BAB 09

2 1 0
                                    

Kejadian itu diurus dengan cepat. Berita tentang penggelapan dana oleh menteri teknologi terkuak dan anaknya dikeluarkan dari sekolah karena terbukti ikut dalam perjudian antar bintang. Dia masih di bawah umur bahkan baru saja diterima sebagai siswa, jelas itu adalah kejahatan dan sekolah tidak bisa menoleransi.

Seperti yang dikatakan Paman Silva, walaupun Steve menolak, ia mengirimkan dua kotak besar berisi macam-macam kacamata dan softlens juga hal-hal untuk merawatnya. Rekeningnya pun terisi puluhan juta uang dalam sekejap.

“Daniel, pangeran, ini terlalu banyak. Ayolah katakan pada paman itu aku tidak bisa menerimanya.”

Saat ini keduanya berada di balkon lantai 12 tempat kamar mereka berada. Daniel sangat suka melihat langit sejak dulu, entah siang atau malam. Berhubung minggu ini adalah masa orientasi, pihak sekolah membolehkan para siswa baru ini untuk melanggar jam malam. Jadi jangan heran jika jam menunjukkan waktu sudah larut tapi asrama siswa baru masih cukup ramai.

“Tidak. Lagi pula itu nominal yang kecil. Oh iya, kenapa kau hanya mengambil satu kacamata? Tidak mau mencoba memakai softlens?”
Padahal Daniel yakin jika Steve akan terlihat lebih baik menggunakan softlens.

“Tidak, aku tidak terbiasa memakai itu. Uang ini juga terlalu banyak. Paman tadi sudah memasukkan informasi usahaku di situs kerajaan, aku kebanjiran pesanan, jadi uang ini tidak perlu.”

Kenapa Daniel tidak tahu jika pelayan pribadinya juga memasukkan usaha kecil Steve ke situs kerajaan? Namun, itu juga baik untuk membantunya mendapatkan uang lebih.

“Jika begitu, kenapa kau malah merengek padaku di sini? Ayo siapkan bahan untuk membuat pesanan! Ayo!”

“Ah? Apa?! Hey, bukan itu yang aku maksudkan! Hey! Yak! Prince Daniel, jangan masuk kamarku sembarangan!”

Keduanya membuat keributan bahkan setelah pintu tertutup rapat. Tidak menyadari sepasang mata berkedip menatap mereka dengan pandangan yang tak bisa diartikan.

^•^

Keesokan harinya.

Daniel dan Steve duduk manis menyantap sarapan mereka di meja sudut ruang makan. Bersyukur yang disebut ruang makan ini lebih seperti cafetaria dengan bangku bervariasi, mulai dari bangku panjang hingga khusus semeja berdua. Daniel tidak suka dengan orang-orang yang hanya mencari wajah padanya, dan sepertinya para siswa menjauh darinya juga.

Oh, sebenarnya itu karena mereka mengantisipasi kucing Daniel yang membeberkan aib atau hal tersembunyi milik mereka.

Walaupun begitu, keberadaan Daniel masih mencuri perhatian, belum lagi ditambah penampilan Steve yang menggunakan softlens dan tas-tas kertas di sekitar meja mereka.

“Apa petugasnya sudah menghubungimu? Seharusnya mereka cepat sampai untuk mengantar pesanan ini sebelum siang.”

“Jangan khawatir, mereka bilang sedikit sulit meminta izin masuk ke area sekolah.”

Steve sedari tadi risi dengan pandangan para siswi yang menatapnya seolah dia makanan yang lezat. Kenapa mereka berubah menjadi singa yang kelaparan begini? Seharusnya Steve tidak mengiyakan saran Daniel yang membantunya berdandan.

Mulai dari baju hingga softlens dan tatanan rambut, semuanya diatur oleh Daniel menjadikan Steve seorang pangeran dari negeri dongeng. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa ras Elf Kegelapan terkenal oleh ketampanan mereka.

Memang baju yang mereka pakai masih bebas karena bukan waktu resmi sekolah, tapi ini bukan dandanan Steve sekali yang terbiasa memakai hoodie.

“Baiklah, tapi kau yakin kurir itu terpercaya, kan?” Daniel hanya takut karena Steve mendadak berada di situs kerajaan maka para kurir itu mencoba bermain di belakangnya.

“Tentu, aku menggunakan kurir resmi milik pemerintah. Bagaimanapun juga, yang memesan kue ini salah satunya adalah ibumu.”

“Eh? Ibu Ratu?”

“Bukan, maksudku, semua ibumu.” Steve baru ingat jika ibu Daniel ada empat, walaupun tiri, itu masih disebut ibu, kan?

Pangeran di depannya ini mengangguk pelan. Sejak kapan empat wanita itu memakan manisan? Kue-kue yang dijual Steve rata-rata penuh dengan cream dan selai atau potongan buah yang manis, tapi selama Daniel tinggal di istana dan menemani Prince Daniel bertemu para ibu, mereka hanya memiliki camilan ringan dari sayuran dan teh dingin.

Apakah karena Steve teman pertama Daniel di sekolah ini? Daniel tidak tahu harus seperti apa memikirkan kasih sayang yang diam-diam diungkapkan oleh para ibu itu untuknya.

“Eh, mereka datang! Daniel, aku akan membawa pesanan itu ke depan asrama dulu. Kau habiskan saja sarapanmu, dadah!”

Steve dengan cepat pergi dari sana sebelum Daniel siap membantunya. Dia tidak ingin merepotkan pangeran itu lagi.

Daniel memandang cemberut ke mana Steve pergi. “Padahal aku tidak akan mengacaukannya seperti percobaan pertama tadi malam.”

“Kau bukan hanya mengacau, miaw. Kau hampir membuat kamarnya terbakar, miaw, hangus, miaw!”

“Diam! Itu gara-gara kau yang mengagetkanku Snowie!”

“Jangan salahkan aku, miaw! Salahkan saja tetanggamu yang lain itu, miaw! Kenapa dia mengendap-endap menuju kamarmu, miaw?!”

Daniel menghentikan tangannya yang memainkan telinga Snowie saat mendengarnya. “Iya juga, ada empat kamar lain di sana. Tetangga yang mana yang datang?”

Tadi malam dia bahkan tidur di kamar Steve setelah lelah membantunya membuat kue dan mengepak ke dalam kotak. Jadi dia tidak kembali ke kamar kecuali tadi pagi.

“Hm? Orang yang duduk di dekat pintu sana, miaw. Dia terlihat berbeda dari tadi malam, miaw. Tadi malam dia seperti anak idiot yang membawa boneka fluffy ke kamarmu, miaw.”

Daniel menengok dan melihat seorang siswa duduk sendirian di bangku dekat pintu masuk ruang makan. Itu bangku untuk enam orang tapi dia duduk sendiri. Apakah ini korban bullying lainnya?

‘Kau salah. Dia adalah pewaris keluarga Isefell, ras Fallen Angel. Dia tidak di-bully tapi memang menjauh dari orang-orang saat makan atau terlibat obrolan di luar pelajaran dan bisnis. Semuanya karena obsesinya pada boneka dan barang-barang seperti wanita.’

“Apakah dia kelainan?” bisik Daniel agar tak terdengar siswa-siswi lainnya.

Tidak, kakak dan adik perempuannya mati lima tahun yang lalu, sejak itu dia berubah. Jika kau bertanya kenapa mereka mati, temukan jawabannya sendiri atau tanya pada ibu ratumu.’

Seharusnya pohon itu tidak mengatakannya, karena sekarang Daniel benar-benar beranjak menghampiri pemuda itu. Orang-orang mengawasi setiap gerakannya dan tidak bisa untuk tidak mengernyit mengetahui ke mana tujuan Daniel.

Apakah pangeran mereka ini memang suka berdekatan dengan sumber masalah? Kemarin Steve yang jelas memiliki sejarah kelam, sekarang adalah pewaris yang gila.

Saat sampai, Daniel langsung mendudukkan dirinya di depan pemuda tadi. Pemuda itu mengalihkan pandangannya dari makanan ke arah Daniel.

Wah, satu lagi orang tampan dengan kesan imut. Daniel merasa dia menjadi kolektor dari para orang tampan.

“Hai, kau Fallen Angel, kan? Itu artinya kau masih tersepupu denganku. Aku Daniel, siapa namamu?”

Sebenarnya sejak kemarin Daniel merasa sedikit canggung mengajak orang asing berkenalan lebih dulu. Namun ini, ini adalah karakter Prince Daniel.

Pemuda itu memandangnya aneh. “Kita berasal dari keluarga yang berbeda.”

“Seberapa jauh bedanya? Ibuku Fallen Angel, tetap saja satu ras?”

Hanya berbeda keluarga, tapi tetap saja mereka satu ras, kan? Bukan seperti ras Tulang atau Elf, tidak mungkin Fallen Angel memiliki kebencian walaupun ada perbedaan. Seingat Daniel, tidak ada satu pun catatan mengenai Fallen Angel yang memiliki konflik pelik.

“Isefell dan Michaelo bermusuhan. Aku keturunan murni, ibumu bukan.”
Ok, baik, sepertinya pohon-pohon bintang ini tidak memiliki informasi yang akurat.

TBC

Nap of A StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang