✨
Seulho membuka pintu kamar dengan lebar untuk Harin. Ia mengekor pada Harin masuk dengan langkah pelan. Sama lelahnya, terlihat dari raut wajah mereka yang sendu.
“Aku ingin langsung mandi...” Harin menggantung tasnya di samping meja rias dan masuk ke kamar mandi. Seulho hanya mengangguk dan meletakkan satu koper besar bawaan Harin di samping lemari.
Seulho menghela nafas berat. Merasa sangat mengantuk. Tubuhnya terasa remuk dan otaknya kering. Seulho dan Harin baru saja pulang dari China setelah setengah bulan di sana, menyelesaikan syuting film terbaru Harin. Seulho membuka jaketnya dengan malas, lalu jam tangannya dan langsung menghempaskan tubuhnya ketempat tidur.
“Aahhh! Aku rindu ini...” gumamnya. Tidur di dalam hotel dan pesawat tidak senyaman tidur di ranjang sendiri.
Lima belas menit kemudian. Harin keluar dari kamar mandi dan tertawa kecil saat melihat Seulho. Kedua lengan dan kaki Seulho terbentang lebar. Persis seperti bintang laut ditengah ranjang. Harin mendekat dan duduk perlahan di samping Seulho. Tidak ingin membangunkannya. Ia memperhatikan raut wajah Seulho yang jelas terlihat lelah saat ia tidur. Mendengar dengkuran halusnya. Harin mengusap pipi Seulho lalu menciumnya.
“Apa aku tertidur?” Seulho terkejut. Matanya terbuka merah menatap Harin diatasnya.
“Hmm...”
“Maaf…”
“Kenapa kau meminta maaf?” Harin tertawa kecil mendengarnya. Konyol.
Seulho tersenyum malu dan membaringkan kepalanya dipangkuan Harin sementara tangannya memeluk pinggang Harin dekat. Harin bersandar di kepala ranjang sambil mengusap rambut Seulho. Wangi dari sabun dan sampo yang digunakan Harin menusuk segar hidung Seulho. Lavender. Seulho sangat menyukainya. Ia membuka tali jubah mandi Harin dan mengecupi perutnya yang dingin setelah mandi. Harin tertawa merasakan bibir Seulho yang menggelitiknya.
“Yah!”
“Kau wangi.” gumamnya diperut Harin.
“Dan kau sangat bau.” Harin menutup hidung. “Mandi sekarang, aku sudah menyiapkan air hangat untukmu.”
“Besok saja. Aku terlalu lelah.” Seulho kembali memejamkan matanya.
“Dan sejak kapan kau jadi pemalas?” Harin menggeleng. “Cepat mandi jadi kau bisa tidur dengan nyaman. Kalau tidak kau tidur diluar.” ia memberikan bantal guling pada Seulho.
“Hmphh...” Seulho melepaskan pelukannya dan bangkit kemudian turun dari ranjang dengan setengah hati. “Nenek sihir...” gumamnya.
“Aku dengar itu!”
Seulho berlari dan menghilang dengan cepat dibalik pintu kamar mandi sementara Harin hanya tertawa memperhatikan tingkahnya. Ia menatap dan mengusap perutnya dengan sayang, masih bisa merasakan ciuman hangat Seulho di kulitnya. Harin melihat pintu kamar mandi yang sudah tertutup dan tersenyum penuh arti.
Selengkapnya hanya ada di KK
Link ada di kolom komentar
Terima kasihTamat.
Sampai jumpa di cerita selanjutnya! 😗
KAMU SEDANG MEMBACA
⨾ OUR RISK OUR CHOICE ⨾ end ⨾
Fiksi PenggemarHarin mengingat pertengkaran mereka tadi. Apa yang dikatakannya tadi? Kata-kata kasar itu. Ia berlari dengan panik keruang tamu, berharap Seulho masih disana tapi tidak ada siapapun. Harin sendiri di rumah. Ia menilik keluar dari tirai jendela dan m...