jensoo part 4

1K 220 38
                                    

"Ayo." Jisoo menuntun si keledai berjalan ke depan, berhenti setiap ada siswa yang Ia lihat.

"Argh, menjengkelkan sekali!" Keledai itu meringkik dengan suara khasnya, "Sialan!"

"Ssshhh!" Jisoo menutup mulut hewan itu, membuat saliva langsung memenuhi tangannya, Jisoo merengut jijik.

"Sudahlah, aku tidak mau ikut, lelah!" Ujar Jennie si keledai, terhenti di anak tangga.

"Ayolah, kita harus cepat-cepat kembali ke kamarku." Bujuk Jisoo, mencoba membuat keledai itu kembali bergerak namun hewan itu malah menolaknya. Jisoo kini mengerti pepatah yang mengatakan bahwa keledai jauh lebih keras dari kuda.

"Tidak mau!" Lendir si keledai memuncrat dari mulutnya, Jisoo dengan cepat menarik tangan dan mengeringkan cairan menjijikan itu.

"Aku tunggu disini. Kau pergi saja sendiri ambilkan ramuan itu." mata si keledai terpejam, dia menggeleng santai.

"Ugh!" Jisoo menghela nafas lelah sebelum akhirnya pasrah dan melompati tangga yang sudah bergerak berganti arah.
"Jangan bicara pada siapapun, sembunyi lah!"

Sayang, Jennie tak menuruti pesan terakhir Jisoo. Dia malah duduk di samping sebuah lukisan yang langsung terlonjak kaget melihat kearahnya.

"Apa liat-liat??!" Geramnya, membuat hantu di dalam lukisan itu keluar, melayang menembus tubuh keledainya.
"Ugh, aku benci arwah!"

"Rosie, lihat! Ada keledai!!" Sesaat setelah arwah tadi menghilang, ada makhluk yang jauh lebih menyebalkan mendekatinya.

Jennie kenal dengan suara melengking orang itu. Milik dari seorang seeker tim Quidditch Gryffindor yang selalu bersama-sama dengan si Sempurna dari asrama Hufflepuff.

"Woah, aku tidak tahu ada anak Hogwarts yang memelihara keledai!" Si seeker bernama Lalisa Manoban itu berjongkok, tangan terangkat dan dengan lancang menyentuh telinga si keledai.

Kepala si keledai terangkat, giginya dengan cepat menggigit tangan seeker kebanggaan Gryffindor itu dan mengeluarkan suara ringkikannya. Mungkin ingin menunjukan rasa ketidaksukaannya pada aksi lancang manusia satu itu.

"Aw!!! Rosie, aku digigit!" Lisa melengkungkan bibir dengan sedih, menarik jauh tangannya yang terasa sakit.

"Aw, kasihan sekali..." Rosie membuka lebar tangannya lalu berjalan ke depan, dan Lisa yang melihat itu langsung membuka lebar tangannya dengan senyum cerah, bersiap menyambut pelukan hangat dari wanita cantik nan lembut itu, namun Rosie ternyata berjalan melewatinya dan malah memeluk si keledai yang masih terduduk sebal. Lisa dibuat melotot tak percaya menyaksikannya.

"Kalau aku bagaimana?? Apa tidak kasihan?" Bibir tebal Lisa kembali melengkung sedih, sayangnya Rosie sama sekali tak melihat ke arahnya, wanita itu malah sibuk berbicara pada si keledai.

"Rosie, hati-hati! Nanti kau digigit!" Lisa memperingati. Namun setelah semenit lewat, Rosie masih baik-baik saja.
"Sebentar lagi..." Lisa menunggu satu menit lagi. "S-Sebentar lagi..." Semenit kembali terlewat dalam damai.

si Keledai menoleh sekilas kearah Lisa, wajah keledai itu nampak mengejek si seeker yang masih menunggu dengan yakin bercampur sakit hati karena ternyata si keledai tak kunjung menggigit Rosie. Kan Lisa jadi malu sendiri.

"Sepertinya keledai itu tidak suka padaku." Lisa merengek dramatis.

"Kau tadi membuat keledai cantik ini takut." Dengan lembut, Rosie menjelaskan sembari mengusap kepala si keledai yang mengangguk setuju dengan perkataannya.

"Keledai cantik?" Lisa memperhatikan bagaimana keledai itu perlahan luluh dengan Rosie.
Meski sempat heran bagaimana Rosie bisa tahu jenis kelamin dari keledai tersebut, namun Lisa tak terlalu memusingkannya. Lagipula, Rosie memang anak Hogwarts paling ramah dan baik. Penyihir dan hewan, semua suka dengan anak asrama Hufflepuff yang satu itu, sama dengan Rosie yang menyayangi mereka semua.

JSK CollectionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang