" do i deserve to be here, dear?"
Di saat malam menggantung harapan jiwa-jiwa kesepian dalam rayuan palsu, kutulis angan-angan yang 'tak mungkin terwujud dalam buku hitam 'tak bernama.
Hey, apakah kau akan datang menghampiri kala nama indah yang melekat padamu kuselipkan dalam rayuan kasih teruntuk Tuhan?
Apakah selamanya hujan menjadi teman cahaya di antara kita berdua?
Dunia tidak akan berakhir meski kita 'tak bersama lagi bukan?
Meski kutulis ratusan angan-angan tentangnya, tetap saja aku tahu itu semua 'tak mungkin terwujud.
"Pikiranmu kacau seperti kemarin ya, Nona."
Tuan rupawan yang kutemui 2 tahun lalu masih sama, hanya saja 'tak ada lagi perban putih yang menutupi sebagian wajah tampannya.
"Seperti apa rasanya kedamaian yang kau raih, Tuan?"
Mata yang bergulir pelan menatap pohon-pohon yang terguyur hujan masih tetap indah seperti dulu.
"Kau akan tahu saat merasakannya sendiri, Nona. Bukankah Nona terlalu penakut seperti saat pertama kita bertemu? Takut akan kekecewaan sang Ibunda."
Tuan rupawan ini benar-benar mahir membaca diri seseorang.
Tapi 'tak mampu memahami diri sendiri meski telah meraih kedamaian yang ia dambakan.
"Lalu, pantaskah aku hidup seperti ini selamanya, Tuan?"
⁰⁵/⁰⁴/²²
vote this story if u don't mind
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗽𝗹𝘂𝘃𝗶𝗼𝗽𝗵𝗶𝗹𝗲 [ ᴅᴀᴢᴀɪ ᴏꜱᴀᴍᴜ ] ✓
Fanfiction"ᵇᵘᵏᵃⁿᵏᵃʰ ⁱⁿᵈᵃʰ ʰᵘʲᵃⁿ ᵐᵉⁿʲᵃᵈⁱ ˢᵃᵏˢⁱ ᵖᵉʳᵗᵉᵐᵘᵃⁿ ᵖᵉʳᵗᵃᵐᵃ ᵈᵃⁿ ᵗᵉʳᵃᵏʰⁱʳ ᵏⁱᵗᵃ ᵇᵉʳᵈᵘᵃ" 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐚𝐛𝐨𝐮𝐭• ·˚ ༘ ➳ 𝚔𝚎𝚍𝚞𝚊 𝚒𝚗𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚘𝚖𝚋𝚊𝚗𝚐-𝚊𝚖𝚋𝚒𝚗𝚐, 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚝𝚊𝚗𝚙𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚗𝚊𝚕 𝚗𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚝...