Matahari baru saja terbenam. Langit di luar masih menyisakan sedikit semu jingga di ujung cakrawala. Suasana di sekitar villa sangat hening dan tenang. Sesekali terdengar suara jangkrik bersautan. Ibu Dala tengah mempersiapkan beberapa bahan makanan yang akan mereka gunakan untuk pesta barbecue malam ini. Dala baru saja selesai mandi dan berganti pakaian lalu bergabung dengan ibunya.
"Mam..." ujar Dala ragu-ragu sembari meraih sebuah paprika dari atas meja dapur.
"Kenapa sayang?" tanya Ibu Dala sembari masih sibuk menyiapkan bahan makanan.
"Mami atau Papi yang bikin ide liburan bareng Gerry sama papanya?"
Seketika Ibu Dala menghentikan apa yang tengah ia lakukan, "ide mami awalnya, tapi malah papi kamu yang paling excited."
"Kenapa? Kamu kurang suka ya?" imbuh ibu Dala.
"Bukan gitu, mam. Dala cuma ngerasa canggung. Kan kata papi, Dala sama Gerry udah temenan deket sejak kecil, tapi Dala ga inget sama sekali. Jadi rasanya aneh aja kalo Dala tiba-tiba harus bersikap akrab sama orang yang sebenernya Dala ga kenal."
Dala merasa sedikit lega setelah menyampaikan isi hatinya itu kepada ibunya. Sebenarnya Dala tak begitu nyaman dengan interaksi antara dirinya dan Gerry, terlebih kini ada obrolan soal perjodohan mereka. Ia merasa seperti menjadi satu-satunya orang yang tak tahu apa-apa. Kedua orang tuanya, Gerry dan ayah Gerry, semuanya bersikap seolah Dala dan Gerry berhubungan dekat. Tapi Dala tak memiliki memori apapun soal Gerry, jadi ia merasa sangat asing dan aneh ketika harus bersikap dekat dan ramah pada Gerry.
"It's okay, sayang. Kamu cuma lupa aja kok karna kalian udah lama banget gak ketemu kan. Nanti seiring berjalan waktu juga kalian bisa akrab lagi kayak waktu kalian kecil dulu."
Dala hanya bisa mengangguk setelah mendengar perkataan ibunya. Ia tak mau terlalu memikirkannya lagi.
Setelah bahan makanan selesai disiapkan, kini pesta barbecue pun dimulai. Ayah Gerry dan ayah Dala bertugas memanggang daging, sedangkan ibu Dala bertugas menyiapkan meja dan minuman. Dala dan Gerry ingin ikut membantu tapi semua sudah ditangani oleh para orang tua, jadi mereka diminta untuk duduk sembari mengobrol santai saja.
"Kamu pasti kaget ya liat aku sama ayah disini?" ujar Gerry tiba-tiba dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan.
Dala bingung harus menjawab bagaimana. Ia tak ingin jawabannya menyinggung Gerry.
"Gak apa-apa, aku paham kok. Aku sendiri juga kaget waktu mami kamu tiba-tiba ngajak aku sama ayah liburan kesini. Aku udah bisa nebak kalo kayaknya kamu gak tahu soal ini," imbuh Gerry sembari tersenyum kecil.
"Awalnya aku kaget sih, kak. Tapi kayaknya lebih rame lebih seru juga kan," timpal Dala yang akhirnya membuka suara.
"Maaf ya. Aku belum sempat kasih tau orang tua kita soal apa yang kita obrolin tempo hari,"
"Gak apa-apa kok, kak. Nanti biar aku sendiri yang kasih tau mami sama papi soal itu. Lagian, perjodohan ini terlalu tiba-tiba sedangkan kita aja baru ketemu," ujar Dala.
Mereka terus melanjutkan obrolan sampai akhirnya ibu Dala memanggil mereka untuk datang ke meja piknik karena makanannya telah siap untuk disantap. Mereka semua makan dengan lahap sembari sesekali menertawakan humor ayah Gerry.
Setelah makan malam usai, mereka kembali ke dalam villa untuk melanjutkan kegiatan mereka masing-masing. Ayah Gerry beserta kedua orang tua Dala tengah asik bercengkrama di teras samping sembari menikmati secangkir minuman hangat. Gerry sedang berada di kamar setelah sebelumnya mendapat panggilan dari kantor. Sedangkan Dala, ia tengah berdiri sendirian bersandar pada pinggiran balkon sembari menyesap secangkir teh mawar hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose: A First Love Story
RomanceRasa deg-degan tak biasa yang pertama kali dirasakan saat berbicara, rasa menggelitik di perut yang tak bisa dijelaskan, dan senyum-senyum kecil yang terkembang saat diam-diam mencuri pandang dari kejauhan, perasaan cinta pertama yang begitu polos...