Katakan bahwa Daniel tidak sopan. Namun tenang, dia sudah menyiapkan jawaban jika seseorang melempar sindiran padanya. Yang terpenting sekarang ini adalah membawa si kucing ke kamar asramanya.
"Yang Mulia, barang Anda sudah kami rapikan di kamar ini, jika Anda memiliki kebutuhan lain silakan panggil kami di-"
"Apa kalian akan meninggalkan putra ini sendiri?" potong Daniel melemparkan pertanyaan.
Dalam hatinya sudah sangat berharap bahwa semua pelayan dan penjaga ini pergi saja. Daniel tidak ingin ada yang mengawasinya di tempat ini.
"Seperti yang bawahan ini duga." Paman Silva tersenyum dengan tenang. "Kami akan meninggalkan Anda di sini, jika Anda yang memintanya. Namun, jika tidak, maka kami akan menemukan tempat agar bisa melayani Anda."
Seperti yang Daniel harapkan, Paman Silva memang sangat setia padanya. "Baik, silakan tinggalkan aku di sini. Mungkin jika aku memiliki sesuatu akan segera menghubungi paman."
Pelayan dan penjaga di depannya menunduk hormat. Namun, masih ada dua penjaga yang akan menjaganya dari kejauhan selama seminggu pertama masa adaptasinya di asrama ini.
Setelah mereka pamit undur diri, kucing di pelukan Daniel yang sedari tadi hanya diam memainkan kancing baju Daniel melompat turun. Dengan kibasan ekornya sebuah formasi mantra muncul di setiap dinding dan pintu kamar.
"Huh, anjing kaisar yang menjijikkan, miaw! Bagaimana bisa kau tahan selama seminggu di istana itu, miaw?!"
Mengingat situasi saat ini, Daniel tidak lagi menahan diri. Dia melempar bantal sofa pada kucing itu dan mengejarnya mengelilingi kamar.
"Kau pikir siapa yang membuatku jatuh ke sini, hah?! Kau pikir siapa yang ingin ditemukan Prince Daniel yang asli, hah?! Jawab aku! Kemari kau kucing busuk!"
"Berhenti, miaw! Beraninya kau memukul majikan ini, miaw?!"
"Kenapa harus takut?! Kau hanya kucing tidak tahu malu! Lihat tubuhmu yang seperti babi itu!"
"Pelecehan, miaw! Pencemaran spesies, miaw! Aku kucing bukan babi, miaw!"
"Kau lebih mirip babi! Ke sini kau! Akan kucincang dagingmu itu!"
Barang-barang yang sudah tertata rapi oleh pelayan kini tidak karuan. Satu spesies manusia dan kucing magis ini berlarian dan melompat sana sini, belum lagi benda-benda yang dilemparkan Daniel ke kucing itu. Mulai dari bantal hingga rak kecil berisi alat tulis. Setidaknya dia cukup sadar untuk tidak melempar barang pecah belah.
Seperempat jam berlalu, akhirnya keduanya menggelepar di atas karpet tebal dengan terengah-engah. Kucing itu menelungkup seperti keset yang siap diinjak-injak di samping kepala Daniel.
"Huh, kau membuat majikan terhormat ini kelelahan, miaw. Besok kau harus membawaku untuk pijat dan perawatan, miaw."
Daniel mendengus dan meliriknya tajam. "Kau pikir aku tidak kelelahan?! Bukan hanya tubuhku, bahkan mentalku juga! Itu semua karenamu!"
"Kau hanya bisa menyalahkan majikan ini, miaw! Aku akan mengadu pada jenderal, miaw! Wu...wu... jenderal, Snowie dianiaya manusia busuk ini, miaw!"
Kepala Daniel serasa ingin pecah mendengar suara kucing ini yang cempreng. Kesialan apa yang membuatnya harus bertemu kucing ini? Bukannya mati malah dia terkena kesialan seperti ini!
"Hey, kau benar-benar kucing jenderal itu? Prince Daniel tidak mengatakan tentang itu, padahal dia sepertinya sangat mengidolakan sang jenderal."
"Uhuh, tidak banyak yang mengetahui tentangku, miaw. Aku adalah kucing magis dari keturunan Real Crown, miaw. Setiap keturunan dari mereka akan memiliki satu dari kami sebagai penjaga, miaw. Sayangnya jenderal pergi lebih dulu dan meninggalkanku, miaw."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nap of A Star
Fantasy[PROSES TERBIT] 💙💙💙💙💙 Niel hanya seorang pelajar yang bahkan tidak ingin hidup lagi, tapi seekor kucing odd eye membawanya pada dunia yang berbeda. Di sana ia memiliki kekuatan aneh, juga misi membangunkan bintang yang tertidur. Inspiration by...