CHAPTER 4

295 21 0
                                    

Dari lorong rumah sakit laki - laki berusia lima puluh tahun berjalan gagah diikuti beberapa bodyguard memasuki ruangan VVIP dimana tempat anak perempuan kesayangannya dirawat.

Dari lorong rumah sakit laki - laki berusia lima puluh tahun berjalan gagah diikuti beberapa bodyguard memasuki ruangan VVIP dimana tempat anak perempuan kesayangannya dirawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ia masuk, keempat anak laki - lakinya langsung berdiri serentak. Sedangkan sang anak perempuan yang kondisinya sudah membaik tersenyum manja menyambut papa kesayangannya.

"Papaaaaa," Cia begitu gembira karena Papa Jo langsung datang menjenguknya saat mengetahui bahwa dirinya dilarikan kerumah sakit.

Papa Jo langsung memeluk anak perempuan kesayangannya itu.

"Kamu udah baikan sayang?"

"Udah kok, udah gak papa, bentar lagi juga udah boleh pulang sama Dokter Aryo."

"Lain kali lebih hati - hati lagi ya, jangan sampai hal kayak gini terulang lagi ya, sayang."

"Maafin Cia ya, Pa? Cia yang tledor, janji deh lain kali bakal lebih hati - hati lagi."

Papa Jo mengangguk, kemudian mengecup kening putri kesayangannya itu kemudian memeluknya lagi.

Cia dengan senang hati bermanja - manja dengan papa Jo. Karena memang jarang sekali mereka dapat bertemu seperti ini, papa Jo sangat sibuk mengurusi perusahaan.

"Kamu istirahat lagi ya, papa mau ngomong dulu sama abang - abangmu."

"Jangan marahin abang ya, pa. Abang sama sekali gak salah." Cia berkata lirih dalam pelukan papa Jo.

Papa jo mengangguk, kemudian melepas pelukannya.

Keempat abang Cia masih setia berdiri mematung, mereka siap diadili oleh papa Jo atas ketledoran mereka yang mengakibatkan adik kesayangan mereka harus masuk rumah sakit.

"Abang, kita bicara diluar."

Papa jo berjalan keluar kamar inap Cia kemudian diikuti langsung oleh Daniel, Jun, Arthur, Travis.

"Abang?"

"Iya, Pa, maaf, kita salah."

"Papa udah bilang kan? Adeknya dijagain. Musuh papa banyak, mereka ada dimana - mana. Kenapa kalian bisa kecolongan kayak gini?"

"Maaf, pa." Mereka bereempat masih menunuduk, merasa bersalah.

"Papa gak mau hal kayak gini terulang lagi. Adek dijaga lagi lebih ketat, jangan sampek kecolongan lagi. Ngerti?!"

Keempatnya mengangguk.

"Abang, liat papa,"

Daniel, Jun, Arthur, Travis patuh mengangkat kepala mereka yang sedari tadi tertunduk. Disana mereka langsung melihat papa Jo sudah tersenyum sambil merentangkan tangannya, tentu saja keempat anak laki - laki itu langsung berhambur memeluk sang ayah yang juga sudah lama tak mereka temui itu.

"Papa maafin keteledoran kalian ini, tapi jangan diulang lagi ya?"

Keempatnya mengannguk, dalam hati mereka berjanji hal seperti ini tidak akan mereka biarkan terjadi lagi.

RODRIGUEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang