LITTLE SISTER

11.1K 295 23
                                    

Estefany Gloretha Heidi, perempuan malang yang tersiksa akan sifat kakaknya yang overprotektif sekaligus posesif, Damian Gil Heidi.

Lelaki dua puluh tujuh tahun itu bahkan tidak segan-segan untuk bermain tangan apabila Stefany tidak menuruti perintahnya.

Stefany yang jenuh memutuskan untuk mengadukan perbuatan Damian kepada orang tua mereka, namun belum sempat terlaksana, Damian selalu datang dengan ancaman mematikan sehingga membuat Stefany takut dan hanya bisa menangis.

Seperti saat ini, Damian menggeret Stefany kasar menuju kamarnya. Entah hal apa yang membuat Damian kesetanan seperti ini.

Stefany tergopoh-gopoh berusaha menyeimbankan langkah lebar dan cekalan Damian pada lengannya yang terlalu kuat.

Dia takut. Takut pada amukan kakaknya nanti, Stefany belum siap menerima makian dan tamparan keras lelaki itu.

Stefany berharap orang tua mereka datang dan menyaksikan sendiri tingkah Damian saat ini. Namun harapannya pupus saat mengingat bahwa orang tua mereka tidak akan datang pada waktu dekat ini karena suatu urusan bisnis di luar negeri.

Orang tua mereka yang selalu sibuk membuat Stefany dilanda takut setiap harinya.

Sesampainya, Damian mendorong Stefany hingga terjatuh di lantai dingin kamarnya. Dia mengunci pintu lalu membuangnya asal. Menatap tajam gadis yang berstatus sebagai adiknya itu dengan tajam.

Stefany hanya diam ketakutan, dia sudah lelah beraktifitas di sekolah ditambah lagi dengan amarah Damian yang dia sendiri tidak tau apa penyebabnya.

"K-kak Mian, kalo kakak marah karena uang di kartu kakak tinggal sedikit, aku minta maaf" ucap Stefany pelan tanpa mau menatap lawan bicaranya.

Lusa kemarin, sebelum Damian terbang ke Belanda untuk suatu urusan bisnis, dia  menitipkan black card nya pada Stefany, meminta gadis itu untuk berbelanja sepuas hatinya—hanya ini sifat kakaknya yang disukai Stefany, tidak pelit, dengan syarat harus tau waktu ketika berbelanja.

Dan hari ini Damian datang menjemputnya dengan tatapan membunuh, Stefany benar-benar ketakutan.

"Black card ya?" Damian berjongkok, menatap tepat di netra sang adik yang tidak mau menatapnya. Sayangnya bukan itu yang membuat amarah Damian membuncah saat ini. Stefany bahkan tidak menghabiskan lebih dari satu juta, dikuras habis pun tak apa, asal yang menguras uangnya adalah gadis polos berwajah cantik yang sedang menangis didepannya ini.

"Sayangnya bukan itu yang menjadi penyebab kakak mu ini marah, Stef" ujarnya dengan mencengkram rahang Stefany, memaksa mata indah itu untuk menatap netra kelamnya.

Stefany kebingungan, ditambah lagi cengkraman pada rahangnya yang membuatnya meringis tertahan
"K-kak maaf, aku ngga tau kesalahan apa yang buat kak Mian marah kayak gini, aku minta maaf"

Damian sebenarnya muak dengan kata maaf, tapi karena yang mengatakan itu adalah Stefany tidak masalah. Damian suka raut wajah ketakutan, air mata yang mengaliri pipi putih adiknya, dan kalimat permohonan maaf itu berkali-kali keluar dari bibir ranumnya.

Damian suka semua yang ada pada Stefany.

"Aldo? Bisa jelasin dia siapa?"
Stefany menegang, satu nama yang disebutkan Damian membuatnya diam. Harusnya Stefany tau kalau Damian selalu mengawasinya 24 jam. Hal yang disembunyikan Stefany selalu diketahui Damian dengan mudah. Stefany bahkan tidak punya privasi sama sekali ketika berhadapan dengan Damian.

SHORT STORIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang