BAB 10

7 1 0
                                    

“Daniel! Berhenti memakan gulanya!”
Sungguh, siapa yang tahu jika pangeran yang dielu-elukan ini sangat menyebalkan? Rasanya Steve ingin menyesali pertemuan pertama mereka kemarin.

“Hanya sedikit, lagi pula bukankah ini nanti kau taburkan di atas kue ulang tahunku? Kenapa pelit sekali?”

“Haha, kata orang yang menolak acara ulang tahunnya sendiri,” cibir Steve sambil meratakan adonan yang akan dia masukkan ke dalam oven.

Daniel hanya tersenyum kaku mendengarnya. Memang, dia menolak acara ulang tahun dari kaisar, dengan alasan pada hari itu adalah jadwal penerimaan siswa baru. Kemudian, kemarin kepala sekolah mendatanginya untuk merayakan ulang tahun bersama siswa lainnya. Daniel tetap menolak karena alasan tubuhnya yang masih kurang sehat, padahal jelas-jelas dia masih bisa merecoki Steve untuk keluar membeli bahan-bahan kue. Saat Steve bertanya, Daniel hanya ingin merayakan bersama teman-temannya saja.

“Ngomong-ngomong, teman mana yang akan kau ajak merayakan? Kue sebesar ini, jika hanya kita berdua tidak akan habis.”

Walaupun Steve suka dan bisa memasak kue, dia tidak ingin makan kue manis ini terlalu banyak. Apalagi Daniel memborong buah-buahan, yang kebanyakan asam, sebagai topping. Steve ngilu sendiri membayangkan rasa manis dan asam itu.

“Tetangga kamar. Masih ada empat kamar lain di lantai ini, kita akan menjadi tetangga selama beberapa tahun, jadi apa salahnya aku berkenalan dan membuat pertemanan?”

Sebenarnya, Daniel hanya ingin mengetahui nama Fallen Angel dari keluarga Isefell itu. Setelah kejadian di kantin kemarin, dia gagal berkenalan karena pemuda itu langsung pergi.

“Tetangga kita? Itu bukan empat kamar, sebenarnya hanya ada tiga.”

“Tiga? Tapi di sini ada empat.”

Steve menggeleng dan duduk di depan Daniel, tangannya mengambil potongan strawberry yang ia pikir manis sebelum Steve meludahkannya. “Hish! Itu ada tiga, kamar di sampingku kosong. Katanya memang tidak ada yang akan menempatinya, tidak ada juga yang akan menempatkan siswa di sana.”

Posisi kamar Steve berada di tengah di mana di samping kirinya adalah kamar Daniel. Tiga kamar di depan mereka terisi sebelum Steve.

“Kau mengenal mereka? Yang tinggal di seberang kita.”

“Tahu, bukan kenal. Yang di depanmu, itu kamar Fallen Angel, pewaris keluarga Isefell, namanya Kamal. Sebelahnya, di depan kamarku, dia Penyihir Putih namanya Terry. Lalu yang di depan kamar kosong itu, setahuku dia ras Tulang Murni, namanya Ben.”

Daniel tidak menyangka, Steve sedikit introver pada awalnya dan dia terlihat tidak suka terlibat percakapan panjang. Namun di depan Daniel dia akan sedikit berubah menjadi cerewet atau mengeluarkan emosi yang jarang terlihat.

Namun Daniel fokus pada nama Fallen Angel itu. Kamal, dari keluarga Isefell. Sependek ingatannya, memang tidak ada catatan mengenai hal buruk tentang Fallen Angel dan Manusia Bulan. Awalnya Daniel tidak ingin berpikiran jauh tapi ini tidak benar, kan? Setiap buku informasi tentang ras di planet ini atau persebarannya memiliki sedikit catatan aib atau sisi gelap, lalu kenapa keduanya tidak?

“Ngomong-ngomong, aku dengar dua keluarga Fallen Angel tidak rukun? Apa itu benar?”

“Kau dengar dari siapa?”

Steve sedikit terkejut karena Daniel menampilkan ekspresi kebingungan juga ketidaktahuan. Apakah dia benar-benar tidak tahu?

“Ini, aku mendengarnya saat masih di panti asuhan. Beberapa donatur selalu datang dan berkumpul sebentar, aku pernah tidak sengaja mendengar dari seorang Fallen Angel jika perseteruan dua keluarga ini semakin memanas.”

Nap of A StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang