“Hey, bangunlah! Ck, jangan mati di sini! Ayo cepat bangun!”
Siapa? Kenapa Niel harus bangun? Memangnya tidak boleh dia mati? Tunggu, apakah ada yang menemukannya di tengah kebun lebat dan luas itu? Apakah pemilik kebunnya?
“Astaga, para penjaga akan datang. Kau, ah, sudahlah. Sekali ini aku menolongmu, awas saja benar-benar mati.”
Niel merasakan tubuhnya terangkat. Samar-samar dalam keadaan setengah sadar, Niel merasakan orang itu menempatkannya di punggung. Hidungnya mencium wangi yang menyegarkan, pipinya jatuh ke bahu yang dilapisi kain baju yang sangat halus. Namun, kesadarannya tidak bisa bertahan lama, rasa sakit yang tadinya tidak ia rasakan kini datang.
Seluruh tubuhnya sakit, seolah itu remuk hingga sumsum tulang.Di sisi lain, kepalanya yang lebih sakit. Berdenyut nyeri seperti dipukul palu besar, tapi juga seperti sesuatu mencoba menembus tempurung kepalanya.
^•^
Saat Niel membuka matanya. Langit-langit tinggi dengan ornamen emas juga lampu gantung terlihat. Sesekali lambaian kelambu yang terpasang cantik di dekat lampu gantung menyapa penglihatannya. Menyipitkan mata, Niel menatap sekeliling.
Jendela Paris dengan bingkai emas di sisi samping kanan-kiri ranjang besar, gorden kasa keperakan terdampar cantik di kedua sisinya. Kelambu yang tadi ia lihat, menjuntai dari langit-langit dan terikat di kedua sisi tiang ranjang. Keseluruhan ruangan terlihat mewah dengan barang-barang yang memberikan kesan klasik berwarna emas dan perak, sedikit yang berwarna cokelat.
Dia, ada di mana?
Bukankah seharusnya Niel mati?
Sungguh, Niel dengan sangat jelas mengingat bahwa dia mengejar kucing odd eye itu ke kebun yang seperti hutan dan tersandung. Seharusnya dia mati karena tertusuk batu-batu tajam yang ia lihat. Iya, kan?
“Eh? Kau sudah bangun? Baguslah, setidaknya aku bisa menyembunyikanmu sebelum para dayang tiba.”
Niel mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Pupilnya melebar saat melihat wajah dari seseorang yang baru saja masuk.
Wajah mereka, sangat mirip. Oh tidak, bahkan Niel pikir suara mereka juga mirip.
“Kaget? Aku juga. Aku pikir aku berhalusinasi saat melihatmu tergeletak di hutan. Tapi ternyata wajah kita memang mirip.”
Seseorang yang mirip dengan Niel itu berjalan menghampirinya. Ia duduk di tepi ranjang menghadap Niel.
“Aku Daniel, tapi lebih sering dipanggil Prince Daniel, siapa namamu?” tanyanya mengulurkan tangan pada Niel.
“Niel, namaku Niel. Maaf, boleh aku tahu ini di mana?” Niel menyambut uluran tangan itu dan langsung bertanya.
“Planet Kekaisaran Alexandre, kekaisaran terbesar kedua di Galaksi Noas. Kau tidak berasal dari persebaran bintang kami? Kau berasal dari kekaisaran mana?”
Niel mengernyit mendengarnya. Planet? Galaksi? Apa maksudnya?
“Maaf, aku tidak mengerti maksudmu. Aku bahkan belum pernah mendengar Galaksi Noas. Aku berasal dari Bumi, planet di Galaksi Bima Sakti.”
Kini Prince Daniel yang mengernyit. “Bumi? Galaksi Bima Sakti? Aku tidak pernah dengar, tapi sepertinya itu tempat yang baik? Pakaianmu cukup unik, sayangnya ini tidak bisa melindungimu jika terjadi peperangan antar bintang. Apa semua pakaian di bumi seperti ini?”

KAMU SEDANG MEMBACA
Nap of A Star
Fantasi[PROSES TERBIT] 💙💙💙💙💙 Niel hanya seorang pelajar yang bahkan tidak ingin hidup lagi, tapi seekor kucing odd eye membawanya pada dunia yang berbeda. Di sana ia memiliki kekuatan aneh, juga misi membangunkan bintang yang tertidur. Inspiration by...