"Iya aku sudah selesai, hanya tinggal memanaskan motor saja" jawabku santai
"Huh! Cepat lah, kalau tidak aku akan terlambat" porchay terlihat sangat kesal, beberapa kali ia melihat jam di ruang tamu rumah kami. Dan aku hanya menggelegkan kepala melihatnya, adikku benar benar type orang yang sangat waspada, padahal jam masuknya masih sekitar 15 menit lagi tapi dia sudah sekhawatir itu.
Aku mulai menyalakan motor kebanggaanku yang selalu ku gunakan sehari hari, kemanapun aku pergi aku pasti selalu pembawanya. yeah walaupun kondisinya sudah sangat tua dan beberapa kali mesinnya sering mati, tapi aku masih bersyukur setidaknya motor ini bisa membuat pekerjaanku sedikit lebih ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐃𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫𝐨𝐮𝐬 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [ 𝐊𝐢𝐧𝐧𝐩𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞 ]
FanfictionPorsche merupakan sosok kakak yang begitu tulus menyayangi adiknya harus kembali dihadapkan dengan kesialan yang membuatnya bertemu dengan kinn, seseorang yang merupakan pemimpin mafia terkejam di dunia dengan hati sekeras dan sedingin es. Lantas b...