JJ 2521 part 1

2.6K 276 64
                                    

Pintu di depan terbuka lebar, menampakan sahabatnya dalam balutan hoodie kebesaran yang biasa dipakainya. Wajah wanita itu nampak kusut, dengan rambut yang teracak menyambut manik Jennie yang menampilkan sorot khawatirnya.

"Chu." Panggil Jennie, melangkah masuk saat sahabatnya itu menghilang begitu saja selepas membuka pintu.
"Kau berantakan sekali." Komentarnya setelah menutup pintu.

Apartemen itu terlihat gelap, dengan minimnya pencahayaan di dalam ruangan, seluruh gorden tertutup rapat.
Hidung kecil Jennie mengerut saat aroma tak sedap memasuki indera penciumannya, dengan ruang yang gelap kakinya menginjak kaleng minuman yang tergeletak sembarang, membuat bokongnya menghantam keras lantai.

"Aaaahhh!!"

Jennie menjerit dramatis, butuh beberapa detik sebelum rasa sakit di bokongnya mereda. Dengan pelan Jennie kembali bangkit, menoleh kearah sahabatnya dengn kerutan di dahi.
Jisoo terlihat acuh tak peduli, jemarinya sibuk menekan keyboard di depan, pemandangan yang cukup membuat merinding sebenarnya, melihat Jisoo yang nampak lebih seperti zombie ketimbang manusia pada umumnya.

"Chu." Jennie mendekat sambil berkacak pinggang, "Aku terpeleset gara-gara kaleng minum yang kau buang sembarangan itu."

Jisoo hanya mengangguk, mengetik lebih cepat.

"Sakit, tau..." bibir Jennie melengkung, dengan mulut tertutupnya Ia menggeram sebal.

"....." kali ini Jisoo tak bergeming sedikitpun.

"Kim Jisoo!!!" Jennie menghentakan kakinya dengan keras bak anak kecil yang mengamuk meminta perhatian, membuat wanita yang lebih tua itu terlonjak.
"Kau ini benar-benar, ya!!! Kau hidup seperti ini, hah???!" Rasa jijik bercampur geram kentara dalam nada suaranya.

"Jen...." entah mengapa suara Jisoo terdengar asing tak seperti biasanya.
Terdengar jauh lebih dalam, serak, namun masih sangat menenangkan saat di dengar.
"Tolong marah-marahnya jangan sekarang, ya? Aku sedang sibuk..."

"Ya justru itu masalahnya!!" Jennie tak mau mengalah, malahan Ia semakin berapi sekarang, hari ini dia tidak akan memberi ampun pada sahabatnya ini.

"Aku harus menyelesaikan manuscript ini, bulan ini sudah harus beres.." gumam Jisoo, lelah.

"Buat apa juga itu diselesaikan kalau nantinya kau yang mati?? Cepat bangun!! Sekarang juga!!!" Ditutupnya laptop itu dengan kasar, Jennie menarik Jisoo berdiri, dan menendang kursi jauh dari bokong sahabatnya.

"Please---"

"No!" Jennie benar-benar marah, membuat Jisoo hanya pasrah dan mengikutinya dalam diam di belakang.

Jennie membuka gorden, mengumpulkan kaleng-kaleng kosong serta wadah bekas mie instan yang berserakan lalu membuangnya ke tempat sampah.
Setelah itu, Ia menggiring Jisoo ke kamar mandi dan mengancam wanita itu untuk tak keluar sebelum beres mandi.

Setelah membersihkan apartemen yang kotor itu, Jennie pun lantas melangkah ke dapur. Mendapati kulkas yang kosong, hanya berjejer kaleng soda di dalamnya.

Lagi-lagi mulut Jennie mengeluarkan kata-kata sebalnya, tangan Jennie bergerak meraih ponsel di saku guna menelepon sobatnya Mino untuk membelikan keperluan dapur, mau tak mau Mino menuruti setelah Jennie memaksanya tanpa henti.
Untungnya Mino juga cepat sampai membawakan sekantong penuh makanan serta keperluan yang lain. Bau tak sedap yang menyapa membuat laki-laki itu tak betah berlama-lama, setelah meletakan belanjaannya dia langsung melarikan diri.

Sementara Jennie melanjutkan beres-beresnya sampai dapur serta ruangan yang lain terlihat bersih serta beraroma lavender.
Lanjut memasak seporsi penuh nasi goreng kimchi pedas dengan topping telur yang rapih.
Jisoo muncul dengan rambut basahnya, meskipun wajahnya masih nampak datar tapi setidaknya sekarang terlihat jauh lebih segar.
Jennie menghela nafas. Tak apa, ini baru permulaan.

JSK CollectionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang