Chapter 1: Wedding Bells

764 52 0
                                    


Aku terus mendengar lagu yang sama dan lagu itu terus berulang di kepalaku. Itu memukul otakku dengan keras seperti alarm berbunyi.

From this moment
Life has begun
From this moment
You are the one
Right beside you
Is where I belong
From this moment on

Itu adalah lagu masa kecil dimana saat itu aku sering mendengarkannya saat Ibuku membersihkan rumah ataupun memasak. Lagu itu seolah mengirim ku kembali ke masa lalu diamana saat aku masih polos dan tidak berdosa ketika masih di sekolah dasar. Masa itu adalah masa yang penuh dengan hari-hari cerah dan udara segar.

Sebelum aku bertemu Baekhyun.

Agak ironis, pikirku, lagu ini diputar seperti kaset rusak di kepalaku hari ini. Sepanjang hari ini, bersama ibuku yang sedang merangkai bunga putih di rambutku yang sudah di sanggul kaku dan calon Ibu mertuaku di luar di ruangan lainnya sedang meributkan gaun pengiring pengantin yang berwarna lavender yang baru saja di pilihnya minggu lalu. Gaun itu di beli dengan buru-buru bahkan sebelum aku bisa memutuskan apakah aku menyukainya atau tidak.

Aku menatap kosong diriku di cermin. Aku akan menikah hari ini. Pikiran itu membuatku menggeliant dan ibuku menepuk bahuku yang telanjang.

"Berhentilah bergerak, Sayang," katanya, menyematkan lebih banyak bunga ke rambutku yang berkilauan.

Aku merasa seperti sedang bermain dandanan dengan mengenakan gaun pengantin kerjaan berwarna putih berkilauan. Baju pengantin ini juga di beli pada hari yang sama dengan gaun pengiring pengantin di sebuah toko yang letaknya hanya beberapa mill di selatan kota Degu tempat orang tuaku tinggal. Disinilah aku selalu membanyangkan diriku akan menikah. Di tempat yang sederhana, hangat dan familier.

Tapi semua ini tidak sederhana, familiar, atau bahkan hangat seperti apa yang aku bayangkan.

Dengan tangan gemetar, aku mengenakan sepasang sarung tangan sutra putih, yang dulunya digunakan Ibu mertuaku pada hari pernikahannya dengan suaminya. Dia menikah dengan suaminya pada saat berumur dua puluh tiga tahun sama seperti diriku sekarang.

Aku menelan ludah dengan susah payah. Aku baru berusia dua puluh tiga tahun dalam empat bulan, umur yang masih di pagar antara gadis dan wanita.

Di pergelangan tangan kananku, aku menggenggam gelang safir yang diberikan Jennie padaku awal minggu lalu saat acara bridal shower kecilku.

"Gelang ini milik Bibiku sejak hari pernikahannya. Sudah menjadi tradisi bagi setiap wanita di keluargaku untuk memakainya di hari pernikahan mereka dan karena aku tidak akan menikah dalam waktu dekat. Gelang ini menjadi milikmu," katanya sederhana ketika dia memberikannya kepadaku saat aku mencoba gaunku, mengangkat bahu dengan malu.

Aku dan Jennie adalah teman dekat dan seperti saudara perempuan, tetapi setelah Baekhyun kakaknya dan aku mengumumkan pertunangan kami hampir sebulan yang lalu, dia hampir tidak mau meninggalkansisiku, ingin mengalihkan perhatian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku dan Jennie adalah teman dekat dan seperti saudara perempuan, tetapi setelah Baekhyun kakaknya dan aku mengumumkan pertunangan kami hampir sebulan yang lalu, dia hampir tidak mau meninggalkansisiku, ingin mengalihkan perhatian.

DESTINY (Jinsoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang