Hari ini keadaan kantor tak seburuk beberapa hari yang lalu ketika berita menghebohkan mengenai perusahaan tempat Dala bekerja terlibat dalam kasus pencucian uang dirilis. Dala bisa sedikit bersantai sekarang. Memang masih ada beberapa wartawan yang menunggu di lobby kantor, tapi untung saja tak sebanyak beberapa hari yang lalu.
Dala tengah memeriksa beberapa dokumen kerja saat ponselnya bergetar dan menampilkan sebuah pemberitahuan pesan. Ia meraih ponselnya lalu membuka pesan itu. Ternyata sebuah pesan dari Phantom, teman bicaranya dari aplikasi yang disarankan Risty.
Dala melirik jam yang ditampilkan layar ponselnya. Pukul 01.05, saatnya istirahat makan siang. Tapi, Dala memilih untuk menunda makan siangnya. Ia harus menyelesaikan beberapa berkas kerja.
"Makin cepat selesai, makin bagus," pikir Dala menyemangati dirinya sendiri.
Setelah semua berkas kerjanya selesai, Dala memberikan berkas itu pada salah satu staf untuk dikirimkan. Ia turun ke lobby lalu keluar dari kantor untuk makan siang di salah satu cafe terdekat disana.
Dala memesan segelas besar sweet orange juice dan sepiring chicken schnitzel. Ia segera menyantap makan siangnya tepat setelah di hidangkan. Waktu makan siangnya akan segera habis, jadi ia tak sempat berlama-lama mengagumi citarasa chicken schnitzel yang ada di hadapannya. Tak sampai 15 menit, ia sudah selesai menyantap makan siangnya tanpa sisa.
Dala tiba di ruangannya tepat ketika jam istirahat makan siang berakhir. Siang itu ia disibukkan dengan beberapa agenda rapat bersama tim promosi dan tim perencanaan produk. Tidak ada hal yang mengesankan terjadi sepanjang hari itu hingga Dala pulang ke rumah.
__*__
Dala berbaring dengan malas di atas tempat tidurnya dengan dikelilingi boneka-boneka menggemaskan berwarna merah muda. Ia sedang asik memainkan ponselnya tanpa mengganti baju kerjanya. Padahal sebelumnya, ia tak akan menyentuh ponselnya kecuali ia harus menghubungi Risty atau rekan kerjanya di kantor.
Ia tersenyum-senyum sendiri sembari memandangi ponselnya. Phantom. Ya, Dala sedang berkirim pesan dengan Phantom, seseorang yang beberapa hari ini mampu menyita perhatian Dala.
Panggilan ibunya di depan pintu kamar mengagetkan Dala yang sudah terlalu asik dengan ponselnya. Ia bergegas turun dari tempat tidurnya lalu membuka pintu. Ibunya berdiri disana dengan pakaian santai namun rapi, lengkap dengan riasan.
"Loh, Mami mau kemana?" tanya Dala.
"Gak kemana-mana, sayang. Itu loh ada tamu, bantuin Mami siapin minum sama kue ya di dapur."
"Okay, Mam. Dala ganti baju dulu terus turun."
"Iya, Mami tunggu di bawah ya."
Dala membuka lemari pakaiannya lalu dengan asal memilih sebuah flare skirt berwarna merah dan sebuah oversized sweater berwarna abu-abu. Dengan cepat ia menyisir rambutnya lalu bergegas turun ke dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose: A First Love Story
RomanceRasa deg-degan tak biasa yang pertama kali dirasakan saat berbicara, rasa menggelitik di perut yang tak bisa dijelaskan, dan senyum-senyum kecil yang terkembang saat diam-diam mencuri pandang dari kejauhan, perasaan cinta pertama yang begitu polos...