BAD DAY - 2

14.5K 544 16
                                    

"Wow! Hai cantik"

Sheila benar-benar ketakutan. Dia tidak menyangka akan bertemu dan bertatapan langsung dengan seseorang yang seharusnya dia hindari.

Tangan dan kakinya bergetar seiring dengan lebarnya senyum menakutkan dari lelaki tersebut.

"Disuruh siapa lo?"

Sheila mengerjap, bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan lelaki tersebut.

"A-apa?" Jujur Sheila tidak mengerti.

Fernando terkekeh, mulai melangkahkan kakinya mendekati Sheila. Melihat itu Sheila semakin takut, perlahan ikut mundur dan menghitung didalam hati untuk bersiap lari.

Namun saat dirinya membalikkan badan, Fernando dengan cepat mencekal lengannya dan menariknya kasar menuju kelas kosong disebelah gudang.

"AA TOLONG!"
"Kak lepasin aku!!"
"Hiks...jangan!!"

Fernando melepas cekalanya kasar hingga Sheila terduduk di bangku yang kumuh. Dia menatap tajam Sheila yang terisak.

Fernando menarik salah satu bangku yang dia letakkan didepann Sheila. Cukup dekat hingga Sheila ketakutan dan lebih memilih menundukkan kepalanya daripada melihat wajah Fernando yang menyeramkan.

Melihat itu, Fernando juga menundukkan kepalanya agar bisa sejajar dengan wajah gadis mungil didepannya ini yang masih terisak.

"Suruhan siapa lo?" Lagi-lagi pertanyaan dari Fernando membuat Sheila tidak mengerti.

"M-maksudnya a-apa?" Sheila benar-benar tidak tau apa yang dimaksud lelaki tersebut.

Mendengar bukan jawaban melainkan pertanyaan yang keluar dari mulut Sheila, Fernando terkekeh. Dia merogoh saku, mengeluarkan sebatang rokok dan korek api.

Sheila menahan napas kala Fernando menghembuskan asap rokok yang keluar dari mulutnya ke wajahnya. Sheila tidak suka bau asap dari rokok.

"Gue tanya sekali lagi, siapa yang nyuruh elo buat mata-matain gue?" tanya Fernando pelan tanpa melepas tatapan tajamnya.

Sheila menggeleng, terlalu takut bahkan lidahnya seolah kaku untuk menjawab walau satu kata pun.

"A-aku nggak disuruh siapa-siapa"

Fernando berdecak dan menghela nafas kasar yang membuat tubuh gadis dihadapannya ini bergetar. Lelaki itu tersenyum miring,seolah tau apa yang ditakutkan oleh Sheila.

Dia mendekat, mengungkung Sheila diantara bangku kumuh yang sedang mereka duduki. Menatapnya seolah Sheila adalah harta paling berharga yang harus dia jaga.

Sheila beringsut mundur,dia bingung,takut kala punggungnya beradu dengan punggung bangku yang artinya tidak ada lagi jalan untuk keluar,apalagi kedua tangan laki-laki itu berada di kedua sisi tubuhnya yang semakin membuatnya tidak bisa melakukan pergerakan apapun, Sheila ingin pingsan saja rasanya.

"Gue nggak bakalan lepasin lo sebelum lo ngomong sama gue" ujar Fernando sambil menikmati raut wajah ketakutan Sheila, suatu hiburan yang sayang untuk ditinggalkan.

Sheila hanya menggeleng,itu yang dapat dilakukan mengingat bahwa wajah mereka berdua yang berjarak tidak lebih dari lima senti,dia tidak nyaman apalagi saat nafas nikotin beradu dengan mint dari mulut Fernando menerpa wajahnya,dia takut,saking takutnya dia tidak menyadari bahwa kini ada yang mengalir dari sudut matanya.

"Sstt don't cry honey" Fernando menyeringai,mengusap aliran sungai yang terbentuk di pipi tembam gadis itu. Sheila yang terkejut tanpa sengaja menepis tangan laki-laki itu yang berada di pipinya.

Melihat penolakan yang dilakukan, membuatnya mnggeram tertahan "berani hm?"

"M-maaf kak" Sheila menggeleng,sungguh dia tidak sengaja, isakannya semakin kuat kala lelaki itu menempelkan hidungnya pada pipi gadis itu,ingin menjauh tapi tertahan kala lelaki itu mencengkeram erat pinggangnya.

"Berani nolak gue hm?" ucap Fernando pelan dengan mengecup pelan dagu Sheila.

"A-aku..eng-engga..tolong l-lepasinn.." Tolong,Sheila sangat ketakutan,air yang mengalir dari matanya semakin deras kala merasakan sakit di pinggangnya ulah Fernando, Sheila juga takut kala tiba-tiba lelaki itu mengecup dagu nya, dia dilecehkan oleh kakak kelasnya yang sayangnya dia tidak bisa memberikan perlawanan sedikitpun.

"K-kak... Aku beneran nggak disuruh siapa-siapa. A-aku lewat sini karena ini jalan paling cepat, b-biar a-aku bisa pulang cepet" - Sheila

"Jujur?" - Fernando

"I-iya, t-tolong lepasin akuu. J-jangan kayak gini kak" ujar Sheila dengan menahan dada Fernando agar tidak semakin mendekat dengannya.

"Lo udah berani lihat gue ngabisin adek kelas tolol itu,dan sekarang lo mau gue lepasin,tanpa ada jaminan apapun? Lo pikir gue bodoh? Lo mau gue bebasin supaya lo bisa ngasih laporan ga jelas kalo gue udah bunuh salah satu siswa Bina Bhakti,temen sekelas lo sendiri?"

Sheila yang mendengar itupun terkejut.
J-jadi...

"Yaa...dia temen lo. XI IPA-1 huh? Berani ngusik gue berarti berani mati. Dan mungkin target selanjutnya itu elo"

Mendengar itu, Sheila menelan ludah kasar. Nggak mungkin

Lelaki itu menatap name tag yang menempel pada seragam Sheila.

"Sheila Paskalina Wijaya, hari ini lo gue lepasin, tapi kalo sampe besok gue liat lo, itu artinya hidup lo nggak bakalan aman." Ujar Fernando dengan mengusap bibir tipis yang sedari tadi menggodanya, meminta untuk dicicipi.

"Mulai besok, kita main petak umpet, sayang" setelahnya Fernando mencecap habis bibir itu, melumatnya kasar tanpa memperdulikan tangan kecil yang memukuli dadanya,yang dipikirkannya saat ini adalah mencecap habis bibir tipis itu hingga puas.

Sayangnya, Fernando tidak akan pernah puas.

BAD DAY
end

done publishedketuk profil untuk membaca cerita lengkap Fernando dan Sheila :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

done published
ketuk profil untuk membaca cerita lengkap Fernando dan Sheila :)

jangan lupa follow
baybay

SHORT STORIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang