No.14

120 9 0
                                    












Sepulang dari sekolah, Johnny tidak ke kantornya. Tetapi dia kembali ke rumahnya untuk berkumpul bersama dengan istri dan anaknya. Hatinya benar-benar gembira dan bahagia, karena dia akhirnya kembali dipertemukan oleh Tuhan dengan sahabat baiknya yang sudah seperti saudara sendiri.

"Sudah urusannya, pa?" sambut Ten

"Sudah. Mana Haechan..."

"Ya, Pa?" sahut Haechan

"Duduk sini..."

Haechan menurut duduk di samping papanya

"Haechan, sebaiknya kamu mengakhiri perseteruan mu dengan Mark" saran Johnny pada putranya

"Kenapa memangnya, Pa?"

"Karena itu tidak baik. Sebab akibat perseteruan yang terjadi antara kamu dan Mark, kalian telah membuat banyak masalah di sekolah. Papa khawatir, kalau terus menerus kalian berseteru, maka kalian akan dikeluarkan dari sekolah"

"Kalau memang mau dikeluarkan, ya keluarkan aja!" tantang Haechan

"Pokoknya, sampai kapan pun Haechan gak akan mau berdamai dengan Mark!"

"Kamu kenapa sih memusuhi Mark?"

"Karena dia brengsek, Pa!"

"Papa sudah bicara dengan ayahnya Mark dan juga kepala sekolah serta wali kelas mu dan guru-guru yang lain, dan menurut mereka Mark anak baik. Bahkan sebelum kamu sekolah disana, Mark tak pernah sekalipun terlibat keributan sebagaimana sekarang. Itu pula sebabnya dia menyabet predikat sebagai siswa teladan se-DKI Jakarta. Benar begitu?"

Haechan mengangguk.

"Nah, lalu kenapa kamu memusuhinya?"

"Ya karena dia brengsek!"

"Mark brengsek kenapa?" tanya Johhny

"Kalau Mark brengsek, mana mungkin dia menjadi siswa teladan? Mana mungkin dia disukai oleh para guru dan juga teman-teman yang lainnya?"

Haechan terdiam.

"Haechan... papa ingin mendengar kejujuran mu. Jawab dengan jujur pertanyaan yang akan papa ajukan padamu. Kamu membenci Mark, atau diam-diam mencintainya?"

"Apa?! Cinta...?! Huh... amit-amit deh, Pa"

"Kenapa? Mark tampan, cerdas, sopan, siswa teladan. Papa rasa dia tidak memiliki kekurangan dan rasanya pantas untuk digandrungi oleh para gadis. Buktinya, di sekolah banyak gadis yang menyukainya"

"Biarpun dia tampannya melebihi Arjuna, Pa. echan nggak bakal tertarik dan echan nggak sudi sama dia! Bahkan meski pun di dunia ini cowoknya cuma dia seorang, nggak bakalan echan mau sama dia!"

"Syukurlah kalau begitu" gumam Johnny

"Maksud papa?" tanya Haechan

"Ya, syukurlah kalau memang kamu berprinsip begitu"

"Kok papa ngomongnya gitu?"

"Ya, dengan kamu ngomong begitu, berarti tak ada masalah"

"Masalah apa, Pa?"

"Begini... semula papa khawatir kalau apa yang kamu alami sekarang, akhirnya sama dengan apa yang Mamamu alami. Kamu sudah dengar cerita mama mengenai masa muda namamu sewaktu masih seusia kamu?"

"Ya, mama sudah menceritakannya sama echan. Tapi itu kan mama, bukan echan. Nggak bakalan deh echan bakal berubah pendirian seperti mama..."

"Oh ya?" goda Johnny

MUSUH + (markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang