Chapter Eight

15 7 18
                                    

.

.

.

.

.

¤¤¤

Mereka melanjutkan perjalanan menuju lantai dua, kelas 10.

Tujuan terakhir mereka untuk beristirahat dan mengumpulkan stamina.

Hari ini sangat melelahkan, kekacauan tak terduga tiba-tiba saja terjadi.

Langit semakin gelap, mereka berjalan dengan penuh kewaspadaan dan tidak boleh ada yang tertinggal satupun.

"Masih jauh ga? Ini gelap banget." Bisik Arvin.

"Kayaknya dikit lagi sampe tangga deh." Balas Yohan.

"Kenapa gak pake lift aja?" Tanya Arvin.

"Sejak kapan sekolah kita punya lift?" Balas Jeremy.

BRUK!

"E-eh..."

"Woi! kok berhenti? kan jadi nabrak!" Protes Arvin.

"Kayaknya diatas lampu nya nyala." Gumam Nathan.

"Masa sih? Lantai satu aja daritadi gelap begini." Tanya Yohan.

"Tuh, terang," ucap Nathan sambil menunjuk lantai 2 dengan sudut matanya.

"Wah, iya, mungkin diatas gak ada zombie, bisa jadi kerusakan juga gak fatal kayak disini." Ujar Arvin.

"Pasti tetep ada zombie, kali aja pada terkurung di kelas." Sahut Hikaru.

"Wah, lo jangan doain kek gitu dong!" Protes Jeremy.

"Gak doain, tapi bisa aja kan?" Ucap Hikaru.

"Yaudah, ayok naik. Langsung ke kelas terdekat aja." Ajak Reygan.

"Oke. Hati-hati, jangan ada yang tertinggal." Tambah Argi.

"Sip!"

Tap

Tap

Tap

Mereka melangkah pelan menaiki tangga.

Terlihat lampu menyala dengan terang, tidak ada kerusakan yang parah, hanya saja terdapat bercak darah di seluruh lantai.

Dan juga bercak darah membentuk telapak tangan di setiap tembok maupun jendela dan pintu kelas.

Aneh, suasana nya sunyi. Seperti tidak ada yang salah, tapi disana banyak sekali jejak zombie-zombie itu.

"Disini sepi banget tapi banyak bercak darah dimana-mana.." gumam Hikari.

"Tapi aneh gak sih? Ini kan hari minggu, masa iya zombie disini sebanyak itu ya?" Tanya Jira.

"Iya juga, harus nya gak sebanyak ini." Tambah Yohan.

"Mungkin para guru? Sekolah ini kan punya banyak kelas otomatis guru nya banyak, belum lagi kepsek dan wakilnya." Ucap Devan.

"Satpam juga." Tambah Arvin.

"Yaudahlah, gak penting siapa dulu nya zombie-zombie itu." Ucap Sean.

Drrp... Drrp...

Lampu disana mulai meredup.

"Eh? Lampu nya kok mati?" Gumam Jira.

"Belum beli token nih kayak nya, ya gak Rey?" Tanya Arvin sambil menyenggol lengan Reygan dengan siku nya.

FAILED | A ZOMBIE STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang