•••
"Baiklah, saya akan menceritakan pertemuan dan perkenalan saya dengannya" kata Haechan akhirnya setelah beberapa saat terdiam saling beradu pandang dengan Mark."Seperti yang dikatakannya, pertemuan dan perkenalan kami pertama kali, saya rasa tak akan mudah begitu saja saya lupakan, bahkan untuk selamanya. Karena pertemuan dan perkenalan kami pertama kali sangat begitu terkesan buat saya"
"Wowww... Kerenn!!" seru para siswa
"Tunggu dulu!" seru Haechan "Kalian jangan berpikir negatif dulu... sebab kalian tidak tau hal yang sebenarnya terjadi antara aku dengannya, kan?"
"Apa yang terjadi memangnya?" tanya jaemin penasaran
"Maksud saya tak bisa melupakannya, bukan tak bisa melupakan sesuatu yang indah sebagaimana yang kalian bayangkan"
"Lalu apa maksudmu sebenarnya?"
"Saya tak akan pernah bisa melupakan kecongkak dan keangkuhannya!" tegas Haechan sembari kembali memandang ke arah Mark diikuti dengan seulas senyum kecut.
Rasain lo! Apa lo pikir cuma lo aja yang bisa menghina balik! Jangan pikir karena lo anak lama, dan jadi idola murid di sekolah ini, lo bisa seenaknya mempermainkan apalagi ngerjain gue,ya! Pernyataan Haechan, membuat semua mata termasuk guru wali kelas seketika tertuju ke arah Mark dengan pandangan penuh ketidak mengertian dan meminta penjelasan.
"Kalian percaya dengan omongannya?" tanya Mark pada teman-teman sekelasnya.
Sebagian besar teman-temannya termasuk wali kelas yang mengenal benar siapa Mark, menggelengkan kepala.
Mark balas tersenyum kecut ke arah Haechan
"Tuan Haechan yang cantik, apa anda tidak salah ngomong? Yang angkuh dan congkak itu saya atau anda sendiri?" tanya Mark "Kalau saya angkuh dan sombong, tentunya tak akan ada orang yang mau berteman dengan saya, bukan? Lagi pula, apa yang bisa saya andalkan untuk bersikap angkuh dan sombong? Saya hanyalah orang biasa, Tuan. Tidak seperti anda yang anak orang kaya..."
Haechan terdiam dengan wajah merenggut dan hati diliputi kekesalan dan kejengkelan. Niatnya ingin membalas ejekan Mark tidak terlaksana, justru dia sendiri yang kini malah kena batunya.
Sungguh dia tidak menyangka, kalau ternyata di sekolah ini Mark bukan hanya menjadi idola murid murid saja, tetapi juga memiliki kredibilitas yang baik di mata para guru dan teman-temannya. Ah, rasanya berat baginya untuk mengibarkan bendera perang melawan Mark. Tapi genderang perang sudah terlanjur dibunyikan semenjak pertama kali mereka bertemu. Mau tidak mau, suka tidak suka, Haechan harus tetap maju berperang melawan Mark, walau dia tak yakin bakal ada yang memberikan dukungan kepadanya.
Mengingat kredibilitas nama baik Mark di mata para guru dan juga teman-teman sekolah yang lain, sudah begitu kuat tertanam di hati mereka.Haruskah dia mengalah?
TIDAK!
Genderang putih terlanjur ditabuh. Bendera perang pun sudah terlanjur dikibarkan. Tak mungkin dia mundur, apalagi mengaku kekalahannya, untuk kemudian takluk dan meminta maaf kepada cowok tampan itu.
Huh! Biarpun dia hanya seorang diri, tak akan dia menyerah. Kalau mau damai, maka bukan dia yang mendahului mengajak damai, tetapi harus dari pihak Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSUH + (markhyuck)
NouvellesPerseteruan antara Mark dan Haechan, sudah terjadi sebelum mereka kenal satu sama lain. Perseteruan itu berawal ketika mereka bertemu di jalan, ketika mobil yang dinaiki Haechan, memotong jalan sepeda motor yang dikendarai oleh Mark. Siapa sangka te...