BAB 10

21.7K 1.4K 20
                                    

Motor sport Revan memasuki halaman rumah Lavina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Motor sport Revan memasuki halaman rumah Lavina. Diperjalan menuju rumah, Lavina masih jengkel dengan Rona terutama wajahnya itu. Bagimana bisa protagonis seperti itu. Apa lagi kelihatan kalo dia sedang caper.

"Aku tau kamu masih mau peluk aku, tapi kita udah sampe Vina."

"Dihh apaansi. Jangan kegeeran dehh."

"Ck. Lucu bangat si kamu" memcubit gemas pipi Lavina."

"Aduhhh sakitt Revan."

"Habisnya gem-

"Kok baru pulang dek."

"Ehh abangg. Iyaa, soalnya tadi ada urusan disekolah."

Hanya ada keheningan disana. Heyy heyy kedua pria tampan ini bahkan tidak saling menyapa. Hanya saling menatap tajam? Lavina tidak salah lihat kan.

"Ekhmm....kalo gitu aku masuk duluan ya. Bye Van. Hati - hati dijalan" melambaikan tangannya.

"Tangan kamu kenapa Lavina?!" Naufal yang melihat pergelangan tangan Lavina dibalut perban reflek memegang tangan Lavina.

"Akh. I-ini kar--main baskett iya main basket tadii disekolah"gugup Lavina.

"Jangan bohong sama abang Lavina" menatap tajam.

"Be-bener bang kaga bohong kok. Udah ya...Lavina capek pengen istirahat" dengan pupy eyesnya.

"......huh yaudah sana. Jangan lupa diobatin" pasrah abang.

Lavina yang merasa aman dari introgasi abangnya pun pergi dengan perasaan senang sekaligus khawatir saat bertemu daddy dan mommynya nanti.

"Revan Axel Alexan--

"Iya tau gue salah. Gue kurang jagain Vina.

"Siapa?!

"Lavina nyuruh gue buat ga ngasih tau lu. Lagian udah gue hajar diaa.

"Ck. Dasar bucin. Pergi lu sana.

"Gue juga mau pergi. Lagian gue ga betah liat muka lu lama - lama bang" pergi Revan.

"Sialan lu. Si Lavina ngapain demen sama orang kaya gitu dahh. Heran gue.

♧♧♧

Kringgg

Kringgg

"Hoammm. Uugh. Huwaaaa masih ngantukk , kenapa udah jam 6 pagi aja dahh.

"Mandi ahh ntar keburu makin males.


"Revan? Kamu ngapain disini?" Kata Lavina sambil menuruni tangga.

"Mau jemput kamu. Kita bareng kesekolahnya.

"Sini sayang duduk. Mommy ambilin rotinya ya.

Antagonis ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang