four

321 60 3
                                    

" look at me, dear "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" look at me, dear "

" look at me, dear "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Jarum jam masih tetap berdenting.


Tuts-tuts piano terus ku tekan menciptakan nada bebas bagai burung yang berhasil mengeluarkan diri dari sangkar.


Rentetan peluru kuabaikan meski ruang besar tempatku kini bersimbah bagai samudera darah.


Gaun putih selutut yang diberikan ibu terciprat darah seseorang.

"Sangat indah, Nona."


Kali ini kami bertemu tanpa hujan yang menemani.


Kumpulan pria berjas hitam berdiri di belakangnya dengan siaga.


Puluhan penonton kompetisi piano mati terbunuh tanpa terkecuali.

Langkah kaki panjang miliknya semakin mendekat.


Tangan yang terlilit perban putih itu menyentuh permukaan piano dengan sentuhan halus.


"Nona bilang Anda tidak pandai memainkan piano meski sudah berusaha, tapi menurutku melodi yang Nona ciptakan sangatlah indah bagi seorang pendosa seperti saya."



Lirikan matanya menelisik ruang besar dengan lampu minim tempat kami berpijak.


Jemari indahnya menarik beberapa helai surai panjang ku.


Menciumnya dengan lembut sembari senyum menggoda terpampang di wajah rupawan miliknya.

"Keberatan kah jika Nona memainkan satu lagu untuk Tuan yang kesepian ini?"





























"Keberatan kah jika Nona memainkan satu lagu untuk Tuan yang kesepian ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

³⁰/⁰³/²²

vote the story if u don't mind

𝗽𝗹𝘂𝘃𝗶𝗼𝗽𝗵𝗶𝗹𝗲  [ ᴅᴀᴢᴀɪ ᴏꜱᴀᴍᴜ ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang