Risk • 7 🔞

629 75 0
                                    

>>>>

Hampir seratus orang datang dengan antusias tinggi hari ini. Harin terus tersenyum tanpa lelah, melambai, bercerita dan tertawa dengan akrab bersama penggemarnya seperti tidak terjadi apa-apa. Hanya ada satu atau dua orang yang menanyakan kabarnya atau meminta maaf padanya tentang kejadian mengerikan di bandara itu. Walaupun hal itu masih mengganggu tapi Harin benar-benar ingin melupakannya. Ia juga merasa bersalah sudah membuat orang-orang mengkhawatirkannya. Harin dan penggemarnya hanya ingin saling menjaga hati dan bertukar memori indah untuk satu sama lain. Itulah yang dibutuhkannya.

Seulho selalu berada di samping Harin. Tugasnya sebagai manajer kini kembali tanpa diminta. Mengatur antrian penggemar satu per satu untuk bertemu artisnya dimeja. Ia hanya tidak ingin kejadian buruk yang sama menimpa Harin. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga dan merawat Harin dengan baik. Seulho dapat merasakan wartawan dan orang-orang membicarakannya saat datang bersama Harin. Selain Yeonmi, ia juga kembali mendapat rundungan atas kekacauan di bandara. Di satu hari mereka bilang tinggalkan Harin sendiri dan sekarang mereka bilang dia manajer yang tidak bertanggung jawab karena meninggalkan Harin sendiri. Ya Tuhan, apa yang sebenarnya mereka inginkan! Tapi ia tidak memperdulikan itu semua. Seulho kini hanya peduli pada satu orang yaitu Kang Harin, artisnya, istrinya.

“Kau tidak apa-apa?” khawatir Seulho saat melihat Harin beberapa kali mengepal dan meregangkan tangannya sebelum dan sesudah melakukan tanda tangan. Harin menggeleng pelan. Tapi tangannya memang terasa nyeri.

“Ini eonnie. Minum ini dulu.” Yeonmi disisi lain memberikannya sebotol air mineral. Sekarang ia menjadi asisten mendadak Seulho. Harin menghisap airnya dari sedotan sambil menunggu penggemar selanjutnya.

“Katakan saja padaku kalau tanganmu sakit, okey. Kita istirahat sebentar.”

Harin tersenyum kecil. Wajah serius dan juga suara berat Seulho sekarang sangat menarik. Membangkitkan sesuatu didalam dirinya. Harin diam-diam melirik gaya berpakaian Seulho yang sederhana hari ini; jins hitam, blazer putih yang digulung sampai siku bersama kemeja birunya. Menampakkan urat tangannya yang terbentuk karena kerja kerasnya. Sangat dewasa dan tampan. Ada sesuatu yang sedikit berbeda dari diri Seulho kali ini. Tapi Harin tidak tau apa. Tanpa sadar ia menggigit bibirnya, mengkhayal jauh.

“Kau yakin tidak apa-apa?” Seulho yang melihatnya bertingkah aneh semakin khawatir.

“Eoh? Ya ya…” Harin mengangguk cepat. Bagaimana bisa ia melamunkan hal erotis ditempat yang banyak orang dan kamera seperti ini?!

>>>>

“Istirahatlah. Kau sudah bekerja keras hari ini.” Seulho menyuruh Harin masuk ke kamar. Harin mengangguk ragu, ia masih ingin bersama Seulho.

Setelah acara selesai, mereka diundang makan siang bersama beberapa orang-orang penting di sana, membicarakan bisnis yang cukup membosankan untuk Harin. Ia terpaksa harus profesional sementara Seulho dan Yeonmi yang berada dimeja lain terlihat menyenangkan. Saat mereka di mobil dalam perjalanan pulang, Seulho masih tidak banyak bicara. Bahkan saat Harin meraih tangan Seulho, menggenggamnya di pangkuannya, mencoba menarik perhatiannya, Seulho hanya menoleh kepadanya sejenak lalu membiarkannya bermain dengan jari-jari tangannya. Seulho kembali sibuk dengan ponselnya sampai mereka tiba di hotel. Harin mendesah berat diam-diam karena reaksi Seulho jauh dari dugaannya. Menyedihkan. Berapa lama lagi mereka akan saling diam tapi peduli seperti sekarang.

“Benar eonnie, biar kami yang membereskan semua ini.” tambah Yeonmi. Ia membantu Seulho menyusun beberapa hadiah Harin dari penggemarnya. Harin memegang gagang pintu kamar, ragu, ia menggigit bibirnya memikirkan sesuatu yang sejak tadi mengganggunya lalu berbalik badan dengan percaya diri.

⨾ OUR RISK OUR CHOICE ⨾ end ⨾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang