ningsoo

2.3K 157 19
                                    

Tepat saat bel istirahat berbunyi, Ning dengan cepat berdiri dari kursinya lalu melangkah cepat keluar, menuruni tangga dengan tujuan menemui Somi, teman yang berbeda kelas dengannya. Ia seret wanita tinggi itu secara paksa menuju Kantin yang sudah mulai dipenuhi oleh anak-anak dari bermacam Fakultas lainnya.

Mata Ning langsung tertuju pada meja kosong yang terletak di pojok Kantin, Ia tarik Somi kesana kemudian Ia dorong untuk keduanya duduk di tempat yang tak mencolok perhatian sekitar itu.

Badan mungil Ning rasanya penuh dengan amarah, dan semua itu tertuju untuk teman di depannya ini.

Somi tentu bisa merasakan hawa tak menyenangkan itu, bahkan hampir semua orang yang melihat Ning pun bisa merasakannya.
Bukan tanpa sebab Ning kesal pada Somi, tentu Ia ada alasan tersendiri.
Ning ingin sekali Somi berlutut dan memohon ampun padanya atas mood jelek yang didapatnya pagi ini karena perbuatan dari Somi.

Pagi tadi, Ning berangkat ke Kampus tanpa mencurigai apapun. Dengan hati damainya Ia berjalan riang sambil bersenandung, namun saat mendudukan diri di bus Ia mendengar anak-anak lain dengan asyiknya bergosip-ria, lebih tepatnya menggosipkan tentang dirinya.

"Heh, udah denger belum? Katanya si Ning diem-diem suka sama kak Jisoo, lho."

"Hah? Ning anak Musik yang kemarin menang lomba itu? Lho? Bukannya dia tuh lagi deket sama si Jisung?"

"Enggak. Kebetulan aja waktu itu si Jisung nganterin dia sana-sini, kayak ojol gitu lah karena mereka katanya udah temenan dari SMA, jadi udah kenal biasa gitu. Kata Somi, pas lagi ngumpul-ngumpul sama circle nya; Rina, Gigi, Win di rumah Pak Douma, si Ning confess kalo dia suka sama kak Jisoo."

Nah, itulah alasan mengapa darahnya mendidih dan emosinya meletup-letup saat ini.

"Somi." panggil Ning yang dengan nada yang membuat tubuh si Bule langsung panas-dingin.

"I-Iya?" Respon Somi sambil tergagap.

"Gue udah siapin buat upacara pemakaman loe, asal loe tau aja."
Matanya menatap tajam sosok di depan dengan kilat api di dalamnya.

"H-Hah? Emang-- g-gue ada salah apa?" Dengan pelan Somi memundurkan kursinya sambil mengedarkan pandangan, mencari bantuan. Sialnya Rina cs juga tak kunjung memperlihatkan batang hidung mereka di Kantin, setidaknya kalo ada mereka, Somi bisa bersembunyi di belakang Gigi.
Merasa terancam, si bule meraih garpu di depan dan Ia arahkan pada Ning, mempertahankan diri.

"Mulut loe kok ember banget, sih!!! Loe tau gak? Gegara loe sebarin ke orang-orang kalo gue suka sama Kak Jisoo, pagi gue jadi enggak tenang!! Mau ditaruh dimana muka gue kalo misalnya kak Jisoo denger nanti??!"

Amarah Ning meluap, dadanya bergemuruh hebat. Meskipun saat ini Ia memang sedang diselimuti rasa kesal, tak Ning pungkiri bahwa dirinya pun cemas dan ingin menangis rasanya. Sudah Ning rasakan matanya yang mulai memanas.

"Hey, emang kenapa coba kalo kak Jisoo tau? Ya bagus, dong. Siapa tau perasaan loe terbalas dan kak Ji nya gerak dan mulai ngajak loe jalan. Udah ah jangan mewek, jelek loe." Dengan tidak ada adab Somi malah menyempatkan diri untuk mencibir Ning di akhir kalimatnya.
"Anyway!!!" Sadar Ning terlihat tak terima dengan cibiran Ia, Somi pun dengan cepat kembali berucap dengan mulut embernya itu. "Gue sebarin gitu juga bukan tanpa rencana lah, gila aja. Gini-gini kan gue tuh sayang sama loe walaupun loe itu enggak banget buat disayang manusia karena kebiasaan loe yang seneng banget bergaul sama tokek. TAPI!!! Karena gue ini penyayang dan baik hati, gue mau kasih tau nih, gue udah atur acara kencan loe sama kak Jisoo. Ini hadiah cuma-cuma dari gue. Ayo cepet bilang Makasih anaknya pak Douma yang murah hati dan cantik jelita."

Mulut Ning terbuka lebar, jantungnya berhenti bekerja untuk sesaat.
"H-Huh?" Matanya mengerjap cepat.
Tubuhnya dingin.

"Loe ada kencan sama kak Jisoo malam ini!!! Katanya, dia juga tertarik sama loe."
Ujar Somi dengan suara beroktaf tinggi miliknya itu.

JSK CollectionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang