CHAPTER 8 KEBETULAN

2 1 0
                                    

Reiki terbangun dari tidurnya. Matahari sudah setinggi kepala saat ia terbangun. Ia memperhatikan sekelilingnya untuk memastikan lokasi tempatnya berada. Syukurlah ia sedang berapa di kamarnya, bukan di kamar hotel. Tetapi, ia baru menyadari kalau ada orang lain di ranjang itu. Ia menengok ke arah kiri dan menemukan Bertha terbaring di sana tanpa busana dan hanya berbalut selimut miliknya. Ia mengerang sembari mengacak-acak rambutnya. Ia segera bangkit lalu mengenakan pakaian dan masuk ke dalam kamar mandi.

Guyuran air dingin membasuh tubuh Reiki. Ia hanya berdiri mematung di bawah shower, berusaha mengingat kembali apa yang terjadi semalam. Ia mengingat dirinya tengah berada di klub malam bersama Bertha, lalu ia menenggak beberapa botol minuman. Selebihnya, ia hanya bisa mengingat sepotong ingatan dimana dirinya berjalan menuju unit apartemennya dengan diikuti oleh Bertha di belakangnya. Tapi, meski ia tak ingat apa yang terjadi setelahnya, ia tahu betul apa yang mungkin telah terjadi.

Setelah selesai mandi, Reiki segera bersiap dan berganti baju lalu segera keluar menuju kafenya tanpa peduli akan keberadaan Bertha di ranjangnya. Ia juga tak berpamitan atau sekedar membangunkan Bertha. Ia hanya pergi begitu saja. Di sepanjang perjalanan, ia terus teringat pada Dala. Ia ingin bertemu gadis itu lagi. Dan kini, ia mengesampingkan pemikirannya kemarin yang merasa kalau Dala tak tepat untuknya. Ia meraih ponselnya lalu mengirim pesan singkat pada Dala saat lampu lalu lintas menyala merah.

Kamu dimana?

Hanya 2 kata, tapi itu saja sudah membuatnya merasa lega. Ia tak sabar menunggu balasan Dala dari pesan itu.

_*_

Dala baru saja selesai merapikan koper dan barang bawaan lain yang tadi sudah diturunkan dari mobil oleh Pak Bahdim, penjaga rumahnya. Ia baru saja tiba di rumah setelah liburannya dari villa. Ia baru saja duduk di salah satu kursi di dapur, hendak meraih sebuah gelas untuk minum saat ia mendengar suara Pak Bahdim menyapa seseorang di halaman rumah. Ia segera keluar untuk mencari tahu siapa orang itu. Dan ternyata, di sana ada Risty yang tengah membawa beberapa kotak berisi makanan.

"Gue kira siapa, ternyata elo," ujar Dala sembari membantu Risty membawa kotak berisi makanan.

"Gimana? Surprise gak?" goda Risty seraya berjalan menuju dapur.

"Surprise banget, sama kotak yang lo bawa. Ini apaan?" tanya Dala menyelidik.

"Bukan buat lo, ya. Ini buat mami sama papi,"

Mereka serempak meletakkan kotak-kotak itu di atas meja dapur lalu membukanya satu per satu. Di dalamnya ada beberapa macam makanan rumahan seperti rendang, kare ayam, kering kentang dan beberapa makanan lain. Segera Dala memanggil kedua orang tuanya agar menuju dapur.

"Ih apa aja ini yang kamu bawa, Ris? Banyak banget," ujar ibu Dala sesampainya di dapur dan melihat semua makanan yang ada di atas meja.

"Bunda habis praktik dari kursus masak terus suruh Risty bawa kesini buat Mami sama Papi," ujar Risty.

"Ya ampun, repot-repot banget sih bunda kamu. Tapi mami jadi enak nih, gak perlu masak hari ini," gurau ibu Dala.

"Tapi kata bunda, maaf kalo rasanya masih kurang enak,"

Ayah Dala yang sedari tadi tak bersuara, ternyata tengah asik mencicipi kering kentang diam-diam.

"Gak mungkin gak enak. Tuh liat papi udah duluan makan tanpa bilang-bilang," ujar ibu Dala sembari menunjuk ke arah suaminya.

Seketika mereka tertawa bersamaan karena melihat perilaku ayah Dala yang memang sangat menyukai kering kentang.

"Makasih loh, Ris. Sampein ke bunda ya kalo mami sama papi terima kasih,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rose: A First Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang