PART 1
Marco menatap sosok yang sedang tertidur lelap di sampingnya. Dengan gerakan seringan kapas, ia mengelus pipi mulus wanita yang baru saja resmi menjadi istrinya itu.
"Aku juga ingin kau setia, dan aku belum menginginkan anak dalam pernikahan kita, karena aku masih sangat muda."
Itu syarat yang Felicia minta. Sebenarnya Marco keberatan dengan syarat itu, tapi mengingat ia sudah tidak memiliki pilihan dalam situasi genting ini, Marco terpaksa menyetujuinya.
Hari itu, setelah memberi cek, Marco segera mengajak Felicia menemui dokter keluarganya agar gadis itu mendapat suntik pencegahan kehamilan, karena Marco sendiri tidak mau menggunakan pelindung.
Dalam waktu dua hari, Felicia resmi menjadi istrinya. Pernikahan mewahnya akhirnya berlangsung lancar.
Dan beberapa saat yang lalu, ia dan Felicia bercinta untuk pertama kali di malam pertama mereka sebagai suami istri.
Felicia bukan wanita pertama bagi Marco, tapi ia tahu, ia pria pertama untuk Felicia—Felicia masih perawan saat mereka pertama kali bercinta tadi. Dan anehnya, hal tersebut mengirim rasa puas dan bangga yang tak pernah ia duga akan ia rasakan.
Sebagai pria modern dengan kehidupan bebas, Marco tidak pernah mengharapkan wanita yang menjadi kekasihnya masih perawan, dan Felicia, wanita muda yang kini menjadi istrinya itu, memberinya kejutan istimewa—yang Marco yakin, tak akan pernah ia lupakan.
Marco menarik selimut hingga menutupi bahu Felicia yang telanjang. Setelah panasnya hasrat membakar dan menghempas mereka dalam pusaran kepuasan, Felicia terlelap dengan senyum samar menghias wajah.
Marco sangat ingin mengajak Felicia mengulang percintaan mereka lagi dan lagi, tapi mengingat ini adalah pengalaman pertama bagi Felicia, ia memberi istrinya itu waktu untuk menyesuaikan diri dengan menikmati sisa-sisa kenikmatan dan kepuasan yang pastinya masih menggelenyar di sekujur tubuh.
Felicia bergerak pelan, membuyarkan lamunan Marco. Ia menyusuri wajah Felicia dengan matanya.
Felicia sangat cantik meski dalam kondisi tanpa polesan riasan apa pun.
Masih tergambar jelas di benak Marco saat pertama kali Felicia masuk ke kantornya. Ia sama sekali tidak menyangka ada orang tidak dikenal bisa bebas masuk ke kantornya dan menemuinya. Mungkin waktu itu penjaga keamanan yang bertugas sedang ke kamar kecil.
Saat pertama kali bertemu Felicia dan beradu pandang dengannya, iris cokelat keemasannya yang tampak gelisah dan putus asa membuat Marco merasakan ketidakberdayaan yang asing.
Kemudian, tatkala matanya turun menyusuri lekuk-lekuk wajah Felicia, Marco terpesona. Wanita itu memiliki sepasang tulang pipi yang indah dengan hidung mancungnya yang terpahat sempurna. Dan... bibir semerah cerinya begitu menggoda untuk dikecup, dipagut dengan liar. Seketika hasrat membakar Marco dengan dahsyat.
Dan saat mata gelapnya memindai tubuh langsing dengan bentuk jam pasir yang menggoda itu, hasrat Marco pun meledak. Ia ingin menarik tubuh itu dan membaringkannya di meja kerjanya saat itu juga.
Bayangan menyatukan tubuh mereka dalam panasnya hasrat membuat seluruh sel di dalam tubuh Marco berteriak mendamba. Ia menginginkan wanita itu!
Mengetahui kepentingan gadis itu menemuinya, membuat otak Marco yang telah dikuasai hasrat, bekerja dengan cepat. Ia memberi gadis itu apa yang diinginkannya dan Marco sendiri terbantu untuk penyelesaian masalahnya.
Marco tidak tahu mengapa Felicia membutuhkan uang sebesar itu dan rela menjadi istrinya demi mendapatkannya. Ia tidak bertanya karena itu privasi Felicia.
Marco memejamkan mata dan menarik selimut hingga sebatas dada. Di balik selimut, tangannya memeluk lembut tubuh Felicia.
***
bersambung...
yuks vote dan komen, kawan2. makasi^^
Love,
Evathink - IG : evathink
repost 20 maret 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Istri Bayaran [Tamat]
Romance[Sebagian part sudah di unpublish!] ●Masuk katagori "paling digemari komunitas"pada 10 desember 2019 Felicia butuh pinjaman uang yang nilainya tidak sedikit, dan yang bersedia membantunya hanyalah Marco, seorang pria lajang kaya raya. Tapi, Marco ti...