Sedari hari pertama menjabat sebagai siswi baru di SMA Ganesha, perasaan Alicia sudah tidak enak. Dia tidak tau mengapa, tapi dia merasa selalu ada yang mengawasinya.
"Hufft" menghela napasnya pelan, Alicia takut, cemas, dan perasaan campur aduk lainnya menyatu dalam otaknya sehingga membuatnya untuk terus berhati-hati. Alicia mendongak,menatap wajahnya yang terpantul di cermin toilet sekolah.
Alicia sudah berada disini semenjak bel pulang berbunyi sepuluh menit yang lalu. Niatnya hanya mencuci muka untuk menyegarkan wajahnya saja, namun pada akhirnya dia menyadari bahwa ada kejanggalan-kejanggalan yang terjadi padanya akhir-akhir ini.
Mulai dari lokernya yang setiap hari terdapat surat misterius berwarna merah, sandwich diatas mejanya setiap pagi, dan selalu ada mawar merah didepan apartment nya. Semua ini terjadi ketika dia bersekolah disini.
Alicia takut diuntit, dia hanya murid baru. Tidak tau seluk beluk disini.
"nggak mungkin banget ada yang nguntit aku" kata Alicia berusaha berpikir positif.
Jikalaupun ada yang menyukainya diam-diam, itu tidak mungkin, jelas masih banyak siswi cantik diatasnya.
Namun semakin lama memikirkan hal itu, Alicia jadi berpikir kemana-mana. Seperti , apakah ada seseorang yang membencinya sehingga memilih menguntit untuk membunuhnya? Alicia bergidik ngeri.
Alicia juga hanya punya satu teman perempuan, Yara namanya. Perempuan imut berambut pendek yang pendiam. Hanya Yara satu-satunya teman Alicia selama sebulan bersekolah disini.
Setelah membasuh wajahnya, Alicia mendongak, melihat jam yang melingkari pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 yang artinya Alicia sudah berada disini selama tiga puluh menit. Selanjutnya dia bergegas untuk pulang.
Tepat saat membalikkan badan, Alicia terpaku. Bagaimana ada siswa laki-laki yang berani memasuki toilet perempuan?!! Jika ketahuan Pak Burhan— guru killer di sekolahan ini dia pasti akan di hukum! Meski sudah bukan waktu mengajar, tetapi ini masih dilingkup sekolahan.
Jujur saja, Alicia sedikit takut—dia juga tidak mengenal siapa lelaki itu, tapi Alicia harus bicara. Walau hanya ketidak sengajaan, lelaki tersebut harus ditegur.
"Emm...kak maaf,tapi kakak salah masuk toilet"
"Toilet yang kakak masuki ini khusus untuk perempuan"
Alicia langsung menutup bibirnya rapat-rapat kala si lelaki hanya diam dan memandang ke arahnya saja.Alicia yang semula kadar takutnya hanya 25% meningkat menjadi 99%, tidak ada orang lain selain mereka. Alicia takut dianggap macam-macam jika ada yang mengetahui hanya ada mereka berdua disini.
"Oh, salah ya?"
Alicia menganggukkan kepalanya cepat saat suara bass milik laki-laki itu terdengar dan menggema disana.
Alicia menghela napas lega saat lelaki itu menggapai pintu, berharap lelaki itu segera keluar. Namun napasnya tertahan dan Alicia terkejut bukan main. Bukannya keluar, lelaki yang Alicia tidak kenal sama sekali itu malah mengunci pintu dan membalikkan badan. Sepenuhnya menghadap Alicia, menatapnya dengan senyuman yang menurut Alicia menyeramkan.
"Gue nggak salah tempat" ujar lelaki tersebut dengan senyum miring yang tercetak di bibirnya.
"M-maksudnya a-apa?" Tanya Alicia dengan terbata, dia benar-benar ketakutan.
"Apa yang gue cari ada disini" ucap lelaki itu.
Alicia benar-benar takut dan tidak mengerti. Badan tinggi, seragam acak-acakan, dan mata tajam lelaki itu terus menyorotnya. Alicia tidak nyaman.