PLAKK
"ANJING LO"
"BANGSAT"
"Udah berapa kali gue bilang buat jangan main-main sama gue, Theresa Anastasya?"Aku hanya mampu menangis saat merasakan kuatnya tamparan lelaki itu pada pipi ku hingga tubuhku terjerembab ke bawah. Lantai dingin yang kupijak ini menjadi saksi bagaimana kejamnya lelaki itu memperlakukan ku.
"A-aku m-minta maaf...hiks"
"Sekali lagi gue tau lu kabur. Bodyguard bahkan keluarga lo bakal ngerasain akibatnya. Gue nggak main-main"
Setelah mengatakan itu, lelaki tersebut mengamuk, dia menendangku, mencambuk, menjambak, hingga badanku remuk.
Badanku bergetar kesakitan, peluh dan air mata ku nyatanya tidak membuat lelaki itu iba.
"NYUSAHIN LO ANJING"
Setelahnya aku tidak bisa melihat apapun. Hingga aku mendengar suara asing yang memangil-manggil memintaku untuk mendekat.
"Resa..."
"Theresa are you okay?"
"Ree...""RESA!"
Dan semuanya hilang, tertelan kegelapan.
•••
"RESA!"
"Resa...kamu nggak papa, Nak?"Resa terkesiap, dia menggigil ketakutan saat mimpi yang dialaminya terasa nyata. Dia menatap seluruh isi kamar yang ditempatinya dan ibunya yang menatap Resa dengan khawatir.
"Minum dulu" ucap Ratih - Ibu Resa dengan mengangkat gelas berisi air putih untuk diberikan kepada anaknya seusai bermimpi buruk.
Dan dengan senang hati, Resa menyambut gelas itu dan meneguknya hingga tandas.
"Terimakasih, Ma"
Ratih yang mendengarnya hanya tersenyum sembari mengangguk. Ia mengelus kepala putri semata wayangnya ini dengan sayang.
"Mau cerita mimpi kamu sama Mama?" Tanyanya lembut.
"C-cuma mimpi biasa, Ma. Resa nggak papa" mendengar nada terbata dari anaknya mampu membuat Ratih tersenyum pilu. Hanya Resa yang dia punya di dunia ini, jika ada suatu hal yang terjadi pada Resa, Ratih tidak akan memaafkan dirinya sendiri.
"Nak, Mama ada disini, sama kamu. Kalau memang ada sesuatu, cerita sama Mama"
"Iya, Ma"
Ratih kembali tersenyum, dia melihat jarum jam dinding yang menunjukkan pukul delapan pagi.
"Siap-siap berangkat kuliah ya. Mama bikinin bekal dulu buat kamu"
Resa yang melihat mamanya beranjak dari kamarnya hanya mampu menghela napas pelan. Kejadian dua tahun lalu kembali menghantuinya dalam mimpi. Kejadian yang mengguncang mental dan fisiknya.
It's okay, semua bakal baik-baik aja Resa.
Kalau perlu nanti Resa akan menghubungi dokter Vera untuk bertemu.
Dokter Vera adalah dokter spesialis kejiwaan yang setahun lalu menyembuhkannya dari trauma akibat lelaki di masa lalunya.
•••