Risk • 2

493 76 3
                                    

💘

Harin tersadar dari tidur panjangnya. Ia menggeliat didalam selimut hangatnya dan berbalik badan, ingin memeluk seseorang yang biasa tidur disampingnya. Harin membuka mata dan ternyata tidak ada siapa-siapa. Tidak ada suaminya. Ia mengerjap bingung, tidak jadi menguap. Seulho tidak pulang semalam? Dan semalaman Harin tidur sendirian. Ia mengambil ponselnya dimeja nakas. Tidak ada panggilan. Tidak ada pesan. Harin mengkhawatirkan suaminya seketika.

Ting nung!

“Tunggu sebentar!” seraknya. Ia bangkit dari ranjang dengan cepat menuju pintu utama. Tidak peduli lagi dengan penampilannya. Ia yakin itu pasti Seulho. “Beraninya kau tidak pulang semalaman, huh? Membuatku tidur sendirian setelah apa yang kau lakukan? Awas saja.” dengus Harin. Ia membuka pintu dengan lebar. “Dari mana saja—” Harin tidak menyelesaikan kata-katanya. Tidak jadi marah. Ia menatap bingung pada seorang wanita muda di ambang pintu. Itu bukan Seulho.

“Selamat pagi eonnie— err maksudku Bae Harin eonnie.” salamnya sopan dan malu-malu. Ia masih tidak percaya sedang berhadapan dengan siapa sekarang dan bisa sedekat ini. Sementara itu Harin menatapnya dari bawah ke atas sedikit curiga lalu hanya mengangguk kecil. Tapi wajahnya seperti tidak asing.

“Siapa kau?” tanyanya penasaran sambil merapikan rambutnya dan mengusap wajah paginya. Astaga. Ia bahkan tidak cuci muka. “Apa yang kau lakukan di rumahku?”

“Oh maaf sebelumnya Harin eonnie. Perkenalkan, namaku Son Yeonmi, dan aku adalah manajer barumu.”

“Kau apa?!”

>>>>

Harin sekarang sudah berada di kantor manajemennya, pergi bersama Yeonmi yang pagi-pagi sudah membawa berita mengejutkan dan cukup tidak masuk akal. Harin ingin memastikan sesuatu. Bagaimana bisa posisi manajernya diganti begitu saja tanpa sepengetahuannya. Jika memang harus diganti dengan orang lain, Harin juga berhak untuk memilih. Terlebih manajernya dari dulu adalah Seulho, suaminya sendiri. Ia juga sedang tidak ingin memiliki banyak manajer walau jadwalnya cukup padat sampai bulan depan. Apa ini juga alasan Seulho tidak pulang semalam? Kemana sebenarnya Seulho?

“Apa Seulho kesini?” Harin memulai cepat. Tidak ingin basa-basi lagi. Meminta jawaban pada teman sekaligus pimpinannya, Jung Junmyeon.

“Sungguh, tentang berita itu, aku ingin memanggil Seulho dan mengajaknya bicara pagi ini. Tapi tiba-tiba saja dia datang kesini semalam sebelum aku pulang.” Junmyeon menjawabnya. “Dia ingin berhenti. Dan dia bilang kau sudah menyetujuinya.”

“Apa? Dia bilang ingin berhenti? Tapi aku tidak pernah menyetujui apapun.” kesal Harin. Kecewa dan keget. Ia ingin menangis rasanya. Orang yang sangat ia percaya dan bisa diandalkan disisinya malah ingin pergi darinya. Atas alasan apa? Harin merasa sudah dikhianati. “Kenapa dia selalu melakukan hal yang bodoh.” umpatnya. Junmyeon menatap Harin penasaran. Merasa ada yang aneh.

“Aku yakin kalian sudah bicara?” tanyanya. Harin tidak menjawab. “Kalian tidak bertengkar ‘kan?” Harin hanya mendesah, pikirannya kemana-mana. Suasana hatinya mendung seperti cuaca diluar. Junmyeon mengangguk mengerti. Ia tau apa yang terjadi sekarang kembali berdampak pada semuanya. Tapi Junmyeon sudah berjanji untuk membantunya. Membersihkan kekacauan ini.

“Jangan khawatir Harin. Aku belum menyetujui surat pengunduran diri Seulho.” Junmyeon meyakinkan Harin. Tangannya terulur untuk menggenggam tangan Harin dipegangan kursi. Harin sedikit kaget dan melihat genggaman itu sejenak. Rasanya berbeda. “Aku hanya menggantikannya sementara dengan Yeonmi.” Harin mengangguk saja. Pikirannya kosong.

Bukan hanya karena sikap Seulho yang terburu-buru mengambil keputusan tanpa berunding dengannya tapi juga karena sentuhan Junmyeon.

... bersambung

Love tip & other stories at
karyakarsa.com/authorka
Thanks 🤓

⨾ OUR RISK OUR CHOICE ⨾ end ⨾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang