jensoo

1K 129 6
                                    

"Jisoo!!! Kenapa sih kamu harus mabuk di hari ini?!!!" Amuk Jennie dengan mata kucing nya yang sarat dengan amarah.









Jennie baru saja meluncurkan butik perdana nya semenjak Ia menikah, pasangan yang Ia nikahi itu malah dengan tega membiarkan Ia berdiri di depan puluhan flash kamera dengan senyum yang menyembunyikan kekecewaannya. Bahkan Jennie berbohong kepada media tentang alasan ketidakhadiran istri nya itu.









Ini bukan kali pertama Jisoo bersikap begini, sudah sangat sering sekali sampai Jennie pun dibuat lelah dan muak.







Namun untungnya ada Kai yang selalu siap sedia menemaninya melewati malam, mendengarkan dengan sabar semua keluhan serta kekhawatiran Jennie mengenai kelakuan istrinya itu.







Jennie marah, amat sangat geram menjumpai Jisoo yang penuh dengan bau alkohol, istrinya itu ada acara perayaan kecil-kecilan di kantornya hingga lupa waktu dan lupa untuk hadir di acara penting dalam karir Jennie.









Mata kucing yang awalnya dihiasi sorot lembut itu kini berubah dengan kekecewaan, kebencian, dan pengkhianatan yang tentu saja disadari betul oleh mata rusa yang balik menatapnya sendu.








"Jawab, sialan!!!!" Sentak Jennie frustasi, dijambaknya rambut sendiri untuk menyalurkan amarah yang menguasai diri. Airmata pun sudah turun deras menghujani pipi gembilnya.







Dengan sempoyongan, Jisoo berjalan mendekat. Berkat argumen panas mereka, kesadaran Jisoo mulai sedikit berangsur kembali. Niatnya menyentuh pundak Jennie, ditepis kasar oleh sang istri.







"Gausah sentuh-sentuh!!!" Mata kucing menyalak tajam.






Jisoo hanya bisa mundur pelan sambil menatapnya sedih.






"Maaf....." Jisoo bergumam lembut.





Jennie hanya bisa menutup mata menahan cairan bening agar tak semakin banyak turun ke pipinya.






Ia menoleh, menatap figura berisi foto keduanya yang kini hancur berkeping, disebabkan oleh amukannya tadi.







Aku pikir kita bakal bahagia Chu, semuanya baik-baik aja di awal tapi liat keadaan kita sekarang.








"Punya istri gak guna." Ujarnya cukup untuk Jisoo dengar.











Jennie berjalan kearah ranjang, hendak mengemasi barangnya. Ia merasa perlu waktu istirahat untuk sementara dari pernikahan bodoh ini, hingga amarahnya mereda. Jika tidak, Ia pasti akan mengambil keputusan yang tak kalah bodohnya.












"Jangan pergi..." Jisoo memohon dengan mata yang berkaca-kaca.












"Aku harus pergi." Balas Jennie, menahan amarah untuk yang kesekian kalinya.









Jisoo menggenggam tangan Jennie, namun Ia malah menerima tamparan yang membuatnya terkekeh lemah.










"Aku butuh istirahat. Tolong biarin aku pergi." Dengan nafas tersenggal, Jennie menghadap ke arah Jisoo.






Sekali lagi Jisoo terkekeh, mata rusanya mulai menggelap.






"Buat apa? Kamu mau pergi nemuin cowokmu itu? Kamu nyaman banget ya ditemenin sama dia?"








JSK CollectionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang