CHAPTER 14

417 26 4
                                    

Gracia mengekori Arthur untuk bertemu dengan Ennika di kantin kampus.

"Abang Arth, Cia takut."

"Takut kenapa?"

"Takut kalau kak Ennik masih marah,"

"Enggak, kak Ennik udah nggak marah. Tadi malem udah abang sogok."

"Ih,"

"Ih, kenapa?"

"Abang Arth sehat?"

"Sehat. Kenapa, dek?" Arthur menatap bingung kearah Cia.

"Aku nggak nyangka abang Arth yang pendiem bisa bertingkah kayak gini."

"Bertingkah gimana maksud kamu?"

"Punya pacar, terus pakek segala nyogok - nyogok pacarnya supaya nggak marah lagi. Belajar dari mana coba kayak gitu?"

"Ya, dari ayah lah. Emang belajar dari siapa lagi (?)"

"Dulu abang pernah lihat ayah sering nyogok bunda pakek bunga waktu bunda marah. Terus abang Arth coba-- dan ternyata berhasil."

"Abang?"

"Apa, adek?"

"Jangan sering - sering bergaul sama ayah."

"Kenapa?"

"Nanti abang Arth makin jago pacar - pacarannya, Cia nggak suka!"

"Adek, inget, kan, apa kata abang semalem? Kamu nggak perlu khawatir, okay?"

"Tapi tetep aja Cia takut,"

"Udah jangan bahas itu terus. Ayo, kak Ennik udah nunggu."

Arthur bersama Gracia mendekati sebuah meja tempat Ennika duduk.

Ennika langsung berdiri menyambut rangkulan dari salah satu tangan Arthur yang kemudian Ennika mendapat satu kecupan singkat di keningnya.

Mata Cia terbelakak-- ia jelas cemburu. Abang kesayangannya itu mencium kening seorang wanita selain dirinya. Hati Cia sedikit nyeri melihat itu didepan mata kepalanya sendiri.

"Ai, kenalin ini adek aku-- Gracia."

"Yang kemarin nggak sengaja ketemu?"

"Iya."

Gracia mendekat pada Ennika kemudian menjulurkan tangannya untuk bersalaman. "Gracia kak, panggil aja Cia."

"Hai, Cia." Ucap Ennika singkat sambil membalas juluran tangan dari Cia.

"Kak Ennik?"

"Iya, kenapa Cia?"

"Cia minta maaf, ya, udah bikin kakak marahan sama abang kemarin."

"Nggak papa kok, udah lupain aja yang kemarin."

Pandangan Ennika kini kembali terarah pada kekasihnya-- Arthur dan Cia kini kembali di abaikan.

"Arth, duduk samping aku. Kamu belum makan, kan? Mau makan apa biar aku pesenin?"

Arthur tersenyum sambil duduk tepat di samping Ennika. "Biar aku sendiri aja, Ai, yang pesen."

"Cia duduk, kamu mau makan apa? Biar abang pesenin sekalian."

"Enggak, ah, abang. Cia nggak laper."

"Minum aja mau?"

"Arth, aku mau donk Milkshake Oreo." Ennika menyerobot ditengah perbincangan Arthur dan Cia.

"Sama apa? Nggak mau makan?" Arthur mengalihkan perhatiannya kembali ke Ennika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RODRIGUEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang