02.

1.3K 106 4
                                    

Happy reading~

Our Fault

"kau menyukainya?!?!"

"Ya,"

"Wahh sungguh hendery," Jaemin mengacak rambutnya frustasi sembari berjalan kesana kemari lalu berhenti kembali dihadapan sahabatnya.

"Kau, sungguh menyukainya?"

"Yah," jawab hendery seadanya,sembari ia sibuk menanam padi.

Jaemin masih tercengang dengan jawaban singkat bernada serius dari hendery, ini benar benar diluar dugaan.

"Kau masih waras bukan?!? Sadar tidak yang kau sukai itu memiliki apa yang kita miliki,??"

"Pfft,BWAHAHAHAA"

Wajah Jaemin yang masih dalam keadaan terkejut terganti menjadi kebingungan melihat hendery yang tiba tiba terbahak begitu saja.

Wahh petani ini.. memang sudah gila.

"Bercanda bodoh! Aku masih menyukai perempuan, wahh Na Jaemin kau harus lihat wajah jelek mu itu dicermin,aku tak tahan!" Ujar hendery masih diiringi tawanya.

Dasar petani brengsek!!!

Bisa bisanya dia menjadi korban candaan si petani bermuka kuda ini.

Sial!

"Aku pergi," Jaemin lebih memilih tak menanggapi lagi. ia mulai lelah dengan kehidupannya yang ditakdirkan bertemu seorang petani yang mesum,gila,bodoh, sahabatnya pula!

"Yak!! Tunggu!! Mau kemana?!"

"Makan,aku lapar," 

"Mau kutemani?"

"tidak usah,kau urus saja anak anakmu itu!" Yahh sangking gila nya dengan sawah, hendery pernah berujar bahwa sawah yang sedang dia urus ini adalah anak anak nya.

Dasar gila,tapi menguntungkan dunia.

Jaemin meninggalkan hendery yang kembali melanjutkan pekerjaannya lalu Jaemin berjalan pulang kerumah dengan keadaan tubuhnya yang penuh lumpur.

Krryukk

Hah sial!! Ia jadi ingin makan ramen.

Ngomong-ngomong tentang ramen,

Enaknya diberi tambahan tofu yang lembut juga telur rebus stengah matang dengan kuning telur yang meleleh dimulut—

Arghhhh!!!

Bisa gila Jaemin membayangkannya,perutnya terus menjawab pikirannya tentang ramen itu, ia harus cepat cepat pulang ke rumah untuk membersihkan tubuhnya lalu bergegas ke mini market untuk membeli ramen plus tambahan topping yang ia bayangkan tadi.


Our Fault

Jaemin merasa hidup sekarang,kesegaran merambat keseluruh tubuhnya. Kini ia berjalan santai menuju mini market dengan setelan baju rumah berupa kaos polos berwarna putih dan celana training andalannya. 

Apa pun pakaian yang ia pakai,wajah tampan itu tidak pernah hilang.

Siapa bilang?

Siapa lagi kalo bukan na jaemin sendiri.

Terkadang ia suka memuji dirinya sendiri.cukup memprihatinkan sebab sahabatnya yang bermuka kuda itu selalu mengatai nya jelek,hingga ia mau tak mau harus bersifat positif sekaligus menghibur diri dengan mengatakan bahwa sahabatnya itu sedang buta jadi tak apa.maklumi saja.

Jaemin memasuki mini market,mengambil rak belanjaan dan langsung menuju ke bagian ramen.

Sungguh perutnya sudah berteriak minta diisi.

Ia memilih beberapa ramen tak lupa tofu dan telurnya. Ahh dia jadi ingin sosis juga. Bukankah paket komplit sekarang?

Sungguh menggugah seleranya.

Segera ia membayar belanjaannya dan kembali pulang untuk acara makan nya.

selama perjalanan Jaemin sesekali bersenandung untuk menemani rasa bosannya yang sudah melanda,tetapi ia suka situasi saat saat ini,sepi dan tidak ada yang mengajaknya bicara sebab ia tipe orang yang malas dalam berbicara,tapi jika ada yang menyapanya tentu saja akan dia balas dia tidak sesombong itu pada orang orang disekitarnya.

Dughh!!

Brukk!!

"Sial!"

Tidak, itu bukan na jaemin yang mengumpat.

Tapi seorang pemuda yang secara tak sengaja ia tabrak dan berakhir pemuda itu sekaligus barang yang ia bawa terjatuh.

Oh,salahkan na Jaemin yang berjalan tidak memasang mata dengan baik.

Salahkan juga pikirannya yang selalu berkelana kesana kemari sangking menikmati suasana sepi favoritnya.

"Maaf,"

Hanya itu yang keluar dari mulut Jaemin.

Sungguh dia bukan orang yang sombong pada orang orang sekitarnya.

Tapi kalo yang ini..hanya saja..

entahlah.

Jaemin masih memperhatikan pemuda yang hanya menatap nya sinis sekilas lalu bergegas merapikan sebuah kertas kosong yang sudah berhamburan ditanah aspal.

Masih mempunyai rasa bersalah Jaemin turut ikut membantu pemuda itu. Namun baru saja ia mengambil satu lembar kertas kosong itu tiba tiba sebuah tangan merampasnya dengan kasar, membuat Jaemin terkejut sekaligus dilanda rasa bingung.

Jaemin menatap pemuda itu.

Astaga dia baru sadar.

Pemuda yang dia tabrak ini.

Pemuda yang dibicarakan oleh sahabatnya pagi tadi.

Dia, Huang renjun.


Manis.

Our Fault

Note:
halo!

Jangan lupa untuk vomment

Karna vomment kalian adalah semangat untuk melanjutkan cerita ini.

Our Fault | JAEMREN (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang