untuk part ini,
aku mau minta 250 vote dari kalian sebelum update part selanjutnya xixixi bisa gaaaa?•••
"Man! Bisa kali nanti kamu nginep ke rumahku"
"Eh, emang lagi nggak ada orang dirumah?"
"Mama Papa ada urusan bisnis ke New York"
"Kan masih ada kakak mu, Vlo"
"Nggak ah, Kak Valen sibuk di kantor"
"Nanti aku pikir-pikir dulu deh"
"Eh ya jangan dong, langsung jawab ajaa. Kamu nggak kasihan apa Man sama aku? dirumah sendirian"
"Nggak usah lebay deh, ada ART juga"
"ART jam kerjanya cuma sampe sore doang, Man. Aku nanti bakalan sendirian, takut diculikkk huhuhuuu, siapa yang nolongin nanti?"
Manda mengurut dahinya pelan, agak pusing dengan rengekan Vlora—sahabatnya yang selalu meminta dirinya untuk menginap dirumah gadis itu dengan alasan orang tuanya pergi bisnis ke luar kota bahkan negeri, yaa memang sih.
Manda tentu bisa saja mengabulkan permintaan Vlora, lagian ini bukan kali pertama gadis itu memaksanya untuk menginap. Namun hal yang ditakutkan Manda adalah kakak dari gadis itu, Valentino.
Sebenarnya, sedari hari pertama berkunjung ke rumah sahabatnya, Manda sudah merasakan keanehan dari lelaki dua puluh tiga tahun tersebut. Valentino tidak bisa tersenyum, orangnya kaku, dan tatapan tajamnya tampak menakutkan di mata Manda.
"Ayolah, Mannnnn" Vlora menangkupkan kedua telapak tangannya dihadapan Manda, dengan puppy eyes yang menjadi andalannya.
Antara takut dan tidak tega, akhirnya Manda mengiyakan saja, besok juga hari libur. Lagipula dirinya juga selalu kesepian, kedua orang tuanya sudah meninggal satu tahun yang lalu akibat kecelakaan beruntun, kejadian itu mengharuskan Manda hidup mandiri. Tidak apa, Manda sudah ikhlas, dia tidak mau terpuruk dalam kesedihan, karena masih banyak mimpi yang harus dia gapai.
Dan perihal Valentino, Vlora bilang lelaki itu akan disibukan oleh pekerjaan kantor kan? Jadi Manda tidak perlu khawatir, akan kecil kemungkinan keduanya untuk bertemu.
•••"Masuk aja. Aku ambilin minum dulu ya? Mau es jeruk ngga?"
Saat ini, Manda sudah berada di rumah Vlora, dan seperti biasa, selalu ada decakan kagum saat Manda memasuki rumah yang sudah mirip istana ini.
Tidak heran lagi, Vlora ini memang lahir dari keluarga terpandang, anak konglomerat.
"Apa aja deh, Vlo. Yang seger xixixi"
Jujur saja, Manda sangat sungkan menginjakkan kaki di lantai yang bersih dan mengkilap ini, takut-takut ada kotoran yang menempel di sepatu miliknya hingga membuat lantai itu kotor.
"Air di kamar mandi ku juga seger tau, Man" ujar Vlora dengan kekehan.
"Jahat banget"
Vlora akhirnya menarik lengan Manda menuju ruang makan.
"Makan dulu aja deh ya"