10

788 95 0
                                        

Happy reading-
.
.
.
.
.

Our Fault

"Apa yang terjadi padamu?!" Mark menarik Renjun berdiri dari jongkoknya saat ia sedang membersihkan pot bunga yang pecah.

Renjun menggeleng lemah "tidak ada," suara itu terdengar lirih ditelinga Mark.

"Tidak mungkin tidak adaa!!" Mark menekan kata katanya ia berusaha untuk tidak teriak.

Renjun benar-benar kacau,wajahnya penuh dengan luka dan lebam,Mark tau luka itu pasti ulah Huang fei yang saat ini sang tuan sedang ke toilet.

"Kau bisa keluar dari rumah?" Mark menghela nafas frustasi mendapat gelengan kepala sebagai jawabannya.
Pantas saja 2 bulan ini ia tak terlihat sama sekali.

Mark sangat tidak tega melihat Renjun saat ini jujur ia ingin sekali meninju Huang fei yang sangat kasar terhadap cucunya sendiri,Huang fei seakan tuli dengan alasan apa pun yang renjun berikan padanya,susah payah ia memberi tahu kebenaran namun dibuang begitu saja seakan tak mau tahu kebenaran apa pun,huang fei memang sudah gila..renjun harus dijauhkan dari kakeknya!

Seketika terlintas ide diotak Mark,ia memegang bahu sempit renjun "Renjun-ah kau tidak boleh diperlakukan seperti ini lagi.. bagaimana suatu saat nanti tuan fei benar-benar tak terkendali? Ia bisa saja menghilangkan nyawa cucunya sendiri.."

"Hyung sudahlah aku tak apa,aku bisa menjaga diriku sen—"

"Dengan rela dipukuli seperti ini?!apa kau sudah kebal dengan rasa sakit Huang!!" Mark kepalang emosi ia meremas bahu Renjun membuat sang empu meringis.

"Dengar Renjun kau harus dijauhkan dari tuan fei,tidak.bukan tuan fei saja tapi desa ini..kau harus pergi dari sini.."

Renjun menghela nafas "kemana Hyung??aku tak punya tempat untuk kabur lagi..desa ini sudah menjadi takdir yang menyakitkan bagiku,"

"Seoul, kau bisa pergi ke kota itu,"

Renjun membulatkan matanya "kau gila?! Aku tak bisa hidup sendirian dikota asing!!"

"Kau tak sendirian renjun!! seseorang akan ikut pergi bersamamu kesana—"

"Mark?"

Mark terkesiap ia cepat membalikkan badan, sementara renjun menetralkan detak jantung nya ia kembali berjongkok membersihkan pot bunga nya.

"Sedang apa??"

"Aku hanya...k-khawatir saja pada Renjun,"

Tuan Fei tersenyum "dia baik baik saja,kemarilah Mark kita belum selesai mengobrol,"

Dengan berat hati Mark kembali ketempat duduknya lalu menanggapi pembicaraan tuan fei yang tak masuk kedalam otaknya,disaat Huang Fei mengoceh tidak jelas Mark mendapati sebuah sticky note dan bolpoin tepat dimeja tempat kopi hitamnya berada,tanpa kecurigaan Mark mengambil sticky note serta bolpoin menuliskan sesuatu disana sampai  fokusnya teralih pada Renjun yang sudah selesai dengan kegiatannya dan hendak masuk kedalam rumah namun sekilas ia merasakan tangannya digenggam dan meninggalkan sesuatu disana, Renjun sempat melirik Mark yang dibalas tatapan serius dari wajah Mark.


Ia kembali berjalan masuk ke dalam rumah menuju dapur dan menaruh nampan yang tadi ia bawa untuk digunakan membawa kopi hitam, lalu membuka genggaman tangannya sebuah lipatan kertas tertinggal disana segera ia membukanya tulisan dikertas itu membuatnya sedikit bingung namun ia kembali mengingat perkataan Mark tadi.

Our Fault | JAEMREN (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang