“ tell me, are you hurting dear? ”
Kicauan burung di sekeliling bersahut tanpa henti.
Percikan air mengembara tiap kulangkahkan kaki menginjaknya.
Rintik-rintik hujan sekali lagi membasuh surai panjang yang 'tak pernah kupotong beberapa tahun belakangan.
Dering ponsel di saku mengganggu langkah ku.
Dering yang sama kembali menjerit mengutarakan keinginan untuk diperhatikan.
Surai coklat beterbangan halus membelai wajah asing yang setengah tertutupi perban putih berlumuran darah segar.
Manik hazel indah miliknya bersitatap dengan milikku.
Dering ponsel kembali bersuara dan menjadi perantara keheningan di antara kami.
Perlahan kulangkahkan kaki mendekatinya.
Tatapan kosong yang tetap nampak indah itu 'tak melepas pandangan padaku.
Kenapa terasa sama?
Apa dia merasa hal sama denganku?
“ kau... baik-baik saja? ”
Ah, bagaimana bisa dengan lancangnya aku bertanya hal privasi seperti itu?
Kuharap Tuan itu tidak tersinggung.
Dia... tersenyum?
Tidak. Itu bukan senyum seseorang yang merasa terganggu.
Itu adalah,
senyum seorang 'manusia' yang penuh derita.
“ bukankah kau juga terluka, Nona? ”
¹⁵/⁰³/²²
vote the story if u don't mind guys
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗽𝗹𝘂𝘃𝗶𝗼𝗽𝗵𝗶𝗹𝗲 [ ᴅᴀᴢᴀɪ ᴏꜱᴀᴍᴜ ] ✓
Fanfiction"ᵇᵘᵏᵃⁿᵏᵃʰ ⁱⁿᵈᵃʰ ʰᵘʲᵃⁿ ᵐᵉⁿʲᵃᵈⁱ ˢᵃᵏˢⁱ ᵖᵉʳᵗᵉᵐᵘᵃⁿ ᵖᵉʳᵗᵃᵐᵃ ᵈᵃⁿ ᵗᵉʳᵃᵏʰⁱʳ ᵏⁱᵗᵃ ᵇᵉʳᵈᵘᵃ" 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐚𝐛𝐨𝐮𝐭• ·˚ ༘ ➳ 𝚔𝚎𝚍𝚞𝚊 𝚒𝚗𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚘𝚖𝚋𝚊𝚗𝚐-𝚊𝚖𝚋𝚒𝚗𝚐, 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚝𝚊𝚗𝚙𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚗𝚊𝚕 𝚗𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚝...