CHAPTER 9

229 19 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jun & mom

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jun & mom

°°°

Tok... tok...

Cia membuka pintu kamar Jun yang tak dikunci, "abang, Cia boleh masuk?"

Jun hanya mengangguk, ia sedang duduk pada karept samping tempat tidurnya. Kepalanya tertunduk dalam.

Cia duduk disamping Jun,

"Abang... Cia tau, abang masih merasa hancur atas kepergian mama."

"Cia tau, antara kita semua memang abang yang paling deket sama mama."

"Dulu abang sering masak sama mama, abang sering belanja sama mama, dan masih banyak lagi hal yang abang lakuin bareng mama. Bahkan, diantara kita semua, abang Jun memang yang lebih banyak ngehabisin waktu sama mama."

"Cia ngerti abang masih sedih, masih hancur. Gak papa, pelan - pelan sembuhinnya."

"Abang Jun harus pelan - pelan ikhlasin mama. Mama udah bahagia disana, abang. Kalau abang terus kayak gini, mama nggak akan tenang."

"Tapi disini sakit banget, adek," Jun memukul keras sisi dadanya yang terasa sesak.

Cia langsung mengenggam tangan Jun, menghentikan pergerakan tangan abangnya itu menyakiti dirinya sendiri. "Jangan dipukul, nanti tambah sakit dadanya,"

"Abang jangan diem aja, abang boleh nangis. Abang Jun boleh nangis sekenceng - kencengnya nggak akan ada yang nglarang."

"Cia lihat sejak kepergian mama, abang sama sekali gak pernah sekalipun nangis."

"Apa abang jahat?"

"Enggak, enggak sama sekali!" Cia segera menyanggah pertanyaan Jun itu.

RODRIGUEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang